NovelToon NovelToon
Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Moka Tora

Hari pertama di SMA menjadi langkah baru yang penuh semangat bagi Keisha, seorang siswi cerdas dan percaya diri. Dengan mudah ia menarik perhatian teman-teman barunya melalui prestasi akademik yang gemilang. Namun, kejutan terjadi ketika nilai sempurna yang ia raih ternyata juga dimiliki oleh Rama, seorang siswa pendiam yang lebih suka menyendiri di pojok kelas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moka Tora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Luka yang belum sembuh

Hari-hari berlalu sejak percakapan Keisha dengan Davin di taman, tetapi bayang-bayang pengkhianatan itu masih melekat erat di benaknya. Baginya, Davin bukan hanya sahabat, melainkan seseorang yang selalu menjadi bagian penting dari hidupnya. Namun kini, semua itu terasa seperti ilusi yang hancur berkeping-keping.

Keisha mencoba menjalani rutinitasnya seperti biasa, tetapi setiap kali ia melewati Davin di koridor sekolah, hatinya terasa perih. Davin selalu mencoba menatapnya dengan sorot penuh penyesalan, tetapi Keisha tidak sanggup membalas tatapan itu. Luka yang ia rasakan terlalu dalam untuk diabaikan begitu saja.

~

Pagi itu, suasana di kelas terasa lebih ramai dari biasanya. Beberapa siswa sibuk membahas acara perkemahan sekolah yang akan diadakan minggu depan. Perkemahan itu merupakan tradisi tahunan, di mana semua siswa kelas sepuluh akan menghabiskan tiga hari di sebuah area perkemahan di pinggiran kota.

“Keish, lo udah siap buat perkemahan minggu depan?” tanya Nadya sambil menyandarkan dagunya ke meja Keisha.

Keisha mengangguk kecil. “Belum terlalu mikirin sih, tapi kayaknya seru.”

Nadya tersenyum lebar. “Pasti seru! Apalagi kita bakal sekamar. Gue udah liat daftar pembagian kamar. Lo sekamar sama gue, Rani, sama Maya.”

Keisha tersenyum tipis, meskipun pikirannya sedang tidak sepenuhnya di sana. Nadya menyadari hal itu, lalu menepuk pundaknya pelan.

“Lo masih kepikiran soal Davin, ya?”

Keisha menghela napas panjang. “Iya, Nad. Gue tahu gue harusnya udah move on dari masalah itu, tapi gue nggak bisa. Dia sahabat gue dari kecil, dan gue nggak pernah nyangka dia bakal ngelakuin itu ke gue.”

Nadya menatap Keisha dengan penuh simpati. “Keish, mungkin ini waktunya lo kasih ruang buat diri lo sendiri. Lo nggak perlu buru-buru maafin dia kalau lo belum siap. Kadang luka butuh waktu buat sembuh.”

Kata-kata Nadya membuat Keisha merasa sedikit lega. Ia tahu Nadya benar. Tidak ada gunanya memaksakan diri untuk melupakan semuanya dalam sekejap.

~

Sementara itu, di sisi lain sekolah, Rama sedang berbicara dengan Dani di kantin. Dani menatapnya dengan alis terangkat.

“Lo serius mau ikut perkemahan itu, Ram? Bukannya lo nggak suka kegiatan kayak gitu?”

Rama mengangkat bahu. “Keisha ikut. Gue cuma nggak mau dia sendirian.”

Dani tertawa kecil. “Lo ini beneran udah berubah sejak jadian sama Keisha. Dulu lo lebih suka menyendiri di rumah, sekarang lo mau ikutan perkemahan segala.”

Rama tersenyum tipis. “Kadang gue pikir, kalau gue nggak berubah, gue bakal kehilangan dia. Dan gue nggak mau itu terjadi.”

Dani menepuk bahu Rama. “Lo beruntung, Ram. Keisha itu cewek yang baik. Jangan sampai lo sia-siain.”

Rama mengangguk, tetapi jauh di dalam hatinya, ada sedikit rasa khawatir. Perkemahan itu berarti ia harus menghabiskan waktu bersama banyak orang, termasuk Davin. Rama tahu betapa sulitnya bagi Keisha untuk menghadapi Davin, dan ia ingin memastikan Keisha tidak merasa sendirian.

~

Hari perkemahan pun tiba. Semua siswa berkumpul di halaman sekolah, membawa ransel besar dan perlengkapan camping mereka. Bus yang akan membawa mereka ke lokasi sudah menunggu. Suasana penuh kegembiraan, dengan suara tawa dan obrolan riuh memenuhi udara.

Keisha berdiri di dekat Nadya sambil memegang ranselnya. Ia melihat Rama berjalan ke arahnya, membawa tas besar di pundaknya.

