NovelToon NovelToon
GrayDarkness

GrayDarkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Romansa
Popularitas:589
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

024 - Neraka Hardcore (4)

Hening. Hanya suara langkah kaki mereka yang memecah kesunyian mencekam hutan. Udara lembab menempel di kulit, aroma tanah dan sesuatu yang tak dikenal masih terasa mengganggu. Gray, yang memimpin rombongan, terus mengamati peta kuno di tangan Rabu. Simbol-simbolnya masih membingungkan, namun ia merasa mereka semakin mendekati tujuan. Tiba-tiba, suara Serlina memecah kesunyian. Suaranya, yang biasanya tenang, terdengar sedikit gemetar, namun penuh keyakinan.

“Kak Ren,”

Katanya, menatap kakaknya dengan mata yang berkilau.

“Aku… aku bisa menghilang.”

Ren tersentak. Ia menatap Serlina dengan tak percaya.

“Apa maksudmu?”

Tanyanya, suaranya penuh kebingungan. Sepanjang perjalanan mereka bersama, Ren belum pernah melihat Serlina menunjukkan kemampuan seperti itu. Serlina menjelaskan, suaranya masih gemetar,

“Aku… aku baru mengetahuinya juga. Sejak eksperimen jahat… aku merasa… berbeda. Semacam… kemampuan baru.”

Sebelum Ren sempat menanggapi, Serlina menutup matanya sejenak. Udara di sekitarnya bergetar sedikit. Kemudian….... ia menghilang.

Keheningan yang lebih dalam melanda. Hanya terdengar suara detak jantung mereka sendiri yang bergemuruh di telinga. Rabu menjatuhkan tongkatnya, matanya melebar tak percaya. Gray terpaku di tempat, tangannya masih memegang sepotong kayu, otaknya mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Ren, setelah beberapa saat terdiam kaget, mulai mencari-cari Serlina, pandangannya berputar-putar, mencoba menemukan celah atau jejak keberadaan adiknya namun nihil. Kemampuan Serlina yang tiba-tiba muncul ini menghadirkan perasaan yang rumit. Keheranan bercampur dengan kekhawatiran. Bagaimana Serlina bisa menghilang? Apakah ini merupakan efek dari aura korupsi yang ada di gua? Ataukah ini merupakan kemampuan baru yang tersembunyi, yang baru terungkap setelah kejadian eksperimen? Pertanyaan-pertanyaan itu menggantung di udara, menambah misteri dan ketegangan perjalanan mereka. Mereka harus menemukan Serlina, dan mereka harus memahami kemampuan barunya itu, sebelum kemampuan tersebut malah membahayakan mereka. Langkah berikutnya menjadi semakin tidak pasti, semakin berbahaya, namun juga semakin menarik.

Hening kembali menyelimuti mereka, hening yang lebih berat daripada sebelumnya. Gray, masih memegang erat sepotong kayu, mencoba merasakan aura Serlina, sebagaimana yang diajarkan Taro. Namun, seperti yang dia katakan sebelumnya, ia sama sekali tidak merasakan apa pun. Udara terasa hampa, tanpa jejak sihir atau energi yang tersisa. Hanya aroma tanah basah dan dedaunan yang membusuk memenuhi indranya.

Beberapa detik kemudian, seperti muncul dari udara tipis, Serlina berdiri di samping Ren, tersenyum cerah. Wajahnya, yang tadi terlihat sedikit tegang, kini kembali ceria.

“Maaf,”

Katanya,

“Aku baru saja mencoba mengendalikannya.”

Ren menatap adiknya dengan campuran rasa lega dan heran.

“Kau… kau bisa mengendalikannya?”

Tanyanya, suaranya masih sedikit gemetar.

Serlina mengangguk.

“Sepertinya begitu,”

Jawabnya,

“Rasanya seperti… berenang dalam bayangan. Aku bisa merasakannya, mengendalikannya… tapi masih butuh latihan.”

Rabu, yang masih terengah-engah, mengambil kembali tongkatnya.

“Kemampuan yang menakjubkan,”

Gumamnya,

“Tapi juga… berbahaya.”

Gray, meskipun merasa sedikit lega, tetap waspada. Kemampuan Serlina yang tiba-tiba muncul ini menyimpan banyak misteri. Ia masih merasa ada sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang disembunyikan oleh aura korupsi itu. Namun, peta kuno di tangan Rabu menunjukkan bahwa mereka sudah dekat dengan tujuan. Sebuah tanda yang menyerupai simbol matahari terbit menghiasi bagian bawah peta, menandakan titik akhir perjalanan mereka.

