🏆Novel Legendaris🏆
Kisah seorang gadis berusia 17 tahun yang dipaksa menikah untuk menggantikan adik kandungnya yang di lamar oleh keluarga Van Rogh Costel III tetapi adiknya, yang bernama Jingmi menolak lamaran keluarga bangsawan tersebut yang mengakibatkan kemarahan keluarga Van Rogh Costel III.
Untuk meredakan amarah keluarga Van Rogh Costel III maka Jia Li yang merupakan anak kedua keluarga imigran bermarga Kwee yang sukses itu terpaksa di nikahkan dengan anak pertama Van Rogh Costel III yaitu Van Costel IV anak laki-laki keluarga bangsawan di Rumania.
Sayangnya Van Costel IV yang akan dinikahkan dengan Jia Li, dia bukanlah manusia...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Pulau Terpencil Di Laut Hitam
Pulau Terpencil Di Laut Hitam
Sebuah perahu kecil terlihat mengapung di atas permukaan laut hitam, Jia Li duduk seorang diri di perahu yang bergerak pelan menuju ke tengah lautan.
Disini setelah Jia Li selesai merayakan pernikahannya dia dikirim ke sebuah pulau terpencil yang terletak di Laut Hitam yang tidak terlihat.
Hanya orang tertentu yang mendapatkan izin dari keluarga Van Rogh Costel III untuk datang ke pulau terpencil di laut hitam.
Alasan pihak dari keluarga bangsawan Van Rogh Van Costel III memberi Jia Li minuman khusus adalah bertujuan untuk membuat dirinya dapat melihat pulau terpencil yang ada di tengah-tengah laut hitam.
"Aku akan pergi kemana, dan perahu ini bergerak terus maju ke tengah lautan !?", ucap Jia Li.
Perahu yang Jia Li naiki memasuki sebuah area di tengah lautan dan tiba-tiba Jia Li melihat sebuah pulau di depannya.
"Pulau ? Aku tadi tidak melihat pulau ini lalu bagaimana pulau itu tiba-tiba muncul ?", ucap Jia Li merinding ketakutan.
Namun apa daya Jia Li karena dia tidak mampu berbuat apa-apa dan dia seorang diri di atas perahu kecil itu.
Perahu kecil yang membawa Jia Li sampai di tepi pulau terpencil yang sangat suram itu.
Jia Li lalu turun dari atas perahu kecil itu dan berjalan memasuki pulau itu sesuai pesan keluarga Van Rogh Costel III untuk pergi ke sebuah kastil yang ada di pulau terpencil itu.
Gadis berparas jelita itu tiba di sebuah kastil megah yang ada di area pulau kemudian Jia Li masuk ke dalam kastil itu.
KRIEEET...
"Hallo ! Ada orang di dalam ?", ucap Jia Li saat pintu kastil terbuka dengan sendirinya.
Tidak ada sahutan maupun seseorang yang terlihat di dalam kastil megah itu.
Aura mencekam menyelimuti suasana kastil megah yang suram.
Jia Li berjalan pelan memasuki ruangan kastil tua nan seram dengan lampu temaram seraya menolehkan kepalanya ke arah sekitar ruangan kastil tua.
"Hallo...", panggil Jia Li lagi.
Namun, tetap tidak terdengar suara yang menjawab sapaannya. Jia Li merasakan bulu kuduknya berdiri serta tubuhnya menjadi dingin.
Suasana mencekam serta udara dingin yang menusuk tulang tubuhnya membuat Jia Li semakin ketakutan saat berada di dalam ruangan kastil tua yang megah itu.
Jia Li melangkahkan kembali kakinya di tengah-tengah ruangan dengan hamparan permadani warna-warni yang indah namun terlihat kusam.
Lampu kristal-kristal kecil yang temaram menghias di seluruh sudut ruangan kastil tua itu.
"Kastil apakah ini ?", ucap Jia Li dengan mata penuh ketakutan.
Sebuah tangga melingkar menghias sudut ruangan kastil tua yang megah dan dingin, tangga-tangganya yang terbuat dari emas tampak indah.
Sebuah lukisan tua berlatar belakang kastil yang cukup besar berada terpasang di dinding ruangan kastil tua itu, dengan lukisan seorang pemuda berwajah asing yang sangat tampan dengan senyumannya yang ramah tercetak di dalam lukisan itu.
Pada saat Jia Li menyalakan lampu di ruangan itu, dia melihat sebuah peti dari air laut hitam yang melayang.
"Apakah itu ?", ucapnya pelan.
Jia Li mendekati peti dari air laut hitam, ketika dia menengok ke dalam peti itu, dia melihat jasad seorang pria yang terbaring diam dengan tubuh pucat pasi disana.
"AAAAAAKHHH... !!!", jerit Jia Li.
Disinilah dia mengetahui bahwa pria yang dia nikahi adalah pria bangsawan bernama Van Costel IV yang sudah mati dan jasadnya dimakamkan di dalam peti terbuat dari air laut hitam.
"Si--siapakah orang itu ?", tanya Jia Li ketakutan.
Jia Li jatuh lemas terduduk di atas lantai ruangan kastil tua dengan wajah pucat pasi serta gemetaran.
"A--pakah dia adalah pengantin pria yang dinikahkan denganku ?", ucap Jia Li.
Jia Li tertegun diam memandangi peti yang terbuat dari air laut hitam terdapat jasad seorang pria muda berwajah tampan rupawan dengan mengenakan pakaian setelan jas lengkap terbaring kaku.
Gadis cantik berparas nan jelita hanya kebingungan seorang diri di ruangan kastil tua itu, dia tidak mampu menutupi rasa takutnya saat melihat orang yang dinikahkan dengannya adalah pria mati.