“Siap buat tiga hari di alam bebas?” tanya Rama dengan senyum kecil.

Keisha mengangguk. “Semoga aja gue nggak digigit serangga.”

Rama tertawa pelan. “Kalau ada serangga, gue yang usir.”

Keisha tersenyum, merasa sedikit lebih tenang dengan kehadiran Rama. Tetapi, dari sudut matanya, ia melihat Davin berdiri di kejauhan, memandang ke arah mereka. Keisha cepat-cepat mengalihkan pandangannya, berusaha mengabaikan keberadaan Davin.

~

Perjalanan menuju lokasi perkemahan memakan waktu dua jam. Sesampainya di sana, para siswa langsung disambut oleh pemandangan indah berupa hutan pinus yang menjulang tinggi dan udara segar yang terasa menenangkan. Mereka dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil untuk mendirikan tenda dan menyiapkan tempat tidur.

Keisha dan Nadya bekerja sama dengan Rani dan Maya untuk mendirikan tenda mereka. Sementara itu, Rama berada di kelompok yang berbeda, tetapi ia sesekali melirik ke arah Keisha untuk memastikan ia baik-baik saja.

Malam pertama di perkemahan diisi dengan acara api unggun. Para siswa duduk melingkar di sekitar api, mendengarkan cerita yang dibawakan oleh para guru. Namun, di balik keceriaan itu, ada ketegangan yang tersimpan di antara beberapa orang.

Davin, yang duduk tidak jauh dari Keisha, terus mencoba mencari momen untuk berbicara dengannya. Tetapi Keisha selalu berusaha menghindar, tidak ingin memulai percakapan yang mungkin hanya akan membuat suasana semakin canggung.

~

Hari kedua perkemahan diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari permainan kelompok hingga eksplorasi hutan. Keisha dan Rama berada di kelompok yang berbeda, tetapi saat istirahat, Rama selalu menyempatkan diri untuk menghampiri Keisha.

Namun, suasana berubah ketika sore tiba. Keisha sedang duduk sendirian di dekat tenda, menikmati udara segar, ketika Davin mendekatinya.

“Keisha, aku boleh ngomong sebentar?” tanya Davin dengan nada pelan.

Keisha mendongak, merasa ragu, tetapi akhirnya mengangguk. “Apa yang mau kamu omongin?”

Davin duduk di sebelahnya, menjaga jarak. “Aku cuma mau bilang lagi kalau aku benar-benar minta maaf. Aku tahu aku salah, dan aku nggak bisa membenarkan apa yang udah aku lakukan. Tapi aku harap kamu tahu kalau aku nggak pernah bermaksud nyakitin kamu.”

Keisha menatap Davin, mencoba mencari kejujuran di matanya. “Davin, aku nggak tahu kapan aku bisa maafin kamu. Kamu nggak cuma ngelakuin sesuatu yang nyakitin aku, tapi kamu juga hampir ngerusak hubungan aku sama Rama.”

Davin mengangguk pelan. “Aku ngerti. Aku nggak mau maksa kamu buat maafin aku sekarang. Aku cuma mau kamu tahu kalau aku nyesel.”

Keisha tidak menjawab. Ia hanya mengangguk kecil sebelum akhirnya bangkit dan pergi. Ia tidak ingin berlama-lama dalam percakapan itu, karena ia tahu hatinya belum siap untuk berdamai.

~

Malam itu, Keisha duduk di dekat api unggun bersama Rama. Mereka berbicara tentang banyak hal, mencoba mengalihkan pikiran dari masalah yang masih membayangi.

“Gimana harimu?” tanya Rama sambil memberikan sebotol air kepada Keisha.

“Lumayan. Kegiatan hari ini seru,” jawab Keisha dengan senyum tipis.

Rama menatapnya, menyadari ada sesuatu yang masih mengganjal di hati Keisha. “Kalau ada apa-apa, kamu tahu kamu bisa cerita ke aku, kan?”

Keisha mengangguk, merasa bersyukur memiliki Rama di sisinya. “Iya, aku tahu. Makasih, Rama.”

Namun, di kejauhan, Davin berdiri sendirian, memperhatikan mereka. Wajahnya dipenuhi campuran penyesalan dan rasa sakit, menyadari bahwa ia mungkin telah kehilangan kesempatan untuk memperbaiki semuanya.

~

Perkemahan itu seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan bagi semua orang, tetapi bagi Keisha, Rama, dan Davin, itu adalah pengingat bahwa beberapa luka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh. Dan meskipun mereka mencoba melangkah maju, bayang-bayang masa lalu terus mengikuti mereka, menunggu saat yang tepat untuk kembali muncul.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!