Khalisa harus menelan pil pahit kala calon suaminya malah menikahi sahabatnya sendiri disaat pernikahan mereka hanya 1 minggu lagi. Sakit hati tentu saja Ia rasakan tapi karena tidak mau terlalu berlarut dalam kesedihan Ia akhirnya menerima tawaran Paman nya yang seorang Direktur sebuah rumah sakit untuk menjadi relawan di daerah terpencil.
Bertahun-tahun Ia menjadi relawan dan setelah semuanya selesai Ia memutuskan untuk pulang dan melepas rindu dengan keluarga nya. Namun, bukannya melepas rindu setelah pulang Ia malah harus menghadapi Arkana Xander Walton akibat perjodohan gila yang diatur keluarga nya.
" Tanda tangani kontrak itu! "
" Lebih baik batalkan saja pernikahan ini jika harus terikat kontrak. Aku tidak berminat untuk bermain dengan sesuatu yang sakral. "
Bagaimana kisah ke-dua nya yang harus bersatu disaat hati keduanya berbeda. Sanggup kah Khalisa hidup bersama Pria kejam nan gila seperti Arkan atau Ia akan menyerah.
Mari simak cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahrotul Wulandary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OCD yang semakin parah
Tubuh Naomi dilempar paksa oleh dua orang Pelayan Perempuan. Perempuan itu menunduk gemetar saat kedua Pelayan itu menatap rendah kepadanya. Naomi tidak berani melawan karena tau Ia akan kalah.
Dua Pelayan yang bernama Ana dan Lusi itu tersenyum remeh melihat Pelayan baru yang begitu berani masuk ke area dapur bahkan berani mencicipi makanan Favorit Tuan mereka.
Memang cari mati.
Keduanya suda sangat kesal dan muak sast melihat Pelayan baru itu dengan lancang memeluk lengan Tuan mereka dihadapan sang Nyonya Muda. Mereka tentu tidak akan tinggal diam melihat bibit pelakor masuk kedalam Mansion Xavier karena Nyonya baru mereka sangat lah baik dan pengertian.
" Berani sekali Pelayan rendahan seperti Mu mencicipi makanan Tuan Muda. Tidak tau diri! " Hina Lusi membuat Naomi semakin menunduk dalam.
" Kau tau Lusi, Pelayan baru ini juga sudah lancang memeluk Tuan dihadapan Nyonya. Dia pikir siapa dirinya. " Tambah Ana yang juga tidak menyukai Naomi.
" Hei dengar! Tuan sangat tidak suka disentuh oleh sesuatu yang menjijikkan. Jadi bekerja lah sebagaimana mestinya. Buang niat Mu yang ingin mendekati Tuan Muda. " Ucap Lusi membuat Naomi merasa sakit hati. Apakah dirinya memang menjijikkan.
Dengan mata yang sudah berair Naomi mengangkat wajahnya dan berniat untuk membalas perkataan mereka yang menuduhnya. Ia tidak pernah mau menggoda karena Tuan Arkan memang sudah seharusnya memperlakukan nya dengan baik karena Ia yang telah menyelamatkan nya.
" Aku tidak punya niat seperti yang kalian katakan! " Bentaknya.
" Lalu memeluk Tuan Muda dengan lancang itu apa namanya! Ingin menggoda Pria yang sudah beristri? Kau beruntung karena Nyonya Muda tidak membuat perhitungan dengan Mu Pelayan rendahan. " Balas Lusi tak kalah tinggi.
" Aku tidak punya urusan dengan Perempuan itu. Tuan Arkan sudah seharusnya memperlakukan Ku dengan baik. Tuan Arkan yang mengatakan akan membawa Ku kesini dan memberikan tempat tinggal. Aku sudah seharusnya dekat dengan Tuan Arkan karena Aku adalah penyelamat nya. " Naomi tidak mau kalah meskipun rasa takut melanda juga air mata yang terus mengalir. Ia tidak mau dituduh menggoda Pria yang sudah beristri.
Ia bukan penggoda!
Plak
Wajah nya seketika berpaling dengan rasa panas yang menjalar di atas permukaan kulit saat tamparan keras mendarat di wajahnya. Pelakunya adalah Lusi yang tidak terima Nyonya Muda mereka disebut dengan tidak sopan oleh bibit pelakor berkedok pelayan ini. Lusi bersumpah akan membuat hidup Naomi menderita selama di sini jika kedapatan menjelekkan Nyonya mereka juga berniat menggoda Tuan Mereka.
