Cerai setelah menikah sehari karena dikhianati, membuat Juwita sang janda kembang perawan sangat membenci pria. Untuk kedua kalinya dia kecewa akan cinta dan merasa dirinya bisa hidup tanpa lelaki.
Namun yang aneh, wanita selingkuhan mantan suaminya itu adalah wanita yang sama seranjang dengan mantan kekasihnya? Apakah kisah cinta pertamanya yang berakhir 3 tahun lalu adalah ulah seseorang? Namun meskipun tebakan Juwita benar, ia enggan untuk kembali ke cinta pertamanya karena sudah terkenal playboy dan pemain wanita sejak putus dengannya. Lagian juga Juwita GENGSI untuk kembali pada mantannya itu! Makan tuh GENGSI bikin MENDERITA sendiri 🤪
Sedangkan, bagi mantan kekasih yang juga merasa cintanya hancur saat Juwita tak mempercayainya 3 tahun lalu apalagi sampai ditinggal nikah, Bagas memilih untuk tidak mempercayai wanita manapun. Merasa dibuang padahal dijebak, membuat Bagas ogah kembali bersama Juwita.
Padahal 3 tahun lalu, Juwita dan Bagas adalah COUPLE GOALS!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERSULUT EMOSI DAN GAIRAH
Setelah Bagas berhasil membawa Juwita masuk ke mobilnya dan didudukan di kursi depan, ia pun berputar untuk masik ke kursi pengemudi.
Namun Juwita semakin kepanasan, padahal AC sudah dinyalakan oleh pemilik mobil.
Tangan Juwita tidak henti hentinya mencoba menarik gaunnya turun dengan posisi resleting terbuka namun tangan Bagas menghentikannya hinga pria itu tidak sempat menjalankan mobil.
"Hei, Juw! Kalau kamu gerak gini terus gimana aku bisa nyetir! Diam nggak, atau aku akan menghentikan ramuan gila itu dengan caraku!" seru Bagas yang sudah kesal dengan tingkah Juwita yang berusaha bugil didepannya.
Padahal mati matian ia menahan miliknya agar tidak semakin mendesak untuk keluar.
"Hmm panaaas Gas!" ucap Juwita yang berusaha menyingkirkan tangan Bagas.
Namun Bagas gak mau kalah, ia pun terpaksa mengurungkan niatnya untuk menjalankan mobil dan menghadapkan tubuhnya kearah Juwita agar bisa menahan tangan wanita itu lebih kuat.
"Tahan! Atau kamu tidak akan jadi janda lagi!" ancam Bagas tapi kondisi Juwita saat ini tidak bisa diajak omong.
"Gas! Help me" lirih Juwita yang sepertinya sudah berada di puncak kepanasan.
"Aaakh! Shit! Kamu yang minta ya Juwita!" ujar Bagas lalu keluar mobil lagi dan menidurkan kursi Juwita dan memunduriannya agar kursinya tidak tegak dan ada space untuk kakinya. Otomatis, Juwita pun terlentang diatasnya kursi itu.
Milik Bagas sudah tak bisa ditahan dibalik celana kain yang dipakainya karena sudah sangat keras sana minta dibebaskan.
Bagas langsung menutup pintu mobilnya dan berada diatas tubuh Juwita.
"Kamu yang minta! Jangan menyesal! Meskipun kamu sudah janda dan sudah tak tersegel lagi alias dibobol oleh mantan suami mu itu, tapi setidaknya milikku mendapatkan cinta pertamanya" ucap Bagas.
Juwita sudah tidak bisa berkata apa apa, meskipun apa yang dikatakan Bagas masih dia dengar dan cerna, tapi dia tidak sanggup membantah omongan pria diatasnya itu.
"Biarkan kamu tau sendiri, jika aku masih perawan meskipun janda, Gas" batin Juwita.
Bagas langsung melepaskan jasnya dan melemparnya di jok belakang. Lalu ia membuka sabuknya dan resleting celana.
Tangannya yang tidak memegang tangan Juwita, membiarkan wanita itu menurunkan gaunnya hingga menampakkan kedua aset yang tertutup bra warna putih.
