Namanya adalah Zhang Yu. Dia anak seorang tetua klan di Kota Qian Gu yang memiliki cukup pengaruh. Akan tetapi karena dirinya terlahir berbeda, semua orang menganggapnya sebagai sampah.
Namun, tanpa diketahui banyak orang ternyata Zhang Yu memiliki tubuh spesial. Beruntung dia bertemu dengan seorang guru yang tahu bagaimana cara membangkitkan kekuatannya. Mengubah dirinya dari seorang sampah menjadi genius berbakat mengerikan.
Ini adalah perjalanan Zhang Yu dalam membuktikan diri sebagai petarung terhebat. Mengemban nama kaisar petarung, mengguncang dunia dan membangun pondasi mencapai puncak keabadian.
Simak kisah lengkapnya dan jadilah saksi sebuah legenda tercipta. Kaisar Petarung!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter... 28 : Utusan Klan Jiang
Kematian musang bertopeng menjadi akhir gejolak yang terjadi di lembah utara. Zhang Yu dengan ayahnya, termasuk patriark dan tiga tetua lainnya kembali ke kediaman.
"Ada apa Zhang Yu? Apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Zhang Lei kepada Zhang Yu.
Zhang Long yang ada di samping pun ikut mendesak. "Katakan Yu'er, kau membuat kami penasaran."
Saat berada di pintu keluar wilayah lembah utara Zhang Yu berkata ingin bicara suatu yang penting saat kembali. Sekarang mereka sudah berada di kediaman patriarki. Tidak ada orang lain di sekitar dan pintu ruangan ditutup rapat.
Zhang Yu mengeluarkan logam tabung dari cincin penyimpanan. "Ini tentang alat pengendali jiwa."
Mata Zhang Lei dan Zhang Long secara kompak menyipit. Kening mereka mengernyit dan terlihat penasaran.
"Saat aku berada dalam perjalanan menuju lembah utara, tanpa sengaja bertemu dengan kelompok Klan Jiang."
"Kenapa orang Klan Jiang berada di wilayah kita? Apa mereka ...."
"Tetua Kedua, biarkan putramu berbicara terlebih dahulu. Dia Bingin menyampaikan sesuatu."
Zhang Long terbawa suasana setelah mendengar kelompok Klan Jiang. "Maaf maaf ... Yu'er, lanjutkan ceritamu."
Zhang Yu diam sejenak. " ... Dalang di balik kekacauan ini adalah Klan Jiang. Saat aku mengikuti mereka, ternyata tujuan mereka adalah lembah utara dan aku menghancurkan alat pengendali jiwa ini pada saat mereka ingin mengaktifkannya."
Nafas Zhang Lei tercekat. Begitu pula dengan Zhang Long yang tak kalah terkejut.
"Yu'er, apa kau punya bukti jika memang benar mereka adalah pelakunya?" tanya Zhang Long.
Karena bagaimanapun masalah ini bukan masalah enteng menuduh tanpa bukti akan menimbulkan perpecahan.
Zhang Yu mengerti apa yang dikhawatirkan ayahnya. Lagi pula sejak awal sudah memperkirakan hal ini. Itulah kenapa dia menyimpan tiga sabuk dengan lambang tiga garis sejajar.
Ketika melihat tiga ikat pinggang tersebut, amarah Zhang Lei tudak bisa ditahan.
"Brengsek!"
Pria tua itu memukul meja hingga hampir terbalik. Dia berdiri dari tempat duduknya dan masih berusaha menyetabilkan nafasnya.
"Klan Jiang bajingan! Padahal beberapa hari yang lalu mereka masih mengatakan ingin membantu Klan Zhang mengatasi kawanan binatang spiritual jika terjadi kekacauan di lembah tengkorak. Tapi ternyata sejak awal ini adalah rencana mereka! Benar-benar kurang ajar!"
Zhang Ling juga tidak bisa menahan emosinya setelah mengetahui fakta ini. Ia mengepalkan tangan hingga kuku jarinya menembus telapak tangan.
"Patriark, kita tidak bisa diam saja membiarkan mereka bertindak sesuka hati. Kita harus membalas!" Zhang Long adalah tipe orang yang selalu berpikir kritis. Dia sangat jarang terbawa amarah seperti ini. Namun Klan Jiang memang sudah keterlaluan.
Jika bukan karena Zhang Yu pertama kali menemukan tabung logam di lembah bunga, mungkin korban dari Klan Zhang sudah tidak terhitung jumlahnya.
"Kita memang tidak bisa diam saja. Tapi dari mana mereka mendapat alat pengendali jiwa? Aku tidak pernah mendengar tentang alat seperti ini sebelumnya. Bahkan dalam catatan sejarah Kota Qian Gu pun tak menemukannya."
Tak...
Perhatian Zhang Lei dan Zhang Ling tertuju pada sebuah plakat di atas meja. Zhang Yu memegang plakat itu menatap dengan ragu. "Entah kenapa aku merasa curiga dengan plakat ini. Aku mendapatkannya dalam salah satu cincin penyimpanan kelompok Klan Jiang. Apa Patriark atau Ayah mengetahui sesuatu?"