Van Costel IV ternyata pengantin pria yang telah meninggal dunia dan dimakamkan jasadnya di dalam air laut hitam yang berbentuk peti.
"Suamiku hantu...", ucap Jia Li.
Jia Li membelalakkan kedua matanya seraya memegangi wajahnya dengan kedua tangannya.
"I--tu tidak mungkin terjadi..., aku tidak mungkin menikahi seorang pria mati...", kata Jia Li.
Jia Li menengadahkan kepalanya serta kembali menatap lurus ke arah peti mati dari laut hitam dan melayang tetap yang ada dihadapannya.
"Tidak ! Tidak mungkin...", ucap Jia Li mengulang ucapannya.
Dia menggelengkan kepalanya pelan dengan suara tertahan sambil memperhatikan kembali peti mati itu.
Rasa panik serta cemas bercampur aduk menjadi satu di dalam hati Jia Li ketika dia menyadari yang sebenarnya terjadi pada pernikahannya.
Jia Li benar-benar tidak mengira jika ayahnya tega menikahkan dirinya dengan seorang pria yang telah mati, dia tidak percaya dengan yang dilihatnya itu bahkan dia nyaris hampir kehilangan akal sehatnya saat melihat kenyataan yang ada di depan kedua matanya.
"Oh...tidak..., aku tidak percaya ini...", ucap Jia Li.
Jia Li marah tetapi dia tidak mampu meluapkan kemarahan isi hatinya yang paling dalam.
Dia diam dan hanya bisa meratapi nasibnya yang buruk, dia pasrah karena tidak menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya.
Jia Li merasa dijebak agar masuk lebih dalam ke jurang penderitaannya yang sangat tidak dia percayai itu telah menimpa dirinya.
Ayahnya, keluarganya, telah mendorongnya masuk ke lembah kesengsaraan yang tiada tara, dan harus menerima nasib buruk itu dengan sangat terpaksa.
"Oh Tuhan !", ucap Jia Li dengan meneteskan air mata yang turun membasahi wajahnya yang bening cantik.
Jia Li lantas tertunduk serta menangis pilu, meratapi nasibnya yang buruk serta sangat menyakitkan itu bahwa sesungguhnya ayahnya tega menjadikan dirinya pengantin pengganti dengan seorang pria mati, hanya untuk menggantikan Jingmi, adiknya dari lain ibu.
Gadis beraroma bunga plum yang wangi dan harum itu menangis tersedu-sedu di ruangan kastil tua yang sangat suram serta menyeramkan.
Ruangan yang luas dan hanya ada keheningan di sana menambah suasana semakin menakutkan dengan Jia Li yang terduduk lemas di atas lantai marmer mewah, seorang diri meratapi nasibnya yang malang.
Terdengar sayup-sayup suara musik piano memecah keheningan yang tercipta di ruangan kastil tua yang suram itu.
Jia Li terhenyak kaget ketika dia mendengar suara musik yang keluar dari piano yang samar-samar terdengar jauh itu.
"Suara piano ? Darimana datangnya suara itu sedangkan aku tidak melihat sebuah piano ?", tanya Jia Li lalu beranjak berdiri.
Jia Li lalu mengusap kedua pipinya yang basah oleh air mata yang turun. Dia tampak sesenggukan karena menangis.
Menolehkan kepalanya memperhatikan seluruh ruangan kastil tua itu dengan hati was-was, mencari-cari datangnya arah suara piano yang tiba-tiba muncul dan terdengar di ruangan kastil tua yang suram serta menyeramkan.
Tidak ada seorangpun yang terlihat di ruangan kastil tua itu.
Jia Li yang telah berdiri kebingungan serta ketakutan berusaha untuk tetap tegar dan waspada, itu dia lakukan hanya untuk menjaga dirinya sendiri.
Dia mundur beberapa langkah sembari memutar tubuhnya dengan panik serta penuh rasa gelisah yang tak menentu.
Bersamaan dengan suara musik dari piano yang tidak terlihat jelas di ruangan kastil tua itu, Jia Li dikejutkan oleh suara gema dentang jam dinding yang terdengar keras serta membahana mengisi setiap sudut di seluruh ruangan kastil itu.
TENG... TENG... TENG...
Suara dentang jam dinding menggema hingga ke atas langit-langit ruangan kastil tua yang menyeramkan itu.
Terasa hembusan angin menerpa wajah Jia Li yang cantik jelita serta menebarkan aroma wangi yang khas dari dalam tubuh Jia Li yaitu aroma wangi bunga plum yang merupakan syarat utama menjadi seorang mempelai perempuan dari Van Costel IV, pria bangsawan yang tampan serta telah meninggal dunia dan tubuhnya berbaring kaku di dalam pei yang terbuat dari air laut hitam.
lom ada endingnya
diasaat Antolin memohon mohon lo aja hati u aja membatu. giliran itu baru so soan. aku bantuin karena dia ga tau apa apa.
Heh Kalau mau nolongin orang dengan tulus gak mungkin lo itu masih berbelit dengan masakelam yang lo alami. kesannya gak ikhlas nolonginnya. Katanya GURU kok kelakuan tak mencerminkan seorang Guru/Pooh-pooh/.
disaat Dimitri Peka ,Masonn gak peka.
di saat mason bicara ambigu disitulah Dimitri bertanya kemudian disaat dimitri berbicara ambigu disitulah mason juga bertanya tanya./Shame//NosePick//Pooh-pooh/
Teruslah kalian berdua planga plongo
terus kami yang baca juga ikut bertanya tanya dengan percakapan kalian yang ambigu/Shame/
wahai wanita...
cintailah aku...