Pengantin Cantik Pilihan Tuan Ibrahim

Keesokan harinya setelah melakukan sarapan, kedua orang tua Nafisah pun akhirnya pamit kepada Ibrahim dan Nafisah untuk pulang ke jakarta.Sebelum pergi, kedua orang tua Nafisah sempat berpesan kepada Ibrahim untuk selalu menjaga dan menyayangi Nafisah.

"Nak Ibrahim, ayah sama ibu titip Nafisah ya sama kamu? Tolong jaga Nafisah dengan baik, dan jangan pernah coba coba untuk menyakiti hatinya." ucap pak Raharjo.

"Iya ayah, Ibrahim pasti akan menjaga Nafisah dengan baik.Ibrahim janji untuk tidak akan pernah menyakiti hati Nafisah.Ayah dan ibu tenang saja." ucap Ibrahim dengan sungguh sungguh yang membuat Nafisah yang tak kuasa menahan air mata harunya, tampak menangis dan sesekali menyeka air matanya.

"Nafisah,kami berdua pulang ke jakarta dulu ya? Jangan lupa jaga diri kamu baik baik dan jadilah istri yang berguna bagi suami kamu." ucap Bu Bertha.

"Iya Bu,ibu hati hati ya saat di jalan nanti.Terima kasih karena sudah mengunjungi Nafisah dan juga mas Ibrahim kemari." ucap Nafisah sembari mencium tangan kedua orang tuanya secara bergantian.

Seusainya berpamitan, kedua orang tua Nafisah pun segera masuk ke dalam mobil dan dalam waktu beberapa detik kemudian mobil mereka pun segera pergi meninggalkan kediamannya.Saat itu dengan lembut Nafisah merasakan tangan suaminya meraih tangannya untuk digenggam erat erat.

Jika dilihat dari tatapan suaminya saat ini,Nafisah mengerti kalau suaminya itu mengetahui kegundahan dan kesedihan hatinya.Mendapati tangannya di genggam erat seperti itu, membuat hati Nafisah menghangat.Ia merasa aman di samping Ibrahim.

"Jangan sedih Nafisah,mas akan menggantikan tugas kedua orang tua kamu untuk selalu menjaga dan mencintai kamu." ucap Ibrahim.

"Iya mas, terima kasih ya sudah mau menjaga dan mencintai Nafisah sampai detik ini." ucap Nafisah

"Sama sama sayang"

Waktu demi waktu terus berlalu, tidak terasa sudah satu bulan lamanya Ibrahim dan Nafisah tinggal di rumah barunya.Selama satu bulan itu tanpa diketahui oleh Ibrahim dan Nafisah,pak Darmawan diam diam mengutus seseorang untuk menata matai kehidupan Ibrahim dan Nafisah.

Karena selama beberapa waktu ini putra dan menantunya itu tidak pernah berkunjung ke kediaman Darmawan sehingga hal itu membuat pak Darmawan merasa sangat khawatir dengan keadaan putra dan menantunya.

Dari hasil pemantauan yang dilakukan oleh orang suruhannya, pak Darmawan dibuat senang bukan kepalang saat orang yang disuruhnya untuk menata matai putra dan menantunya memberitahunya kalau kesehatan Ibrahim sudah sangat membaik.Bahkan orang suruhan pak Darmawan juga memberitahu kepada pak Darmawan kalau sakit yang sebelumnya diderita oleh Ibrahim hampir tidak pernah menunjukkan tanda tanda akan kambuh.

Pak Darmawan yang mendengar kabar baik itu dibuat yakin kalau putranya itu sudah bisa mengambil kembali tanggung jawabnya sebagai seorang pewaris keluarga Darmawan untuk mengelola bisnis furniture keluarga Darmawan yang saat ini dipegang oleh Dennis.

Malam harinya pak Darmawan pun mengajak Dennis untuk bertemu dengan Ibrahim di kediamannya.Dennis yang tidak tahu kalau tujuan dari ayahnya itu yang mengajaknya berkunjung ke kediaman Ibrahim untuk menyerahkan kembali tanggung jawab mengelola bisnis furniture kepada Ibrahim, tampak santai dalam memenuhi permintaan ayahnya itu.

Ibrahim dan Nafisah tampak terkejut saat kediaman mereka didatangi oleh ayahnya dan juga Dennis.

