Salma seorang guru TK, menikah dengan Rama seorang duda dengan satu anak. Setahun lebih menikah kehidupan keduanya harmonis dan bahagia. Apalagi Rama adalah cinta pertamanya saat SMA.
Namun, kenyataan bahwa sang suami menikahinya hanya demi Faisal, anak Rama dengan mantan istrinya yang juga merupakan anak didiknya di tempatnya mengajar, membuat semuanya berubah.
Akankah Salma bertahan di saat ia tahu suaminya masih mencintai mantan istrinya yang datang lagi ke kehidupan mereka?
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIUA 5 Ulang Tahun Faisal
Sebatas Ibu Untuk Anakmu (5)
Melihat Salma sudah di posisinya, Rama pun melanjutkan aktivitasnya.
"Pelan-pelan." Pinta Salma. Ia tak ingin sesuatu terjadi pada kandungannya yang masih rentan.
Rama membisikkan do'a di telinga Salma dan memulai penyatuan mereka.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Rama masih terjaga. Ia melihat ke arah Salma yang sudah terlelap. Mengingat pergumulan mereka tadi, ia semakin yakin istrinya memang berubah. Salma tidak seperti biasanya.
Rama menyelipkan anak rambut yang menghalangi wajah sang istri. Ia tatap wajah teduh Salma.
Sepanjang menikah, ini pertama kalinya Salma bersikap berbeda. Rama sendiri entah kenapa merasa sangat khawatir atas perubahan sikap sang istri ini.
Jika marah, harusnya Salma mengeluarkan unek-uneknya saja. Mendiamkan seperti ini malah membuatnya bingung.
Apa mas melakukan kesalahan-kesalahan sehingga aku harus marah?
Salma malah balik bertanya saat Rama bertanya tentang perubahan sikapnya.
Di tanya balik malah membuat Rama bungkam. Pasalnya ia sendiri bingung. Kesalahan apa yang sudah ia perbuat.
Rama bisa melihat dengan jelas kekecewaan di dalam mata sang istri saat Rama tidak bisa menjawab kesalahannya.
Hingga akhirnya, ia pun terlelap sambil memeluk Salma.
Setengah jam kemudian, Salma terbangun. Ia merasakan badannya pegal. Pelan-pelan Salma melepaskan pelukan suaminya. Ia memunguti pakaian yang ada di lantai. Lalu pergi ke kamar mandi.
Setelah selesai memakai pakaiannya, Salma langsung keluar dari kamar. Ia teringat buah mangga yang ia minta ke tetangga sebelah. Mangga muda yang sangat menyegarkan.
Salma mengambil ulekan batu dan mulai membuat bumbu rujaknya seorang diri. Setelah selesai, ia mengambil buah mangga yang sudah ia potong di dalam kulkas.
Salma meneteskan air matanya. Sebenarnya ia ingin di temani suaminya. Namun, ia enggan untuk membangunkan Rama yang nantinya akan membuat suaminya itu banyak bertanya dan tahu akan kehamilannya.
Sedih memang. Namun, saat ia ingat suaminya meminta menunda untuk punya anak, juga usahanya agar bisa mengandung dengan syarat pun membuat ia sedih. Kenapa harus menunda dengan tanpa alasan.
Sebagai istri penurut, Salma hanya mengiyakan tanpa banyak bertanya. Namun, kini ia menerka-nerka alasannya. Mungkin karena di hati suaminya itu belum ada cinta untuknya. Hatinya masih di kuasai mantan istrinya. Ibu dari Faisal.
"Kalau saja aku tahu kamu tidak mencintaiku. Aku tidak akan memaksa untuk memiliki anak, Mas. Bahkan mungkin aku tidak akan menerima lamaranmu hari itu." Air mata Salma mengalir.
Pikiran-pikiran negatif mulai berseliweran. Jangan-jangan suaminya membayangkan sedang menghabiskan malam dengan mantannya setiap mereka melakukan itu.
"Astaghfirullah." Salma mengusap wajahnya dengan kasar. Hampir saja ia menuruti kata syetan yang membuat ia berprasangka buruk pada suaminya.
Salma mengelus sayang perutnya yang rata.
"Sayang, apapun yang terjadi esok. Jika kita harus berdua saja pada akhirnya. Semoga kamu mengerti dan memaafkan Bunda." bisiknya lirih.
"Kita lihat, jika sampai kamu lahir ayahmu belum mencintai Bunda, Bunda tidak akan bertahan lagi."
Salma melanjutkan makannya. Lalu membereskan semuanya dan kembali melanjutkan tidurnya.
...******...
"Bunda, kue ulang tahun Ical mana?." teriak Faisal. Hari ini, acara syukuran bertambahnya usia Faisal akan diadakan di sekolahnya.
Salma sendiri sengaja tidak mengumumkan akan adanya acara ini karena tidak ingin membuat repot para orang tua untuk menyiapkan kado.
Acara ini akan di adakan setelah kegiatan belajar selesai.
"Kuenya akan di bawa Nenek, sayang." jawab Salma menghampiri Faisal untuk memastikan apakah Faisal sudah siap atau belum.