" Lancang sekali pelayan rendahan seperti Mu menyebut Nyonya Muda dengan tidak sopan!" Bentak Lusi marah.
Ana dengan cepat menenangkan temannya takut jika ada yang melihat mereka yang melakukan penindasan.
" Jangan main tangan Lusi. Ingat peraturan dirumah ini! " Ana mengingat kan Lusi akan peraturan yang mana tidak boleh melakukan kekerasan kepada sesama Pelayan maupun yang sederajat.
" Tapi dia keterlaluan Ana! "
" Udah! Kita pergi aja sebelum ada yang melihat. " Ana menarik pergi Lusi yang masih emosi dengan susah payah karena Lusi masih ingin menerkam Pelayan baru itu dengan sejuta kalimat pedasnya.
Sepeninggal keduanya. Tubuh Naomi luruh ke lantai dan Ia pun menangis dengan begitu menyedihkan. Ia pikir tinggal di rumah ini akan membuat nya jauh dari kekerasan namun ternyata tidak, kekerasan itu tetap ada. Ia harus bertemu dengan Tuan Arkan dan meminta haknya dengan jelas. Ia tidak mau ditindas lagi.
Dengan berbekal sedikit keberanian dalam hatinya, esok paginya sebelum sarapan dimulai Naomi bergegas ke lantai tiga tempat dimana Ia bisa menemukan Tuan Arkan. Sepertinya Naomi melupakan peringatan Kepala Pelayan yang tidak mengizinkan siapapun naik ke lantai tiga.
🥜🥜
Fajar sudah sedikit menyingsing diufuk timur. Langitnya masih sedikit gelap karena fajar yang belum sempurna menunjukkan cahayanya.
Pagi ini Khalisa berniat untuk membuat sarapan sendiri karena merasa sudah lama Ia tidak memasak. Tapi ada yang aneh saat Ia membuka pintu. Disamping kamarnya tepatnya di depan pintu kamar Suaminya berdiri seorang Perempuan dengan seragam Perempuan.
Mengapa ada Pelayan Perempuan di lantai ini? Selama tinggal di sini, Khalisa hanya melihat dua Pelayan laki-laki yang membersihkan lantai tempat dimana kamarnya dan sang Suami. Mendengar dari Ayla yang pernah mengatakan jika hanya Pelayan Laki-laki yang diizinkan naik ke lantai ini membuat Khalisa bertanya akan kehadiran Pelayan Perempuan itu.
Khalisa memang tidak satu kamar dengan Arkan karena Arkan yang tidak mau sekamar dengannya entah karena apa. Khalisa juga sempat menangis kembali semalam namun setelah Ia pikir lebih jauh lagi bukankah pisah kamar sangatlah menguntungkan nya karena Ia bisa melihat bagaimana ketulusan seorang Arkan yang masih Ia ragukan.
Kembali ke saat ini. Pelayan itu belum menyadari kehadiran Khalisa yang berdiri di depan pintu kamarnya karena jarak antar kamar tersebut sedikit lumayan jauh. Mungkin sekitar 15 kaki.
Lama Khalisa menunggu namun Pelayan itu masih berdiri di sana sampai pintu kamar Suaminya terbuka. Khalisa dapat melihat binar bahagia di mata Perempuan itu saat melihat Suaminya. Meskipun Arkan sudah menjelaskannya semalam tapi Khalisa tidak sepenuhnya percaya. Ia harus membuktikan nya sendiri agar hati nya bisa puas.
" Tuan! " Suaranya sangat ceria seperti memancarkan jutaan kebahagiaan.
Tapi sedetik kemudian mata Khalisa membulat dengan wajah terkejut saat Pelayan itu memeluk tubuh Suami nya. Berani sekali Perempuan itu menyentuh sesuatu yang menjadi milik nya. Khalisa tidak terima karena Ia tidak suka jika sesuatu miliknya disentuh oleh Perempuan lain terutama Suaminya. Sudah cukup kemarin Ia membiarkan Perempuan itu memeluk Suaminya tapi kali ini tidak lagi.
Dengan langkah lebar juga cepat Khalisa hendak menarik tubuh Perempuan itu namun kalah cepat dengan Suaminya yang mendorong kasar tubuh Perempuan itu sampai mengenai pagar pembatas lantai. Khalisa terkejut bukan main melihat bagaimana kuatnya dorongan itu sampai terdengar bunyi nyaring saat tubuh Perempuan itu terbentur.