"Kamu apa kabar Ibrahim? Kenapa kamu tidak pernah mengajak istri kamu berkunjung ke kediaman ayah?Kau tahu, kediaman Darmawan terasa kurang lengkap tanpa kehadiran kami berdua." ucap pak Darmawan saat berbincang bincang dengan Ibrahim dan Nafisah di ruang tamu kediamannya.

"Kabar Ibrahim baik,ayah.Maafkan kami berdua yang sudah lama tidak berkunjung ke kediaman ayah,kami berdua terlalu menikmati kehidupan kami sebagai suami istri di rumah ini dan membuat kami berdua lupa untuk berkunjung ke kediaman ayah." ucap Ibrahim.

"Ayah senang sekali kalau kalian berdua bahagia tinggal disini,namun kalian berdua juga tidak boleh lupa kalau kediaman Darmawan selalu menanti kehadiran kalian berdua disana." ucap pak Darmawan

"Iya ayah lain kali kami berdua akan menyempatkan waktu untuk berkunjung ke rumah ayah, kalau Ibrahim boleh tahu apakah tujuan kedatangan ayah kemari hanya untuk meminta Ibrahim dan Nafisah berkunjung ke rumah ayah? Atau ada hal yang lain?" tanya Ibrahim

"Kamu benar nak, kedatangan ayah kemari adalah untuk menyampaikan sesuatu yang penting kepadamu." ucap pak Darmawan

"Hal penting apa ayah?" tanya Ibrahim

"Nak, sebenarnya ayah ingin minta maaf kepadamu karena tanpa sepengetahuan kamu dan Nafisah,ayah telah menyuruh seseorang untuk mengawasi kediaman ini." ucap pak Darmawan yang tentu saja membuat Ibrahim dan Nafisah terkejut dan tidak menyangka dengan tindakan pak Darmawan.

"Untuk apa ayah melakukan itu?" tanya Ibrahim dengan nada suaranya yang sedikit terkejut.

"Ayah melakukan itu karena ayah sudah lama tidak mendengar kabar dari kalian berdua, kalian berdua tidak pernah berkunjung ke kediaman ayah ataupun menelpon ayah,itu benar benar sangat membuat ayah khawatir." ucap pak Darmawan

"Lalu hal penting yang ingin disampaikan oleh ayah kepada Ibrahim itu apa ayah?" tanya Ibrahim

"Orang suruhan ayah yang ayah tugaskan untuk mengawasi kalian berdua telah memberitahu ayah kalau selama beberapa hari ini kesehatanmu sangat baik nak, bahkan penyakitmu juga tidak kambuh seperti dulu.Untuk itulah mengapa hari ini ayah ingin kamu mengambil tanggung jawab kamu sebagai pewaris untuk mengelola bisnis furniture keluarga Darmawan yang saat ini dipegang oleh Dennis." ucap pak Darmawan yang pernyataannya membuat Dennis dan Ibrahim sangat terkejut.

"Ayah ini? Perkataan ayah barusan itu?" ucap Dennis yang dibuat terkejut sekaligus tidak tahu harus melakukan apa dengan ayahnya yang tiba tiba meminta hal itu kepada Ibrahim.

"Maafkan ayah Dennis,ayah tidak memberitahumu mengenai hal ini saat akan kemari.Ayah cuma hanya ingin Ibrahim menjalankan tugasnya sebagai pewaris bisnis keluarga Darmawan.

"Dennis tahu dengan keinginan ayah,akan tetapi saat ini mas Ibrahim masih belum siap untuk mengambil tanggung jawab itu ayah!" ucap Dennis

"Kenapa kau berpikir bahwa aku belum siap untuk mengambil tanggung jawab itu Dennis?Kau tahu aku adalah ahlinya dalam dunia bisnis.Sebelum aku mendapatkan penyakitku ini,kau jangan lupa kalau aku lulusan terbaik di bidang bisnis.Jadi tolong perhatikan kata katamu itu!" ucap Ibrahim dengan tegas dan tanpa ada rasa takut saat menjawab perkataan dari Dennis.

Apa yang dibilang oleh Ibrahim itu benar, Dennis.Ibrahim adalah orang yang tepat untuk mengelola semua bisnis yang ayah punya.Kamu tidak perlu khawatir Dennis,kakak kamu pasti bisa mengurus bisnis ayah dengan baik." ucap pak Darmawan yang membuat Dennis meradang.