"Astaga! Milik janda lebih menawan ternyata" lirih Bagas yang jelas masih bisa didengar Juwita. Wanita itu menahan sakit hatinya karena dimata Bagas dirinya hanya janda, bekas milik orang.
Tanpa melepaskan celana seutuhnya, Bagas mulai mengangkat gaun putih milik Juwita hingga ke pinggang. Jadi posisi gaun wanita itu berhenti disana.
Bagas terlalu sulit jika harus menarik gaun itu sampai turun kebawah. Dia aja kesulitan melepas celananya secara utuh hingga hanya ia turunkan sampai paha.
Sebelum Bagas bertindak ke inti, sebagai casanova dan penikmat wanita, ia pun melancarkan pemanasan dengan memangsa bibir Juwita yang sudah menggeliat kepanasan.
Juwita menerima ciuman itu dan mereka saling memberikan balasan yang setimpal seirama. Perasaan ketika menjadi kekasih, muncul kembali. Kenangan mereka bersama kembali berputar. Namun kali ini ciuman panas pertama kali diantara mereka. Sebelumnya hanya saling kecup karena mencoba menahan diri masing masing.
Tapi pada kesempatan kali ini sepertinya tidak ada yang mau menahannya. Entah rasa rindu, entah rasa apa diantara mereka saat ini.
Kedua tangan Bagas memiliki fungsi berbeda, yang satu untuk meremas bagian atas dan satunya untuk mengobrak abrik bagian bawah Juwita.
Suara lenguhan Juwita terdengar seksi ditelinga Bagas.
Juwita menggeliat semakin berulah hingga menyenggol sesuatu berurat yang sudah bebas dari penutupnya.
"Shit! Gerak mulu kamu nih!" kesal Bagas karena dipancing oleh Juwita mulu padahal dia harus memastikan bawah tempat yang akan ia tuju harus basah.
"Oke, dah basah. Kita mulai! Ini pertama kali untukku, meskipun aku banyak dipuaskan wanita dan memuaskan balik, tapi aku masih perjaka, Juwita. Memang milikku ini hanya mau sama kamu" ucap Bagas dengan senyuman smirk dan dapat dilihat Juwita.
"Pasti udah gak sakit lagi kan? Karena bukan pertama kali untukmu? Jadi aku langsung aja" lanjutnya dan tanpa aba aba ia pun langsung menghentakkan dengan kencang hingga Juwita menjerit kesakitan.
"Aaakh!! BRENGSEK! BAJINGAAAN KAMU BAGAAS!" teriaknya sambil mencengram punggung pria yang terdiam saat merasakan miliknya baru saja menjebloskan sesuatu.
"Ju..Juwita.. kamuu.." lirih Bagas terbata bata sambil melihat mata Juwita sudah berair dibawahnya.
"APAA HAH!?? PUAS?!!!" pekik Juwita dengan air mata berlinang. Setelah sesuatu dibawahnya berhasil dibuka, entah kenapa hawa panas dalam dirinya berlahan menghilang namun diganti rasa sakit. Sakit hati dan sakit fisik.
Apakah hanya dengan ini, ramuan gila itu bisa tersalurkan.
Bagas masih diam tanpa bergerak. Dia masih menatap tajam Juwita dibawahnya yang menangis terisak dan sepertinya kesadaran wanita itu mulai kembali lagi.
"Ma..maafkan aku" lirih Bagas lagi menyesal.
Juwita memalingkan pandangan kesamping untuk menghindari tatapan Bagas yang sangat tidak ia sukai sekarang. Harga dirinya sebagai wanita kini sirna sudah.
"Aku sudah sadar, biarkan aku pergi" ucap Juwita sambil kedua tangannya ia tutupi bagian dadanya yang sudah tidak tertutup apa apa.
"Juw" panggil Bagas.
"Keluarkan itumu dariku, aku gak sudi menerima benih darimu!" ucap Juwita malah membuat Bagas tersentak.
Entah kenapa perkataan Juwita itu menyakiti harga dirinya juga. Kenapa dengan benihnya? Apa ada yang salah? Semua wanita yanh sudah bersamanua berharap ingin mengandung benihnya, namun kenama Juwita tidak mau padahal ini pertama kali miliknya itu berada ditempat yang semestinya?