" Kuenya yang ada McQueen nya kan, Bun?" Faisal lagi-lagi memastikan kuenya sudah sesuai pesanan.
"Iya sayang, sesuai request." Jawab Salma tersenyum. Ia bahagia melihat kebahagiaan Faisal.
Setelah memastikan Faisal siap, Salma menghampiri Rama yang ternyata baru selesai berpakaian.
"Ayah datang kan nanti siang?." Faisal ingin semua orang yang ia sayang hadir dia acaranya.
Rama duduk di pinggir ranjang di samping Faisal. Sementara Salma mengambil sisir untuk menyisir rambut suaminya.
"Insya Allah, sayang."
"Awas kalau Ayah tidak datang." Faisal memberi ancaman.
"Iya.. iya.." Rama tersenyum melihat tingkah menggemaskan Faisal.
Sementara Salma tidak ikut dalam obrolan Ayah dan anak itu. Ia hanya fokus membantu memasangkan dasi Rama.
"Kamu sakit?." Rama yang posisinya berdiri sejak Salma memakaikan dasinya langsung menangkup wajah istrinya. Ia lalu memperhatikan wajah sang istri.
Salma memang terlihat agak pucat.
"Aku baik-baik saja." Kilahnya.
"Kamu yakin?." Rama tidak percaya begitu saja. Ia meletakkan punggung tangannya di kening Salma, namun tidak panas.
"Iya." Jawab Salma sambil melengos pergi.
Ia tidak kuat berlama-lama di dekat suaminya.
Debaran itu malah semakin membuat sakit hatinya.
Seandainya aku tidak mendengar dengan telingaku sendiri bahwa tidak ada cinta untukku, mungkin aku tidak akan percaya. Karena dengan semua perhatianmu, aku pikir kamu mencintaiku, Mas. Salma menghapus air matanya yang akan menetes.
Untung ia sudah di luar kamar, sehingga tidak ada yang menyadari ia menangis.
******
Di sekolah, Faisal terlihat senang saat ia di ajak ke aula sekolah yang sudah di sulap menjadi ruangan yang indah dengan dekorasi yang cantik.
Balon-balon berwarna biru dan putih mendominasi ruangan. Juga ada balon yang menunjukkan jumlah usianya.
Teman-teman Faisal langsung memainkan balon yang berserakan di bawah. Selain di pasang sebagai dekorasi, balon-balon itu sengaja di sediakan untuk bermain anak-anak.
"Bunda, ini indah. Terimakasih." Faisal memeluk Salma dengan erat.
"I love you, Bunda."
"I love you sayang."
Di belakang Salma, ibu mertuanya merasa terharu melihat cucu dan menantunya yang terlihat saling menyayangi satu sama lain.
" Salma,kapan Rama akan datang?," tanya Bu Marisa, ibunda Rama.
" Katanya sebentar lagi. Tadi aku juga meminta Mas Rama mengambil dulu kado yang sudah aku persiapkan di rumah. Aku lupa tidak membawanya tadi " Jelas Salma.
" Ough ya sudah. Yang penting dia mau datang."
Tidak lama kemudian, sebuah mobil masuk ke halaman sekolah. Para ibu-ibu yang masih berkerumun di depan kelas serentak melihat ke arah mobil itu.
Rama turun dari mobil. Namun, yang membuat semuanya membulatkan matanya adalah adanya seorang perempuan yang juga turun dari pintu sampai kemudi.
Deg
Salma yang kebetulan mendengar suara mobil segera keluar dari aula. Namun, dadanya tiba-tiba berdetak lebih kencang. Ia tidak menyangka Dewi akan hadir bahkan datang dengan mobil yang sama dengan sang suami.
Salma hanya tersenyum sinis. Mereka mulai terang-terangan di hadapannya.
Melihat Salma ada di ambang pintu masuk aula, Rama segera menghampiri istrinya. Melihat tatapan kecewa dari Salma, Rama merasa tak enak hati. Pasti karena Dewi yang satu mobil dengannya.
" Sayang,,, " panggil Rama menghampiri Salma. Salma tak bergeming. Kini, setiap ia mendengar suaminya memanggil dengan kata 'sayang', hatinya sakit. Suaminya sedang berakting. Itulah yang ada di benak Salma.
"Salma, maaf aku menumpang mobil Rama. Mobilku mendadak mogok." Dewi memasang wajah merasa bersalah.
" Ough. Tidak apa-apa." jawab Salma datar. "Silahkan masuk, Mama juga sudah ada di dalam. Mungkin kamu ingin menemui ibu mertuaku," Salma menggeser tubuhnya agar Dewi bisa masuk.
Dewi terkejut. Ia lupa bahwa pasti ada mantan ibu mertuanya. Walaupun belum siap menemuinya, Dawi terpaksa masuk.
" Kado yang aku minta Mas bawakan apa masih di dalam mobil?," tanya Salma saat Dewi sudah masuk ke aula.
" Kado apa?." Rama mengerutkan keningnya.
TBC