" Kurang ajar! Bangs*t, bedebah! Siapa yang menyuruh Mu menyentuh Ku! " Bentak Arkan murka sampai suaranya menggelegar.
Diri nya yang belum memakai jas juga lengan kemeja yang masih digulung membuat kulitnya jadi bersentuhan dengan Perempuan biadab itu.
" Lancang sekali Kau menyentuh Ku Pelayan rendahan! Siapa yang mengizinkan Mu naik ke lantai ini, ha?! Apa Kau sudah bosan hidup." Arkan benar-benar murka. Emosi nya akan jadi tidak stabil jika seseorang menyentuh nya.
Perasaan jijik langsung muncul dalam benaknya. Kulit nya juga sudah mulai memerah, napasnya memberat. Penyakit nya kambuh dan ini semakin parah karena sudah mengganggu pernapasan nya. Ini terjadi karena Naomi yang menolong nya tempo hari dalam keadaan berdarah. Perasaan jijik karena darahnya disentuh membuat penyakit semakin parah karena OCD yang sudah tinggkat akut.
Khalisa yang melihat ada yang tidak beres dengan Suaminya apalagi ketika melihat wajahnya yang memerah dengan tubuh yang melemah dengan cepat menahan tubuh Suaminya sebelum ambruk ke lantai.
" Kamu kenapa Mas? " Khalisa panik melihat Suaminya yang semakin melemah. Bahkan napasnya tidak teratur dan itu membuat Khalisa panik bukan main.
" Tolong! Siapapun tolong! " Teriak nya keras sambil berusaha menahan bobot tubuh Suaminya.
Untung nya Lukas yang terbiasa datang pagi-pagi sekali sebelum sarapan dimulai untuk membacakan jadwal Tuannya sekaligus menyiapkan pakaian nya mendengar teriakan Nyonya nya yang meminta tolong dengan menahan tubuh Tuannya.
" Tuan Muda! " Lukas berlari cepat dan sekilas melihat Perempuan yang datang bersama mereka kemarin terduduk tidak berdaya sambil menangis.
" Bantu Aku Tuan Lukas. Bawa Mas Arkan ke kamarnya. " Pinta Khalisa karena benar-benar khawatir dengan keadaan Suaminya.
Lukas dengan cepat membawa tubuh Tuannya keatas ranjang dan segera menghubungi Dokter Pribadi Tuannya.
Khalisa dengan cepat memeriksa keadaan Suaminya dan menganalisa apa yang terjadi. Kulitnya terdapat bintik-bintik merah bahkan sampai ke area wajah. Khalisa yakin itu sangat gatal melihat jenis bintik kemerahan yang sangat Ia kenali. Memeriksa pernapasan Suaminya juga nadin nya yang semakin melemah membuat Khalisa harus melakukan tindakan cepat agar Suaminya tidak dalam kondisi bahaya.
" Tolong ambilkan kotak obat di kamar Ku, Tuan Lukas. " Katanya.
" Tapi Dokter pribadi Tuan Muda sedang dalam perjalanan Nyonya. "
" Kamu ingin membuat Suamiku dalam bahaya Tuan Lukas? Aku juga seorang Dokter jadi tolong bertindak cepat sebelum keadaannya semakin parah. "
" Tapi.. "
" Kita tidak punya waktu untuk menunggu sampai Dokter itu datang. Cepat lakukan Tuan Lukas. " Tekan Khalisa sedikit kesal karena Asisten Suaminya itu masih berdiri di sana.
" Baik Nyonya. " Melihat wajah serius Nyonya nya membuat Lukas yakin jika kondisi Tuannya benar-benar parah.
" Kotak itu berada dibawah ranjang. Cepatlah Lukas! "
Pagi yang harusnya cerah itu kini berubah menjadi mencekam karena Arkan yang tiba-tiba tidak sadarkan diri setelah dipeluk oleh Pelayan nya sendiri.
Waktu yang harusnya mereka sarapan kini berubah menjadi Khalisa yang harus menyelamatkan Suaminya dengan peralatan juga obat medisnya. Untung kotak keramat itu Ia bawa saat pindah ke sini. Jadi Ia bisa bertindak cepat menolong Suaminya yang hampir sekarat.