Juwita seperti membangunkan singa tidur.
"Hah? Seenaknya saja kamu menyuruhku ngeluarin milikku sebelum waktunya? NO WAY! JUWITA! Aku bukan pria seperti waktu kuliah yang bodoh karena mempercayaimu dan menuruti apa maumu? Sekarang aku akan menyelesaikan apa yang kamu minta sebelumnya dan ini keinginanmu. Persetan dengan keinginanmu barusan" ucap Bagas yang langsung menggerakan tubuhnya cepat.
Membuat Juwita kesakitan lagi dan refleks mencakar punggung Bagas yang masih tertutupi kemeja.
Bagas seperti pria brengsek yang benar benar tidak peduli perasaan wanita yang berada dibawahnya hingga ia pun menyemburkan benihnya didalam tanpa izin si pemilik rahim.
"BAJINGAN!!! AKU TIDAK AKAN MAU BERTEMU DENGANMU LAGI!" teriak Juwita dan Bagas memberikan senyuman smirk sekaligus puas.
"Setelah ini aku pastikan aku tidak akan jadi janda lagi karena kamu harus melayaniku!" ucap Bagas sambil menarik resletingnya kembali dan membenarkan kemejanya.
"GAK SUDI!" teriak Juwita.
Bagas lagi lagi hanya memberikan senyuman puas.
Lalu ia membuka pintu mobil dan keluar.
"BAGAS!" tiba tiba teriakan wanita terdengar memanggilnya di basement itu.
"Mami!" sahut Bagas terkejut melihat maminya bersama papinya dan disusul oleh orang tua Juwita.
"APA YANG KAMU LAKUKAN HAH?" teriak Weni lagi yang syok dengan wajah merah putranya itu. Seperti habis kepanasan.
Ya benar, putranya itu habis kepanasan karena kebakar nafsu.
Mata Weni pun beralih ke kursi penumpang depan mobil putranya dan melihat ada seorang wanita yang menundukan kepala.
"SIAPA WANITA ITU?" tanya Weni yang sudah terbakar emosi.
Baru saja, beberapa jam lalu ia dan suaminya sangat senang ketika mendengar jawaban Bima dan Sona jika mereka akan menerima kompensasi pernikahan Bagas degan Juwita, eh malah putranya sekarang udah main sama cewek baru.
"Katakan siapa wanita itu, Gas?" tanya Deni dengan nada rendah yang mencekam.
Saat mendengar suara ramai didepan mobil, Juwita pun mengangkat kepalanya menatap kedepan dan bersamaan dengan mata Weni menatapnya.
"ASTAGA! JUWITA!!" teriak Weni lagi lalu langsung membuka pintu mobil putranya itu.
Mendengar nama putrinya disebut, Sona pun mengikuti Weni dan terkejut saat melihat wanita yang berada didalam mobil Bagas.
"Astagfirllah! Juwita!" seru Sona tak percaya jika putrinya dengan wajah sembab dan memerah keluar dari mobil.
Seketika Bima ingin langsung menghajar Bagas untuk kedua kalinya. Tapi bogeman Deni meluncur ke wajah putranya terlebih dahulu.
BUGH!
BUGH!
Kali ini Deni tidak bisa menerima perilaku putranya yang sangat bajingan setelah melihat Juwita keluar dari mobil dengan tanda merah merah dileher wanita itu. Ia bisa menduga jika putranya sudah menodai wanita yang akan ia nikahkan dengan Bagas. Meskipun Deni dan Weni tidak bisa memastikan jika anaknya itu memang sudah melepas perjakanya atau tidak karena selama ini mereka percaya jika Bagas belum pernah melakukan s*x secara utuh.
Tapi melihat jejak ciuman dan gigitan putranya di leher Juwita, menbuat Deni begitu tersulut emosi.
"BAJINGAN!!!" teriak Deni.
Bima sampai speechless melihat sikap calon besannya itu yang langsung memberikan pelajaran kepada calon mantunya.
Apa yang akan terjadi dengan Juwita dan Bagas setelah malam ini?
Tunggu kelanjutannya di next episodeeee yang semakin membara ♨️