Plakat hitam dengan lambang api berwarna putih. Zhang Lei dan Zhang Long tidak bisa untuk tidak mengernyitkan kening.
"Sepertinya tidak asing. Bagaimana menurutmu, Patriark?" tanya Zhang Long seraya mengelus dagunya.
Zhang Lei tampak lebih serius.
"Plakat ini ... Tidak salah lagi! Itu mereka,
Zhang Lei menggertakan gigi dengan geram. "Tidak heran jika ada alat semacam ini di tangan mereka. Itu tidak lepas dari hubungan yang terjalin dengan keluarga He, Kota Heishan."
Keluarga He? Kota Heishan?
Zhang Long yang mendengar keluarga He Kota Heishan pun seperti mengingat sesuatu yang sudah sangat lama. "Patriark, jika tidak salah memang ada rumor tentang Klan Jiang yang memiliki hubungan dengan keluarga He. Itu sudah beberapa tahun yang lalu. Tidak mengira ternyata itu bukan sekadar rumor."
Sementara kedua pria di samping kanan kirinya berbicara tentang keluarga He dan Kota Heishan, Zhang Yu tidak begitu tahu tentang keluarga He dari Kota Heishan. Bahkan ia baru pertama kali mendengar nama keluarga ini.
"Maaf menganggu, Patriark. Tapi ada urusan dari Klan Jiang datang ingin bertemu."
Pengurus rumah berdiri di balik pintu lalu menyampaikan pesan dari luar.
Karena kebetulan pada saat itu di dalam ruangan sangat senyap, suara pengurus rumah sangat jelas.
"Apa kau yakin itu utusan Klan Jiang?" tanya Zhang Lei tanpa beranjak dari tempat duduknya.
"Benar Patriark. Mereka mengenakan ikat pinggang dengan lambang tiga garis sejajar. Selain itu juga mereka membawa sebuah surat dengan segel Klan Jiang."
"Baiklah. Kau pergi dan beritahu urusan itu untuk datang menemuiku di tempat tunggu."
Mendapat perintah demikian, pengurus rumah langsung melaksanakannya. Zhang Lei menatap Zhang Long dan beralih pada Zhang Yu. "Aku tidak tahu apa yang mereka rencanakan saat ini. Tapi yang pasti, mereka telah mengibatkan bendera perang pada kita."
"Patriark, biarkan aku ikut denganmu menemui utusan Klan Jiang." Zhang Long segera bangkit dari tempat duduknya.
Tak ingin ketinggalan Zhang Yu pun mengikuti ayahnya. "Patriark, aku juga ikut."
"Baiklah,"
...
Di ruangan tunggu.
"Benar-benar keterlaluan! Apa mereka ingin membuat kita menunggu di sini selamanya?" Pria setengah baya mengetukkan jarinya di kursi dan menatap pintu yang tak kunjung terbuka.
Pria di sampingnya yang berusia lebih muda menanamkan rekannya. "Tenang sedikit. Tua bangka itu sebentar lagi juga akan datang. Mungkin karena sudah tua hingga berjalan pun harus membungkuk."
Dua utusan Klan Jiang itu tertawa menertawakan Zhang Lei. Mereka tertawa hingga tidak sadar pintu ruangan baru saja terbuka.
"Sepertinya kalian dalam suasana hati yang bagus. Bukankah begitu?"
Jiang Wu dan Jiang Qi terkejut dengan suara yang terdengar tiba-tiba. Mereka mengalihkan wajah ke samping dan melihat tiga orang berjalan mendekat.
"Patriark Zhang Lei, senang bertemu denganmu. Aku datang ke sini atas perintah patriark untuk menyampaikan undangan."
Oh...
"Undangan apa itu?" Zhang Lei tidak berbasa-basi dengan menawari mereka minum atau semacamnya. Baginya sudah cukup ramah dengan tidak menyerang keduanya mengingat apa yang telah Klan Jiang lakukan terhadap Klan Zhang.
Jiang Qi mendengus pelan. Dalam hati berkata dengan kesal. "Tua bangka kurang ajar! Dia bahkan tidak menawari kami makan atau minum. Apa dia sengaja menunjukkan arogansi nya di hadapan kami?"
Jiang Wu juga sedikit kesal. Tapi dia memilih untuk diam sedang tangannya menarik sebuah gulungan dari saku pakaiannya.
"Ini adalah undangan ulang tahun patriark. Berharap Klan Zhang bisa hadir dan memeriahkan acara."
Zhang Lei menatap gulungan itu. Setelah menerimanya dia memandang kedua utusan Klan Jiang dan melambaikan tangan. "Undangan ini, Klan Zhang menerimanya. Silakan kalian pergi, dan maaf aku tidak akan mengantar."
Wajah yang marah benar-benar memerah padam. Jiang Wu dan Jiang Qi dengan kompak mengeraskan rahang.
"Tua bangka menjengkelkan! Kau bisa sombong hari ini. Tapi besok, jangan harap kau memiliki kesempatan untuk melakukannya."