Apa yang akan kalian pilih, jika kalian di minta untuk memilih antara menikah dengan pria yang tak lain adalah sahabat kecil kalian, atau dengan pria yang kalian cintai, tapi tanpa adanya hubungan yang pasti?
Pilihan seperti itu lah yang kini di hadapi oleh Alisya, si gadis bodoh perihal cinta. Tapi siapa sangka di cintai dan menjadi hasrat cinta dua pria tampan, kaya dan terbilang incaran para kaum hawa lainnya.
Akankah salah satu dari mereka akan menjadi jodoh Alisyah? atau malah tak dari satupun mereka yang dapat menjadi jodoh Alisya.
*lebih bijak dalam membaca yah kakak*
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Nikmat tapi....seperti wanita rendahan
Senyumman yang dapat membuat kaum hawa terpesona. Alisya menatap senyuman pria itu dengan lekat.
"Aku kesini tadi sedang nganterin sepupu aku yang kebetulan kuliah disini." Jawab Bastian.
"Ohh... "
"Cuman oh doank?"
Merasa tak paham akan ucapan Bastian. Dengan sedikit kebingungan, Alisya bertanya. "Lah emang aku harus seneng sambil salto di tengah jalan terus teriak-teriak nggak jelas gitu?"
"Hahaha... Boleh kalau kamu mau." Sahut Bastian, dengan gelak tawanya.
Bugh
Pukulan Alisya berikan pada pundak Bastian.
"Dasar temen laknat." Celetuk Alisya.
"Kok temen? Kita kan calon suami istri."
Ucapan Bastian pun langsung di beri tatapan tajam oleh Alisya.
Seakan tak terlalu menjadikan masalah dengan tatapan Alisya, pria itu segera memberi pertanyaan. "Oh Iyah Sya, gimana kalau kita jalan-jalan bentar? Ke pantai, mungkin." Ajak Bastian.
Mengingat kini pikirannya sedang kacau. Sekaligus membutuhkan sedikit waktu untuk menjauh dari Adriel.
"Alisya! Bengong terus sih kamu." Sentak Bastian.
"Emm...yaudah deh, lagian aku juga udah lama nggak ke pantai." Jawab Alisya. "Pakek mobil aku aja yah." Imbuh Alisya.
"Kenapa? Iyah paham, mobil aku jelek."
"Jelek apaan, orang mobil kamu aja ferrari kok. Ngomong mobil nya jelek. Terus kamu pikir mobil avanza aku ini apa? Mobil butut." Sahut Alisya langsung.
Bastian hanya mampu tertawa ringan. Sambil menoel dagu Alisya yang sekarang sudah merajuk padanya. "Idihh... Nyonya ratunya marah." Goda Bastian.
"Ya udah jadi berangkat nggak nih." Alisya membalas dengan nada sedikit kesal.
Tangan yang Bastian peragakan seperti orang memberi hormat. Sembari bersiap untuk apa yang Alisya ucapkan. "Asiapp, saya ikuti semua yang Nyonya ratu minta."
Alisya terbelalak melihat kelakuan Bastian.
"Udah ah, malah cosplay." Imbuh Alisya. "Nih, pakek mobil ku. Tapi kamu yang nyetir."
"Ok! Bu boss!"
Mulai muak akan candaan Bastian. Kini Alisya pun langsung memberi nada ucapan seakan peringatan. "Bastian!Jangan ngomong itu lagi."
"Baik! Bu... "
"Bastian!"
"Ok! Ok! Aku diem."
Alisya terkekeh pelan.
Tanpa sadar, meski semua kerumitan hubungannya dengan Adriel menjadi sangat rumit karna adanya Bastian. Akan tetapi, adanya Bastian juga memberi obat untuk kegundahan hati Alisya.
Mobil pun melaju meninggalkan parkiran kampus.
Di perjalanan Bastian menyalakan lagu yang Alisya sukai. Bahkan Bastian pun juga hafal dengan lagu itu.
Seakan menemukan sebuah teman yang se frekuensi. Alisya dan Bastian bernyanyi di dalam mobil. Seperti tak ada rasa di antara mereka, murni layaknya sahabat sejati.
(2 jam kemudian )
Mereka pun sampai di pantai
Alisya berlari layaknya anak kecil yang kegirangan melihat pantai.
"Ahhhh.... " Teriak Alisya.
Sementara itu Bastian tersenyum sambil mengabadikan kebahagiaan Alisya dengan kamera yang ternyata ia sudah bawa.
"Sya, Lihat sini aku vidio in kamu." Bastian berbicara dengan nada ia keraskan karna Alisya sedikit berjarak jauh dengannya.
Alisya melambaikan tangan, seraya berteriak. "Kamu kesini, kita buat vidio bareng."