“Kita lanjutkan,”

Kata Gray, suaranya tegas meskipun ia masih merasa sedikit cemas. Mereka melanjutkan perjalanan, langkah kaki mereka lebih tenang kini. Namun, kehati-hatian tetap mereka junjung tinggi. Hutan ini masih menyimpan banyak rahasia, dan perjalanan mereka belum berakhir. Ancaman masih mengintai di setiap bayangan, di setiap dedaunan yang berdesir. Petualangan mereka untuk menyelamatkan dunia baru saja memasuki babak yang lebih menantang.

Perjalanan mereka semakin menanjak. Tanjakan curam dan berbatu menyulitkan langkah, terutama bagi Rabu yang masih sedikit pincang akibat pertarungan di kastil. Ren, dengan sigap, membantu Rabu, sementara Serlina sesekali menghilang untuk memeriksa keadaan di sekitar mereka, memastikan tidak ada jebakan atau musuh yang mengintai. Gray, dengan kecepatan dan kelincahannya, memimpin di depan, matanya selalu mengawasi setiap perubahan di sekitar. Sepotong kayu yang selama ini menjadi senjata andalannya terasa semakin ringan di tangan, namun ia tetap menggenggamnya erat, pisaunya ia sembunyikan sebagai kartu as.

Tiba-tiba, Gray berhenti. Di depannya, terbentang sebuah lembah yang dalam, di seberangnya terlihat sebuah bangunan tua yang tampak terbengkalai, dikelilingi oleh pepohonan yang tampak layu dan mati. Bangunan itu memancarkan aura yang aneh, suatu perasaan dingin dan mencekam yang meresap hingga ke tulang.

"Itu dia,"

Bisik Rabu, suaranya hampir tak terdengar.

"Tempat yang ditunjukkan peta."

Ren mengamati bangunan itu dengan seksama.

"Tampaknya… sangat berbahaya,"

Katanya, suaranya penuh kekhawatiran.

"Aura korupsinya… jauh lebih kuat daripada di gua sebelumnya."

Serlina, yang baru saja muncul kembali dari ketiadaan, mengangguk setuju.

"Aku merasakannya juga,"

Katanya.

"Ada sesuatu… sesuatu yang sangat kuat di sana."

Gray menatap bangunan itu, sebuah perasaan tidak nyaman memenuhi hatinya. Ia merasakan getaran yang aneh, sesuatu yang lebih daripada sekadar aura korupsi.

"Kita harus berhati-hati,"

Katanya, suaranya tegas,

"Kita tidak tahu apa yang menunggu kita di sana."

Ia merasa bahwa perjalanan ini akan menentukan nasib mereka semua. Apakah mereka akan berhasil menyelamatkan dunia? Ataukah mereka akan menjadi korban dari kekuatan jahat yang menghantui tempat terpencil ini? Kegelapan tampak semakin dekat.

Dengan langkah perlahan dan hati-hati, mereka mendekati bangunan tua itu. Setiap langkah mereka diiringi oleh keheningan yang mencekam, hanya suara gesekan daun kering di bawah kaki mereka yang terdengar. Gray, memimpin di depan, memegang erat sepotong kayu sambil mengamati setiap detail. Bangunan itu tampak lebih menyeramkan dari kejauhan; batu-batu yang membentuk dindingnya tampak lapuk dan retak, beberapa bagiannya bahkan runtuh, membentuk celah-celah gelap yang misterius.

Tiba-tiba, Serlina berbisik,

“Kak Ren, aku merasakan… banyak sekali energi gelap di dalam.”

Ren mengangguk setuju,

“Ya, rasanya seperti… pusat dari semua aura korupsi yang kita temui selama ini.”

Rabu, dengan tongkatnya siap, mengucapkan sebuah mantra pelan, sebuah mantra perlindungan sederhana. Cahaya redup mengelilingi mereka, memberikan sedikit rasa aman di tengah kegelapan yang menyesakkan.

Gray berhenti di depan pintu masuk bangunan yang tampak seperti terowongan sempit dan gelap. Ia merasakan sesuatu yang dingin dan menusuk menyerang kulitnya.

“Jika ada sesuatu yang sangat berbahaya,”

Kata Gray, suaranya terdengar sedikit bergetar,

“Kita akan segera pergi. Prioritas kita adalah keselamatan.”

Mereka berempat saling bertukar pandang. Ketakutan jelas tergambar di wajah mereka, namun tekad untuk melanjutkan tetap berkobar di dalam hati. Dengan napas yang dalam, Gray mengambil langkah pertama, memasuki kegelapan terowongan itu. Langkah-langkah berikutnya terasa lebih berat, seakan-akan ada beban yang tak terlihat menahan mereka. Bau busuk dan aroma anyir darah memenuhi hidung mereka, menambah rasa ngeri yang mereka rasakan. Petualangan mereka telah mencapai titik paling berbahaya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!