Mendengar lontaran Alisya. Tanpa berfikir panjang Bastian pun berlari menghampiri Alisya.
Mereka berfoto, merekam vidio, hingga bermain air pantai bersama.
Tubuh Alisya di angkat oleh Bastian. Hingga membuat Alisya tertawa lepas.
"Bastian! Turunin, jangan gitu. Ampun!" Ucap Alisya.
"Nggak ada ampun-ampunan." Jawab Bastian dengan gelak tawanya.
(Beberapa saat kemudian)
Setelah sudah mulai puas. Mereka berdua duduk berselonjor di tepi pantai, seraya menatap senja.
"Senja itu cantik yah." Ujar Alisya, masih menatap kearah senja berada.
"Senja emang cantik, tapi senja pasti iri sekarang. Karna di depannya ada yang lebih cantik dari pada dirinya."
"Apa?" Alisya bertanya dengan tatapan mata yang ia arahkan kearah Bastian.
Mata mereka saling adu pandang.
Kegugupan Alisya pun menyeruak. Dengan gugup Alisya bertanya. "Ka-kamu ngapain lihat aku kayak gitu."
"I love you."
Alisya terdiam. Dan....
Cup
Ciuman singkat Bastian berikan.
Alisya tak menolak, marah, bahkan malah nge frist tempat nya.
Tak lama bibir Bastian melumat dengan lembut bibir Alisya.
Anehnya, Alisya membalas lumatan bibir Bastian. Dengan penuh gairah, bahkan tanpa sadar Alisya menaiki tubuh Bastian. Hingga berposisi kan gadis itu di pangku, tapi berhadapan dengan Bastian.
Posisi yang terbilang intens. Untung saja keadaan pantai saat itu sepi.
Alisya kini merasakan pusaka Bastian yang mengeras. Meski tertutup dengan celana yang pria itu kenakan.
'Kalau kayak gini, lama-lama bisa aku pilih dua-duanya beneran.' batin Alisya.
Malam panas antara Alisya dan Bastian terjadi begitu saja.
Terbilang terlalu murah untuk gadis cantik dan masih muda di usia Alisya. Namun apa boleh buat, kebodohan yang ternyata akan membawa perubahan kehidupan Alisya secara drastis di masa depannya.
.
.
.
(pagi harinya)
Perlahan mata Alisya mengerjap untuk membuka. Tubuhnya terasa sakit. Matanya menelisik kearah penjuru ruangan.
Mengingat momen kejadian tadi malam. Seakan membuat Alisya ingin hilang rasanya sekarang, bagaimana tidak, Bastian teman kecilnya ternyata terlampau pria yang berbahaya di ranjang.
Berulang kali Alisya terbentur di setiap benda yang berada di ruangan itu. Pasalnya ciuman panas nan menggairahkan tadi malam membuat Alisya tak begitu menghiraukan soal sakit di tubuhnya itu.
Tapi sekarang baru terasa, tubuhnya remuk bagaikan habis bergelut dengan seorang musuh.
'Apa yang sudah aku lakukan? Bagaimana bisa aku seperti wanita rendahan seperti ini?' ucap Alisya dalam hatinya.
Tak berani untuk bergeming dari tidurnya. Tiba-tiba sebuah tangan kekar, memeluk pinggang nya dari arah belakang.
Terkuak kaget, Alisya bergumam dalam hatinya kembali. 'Apa ini tangan Bastian? Alisya, kenapa kau sangat rendah? Apa yang sudah kau lakukan? Kau sangat bodoh.'
Merasa tak mampu lagi untuk menghadapi Bastian. Perlahan Alisya menjauhkan tangan Bastian dari pinggang nya. Dengan hati-hati Alisya beranjak dari tempat tidur.
Tangannya pun memunguti pakaian yang telah berserakan di lantai.
Ingin rasanya Alisya ke kamar mandi. Akan tetapi, tentu ia takut kalau Bastian keburu bangun. Dan mendapati dirinya.
"Udah lah mandi di rumah aja." Gumam pelan Alisya.
Pakaiannya yang telah ia pakai kembali.
Alisya beranjak pergi begitu saja, dari kamar hotel.
******
(Di mobil)
Alisya tak berhenti merutuki kebodohannya.
Bersama Adriel dan Bastian adalah hal paling membuatnya susah untuk menahan gejolak nafsu dalam dirinya.
"Aku bisa gila lama-lama kalau seperti ini."
Tiba-tiba saja Alisya mengingat ciuman candu dan sentuhan hangat yang diberikan oleh Bastian padanya.
Terasa nikmat, bahkan sampai Alisya melupakan Adriel sang kekasih rahasia nya.
Critttt
Bersambung.
Jangan lupa taburkan bintang di setiap chapter nya yah kakak 🥰
