Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Tok...tok...tok
Tak lama kemudian pintu pun di buka nampak pak Samidi yang sudah siap berangkat ke barik.
"Pagi pak" sapa Samsul
"Pagi juga sul" jawab pak Samidi. "Ayok berangkat" sambung pak Samidi, mereka pun segera menuju mobil dan Bagas pun melajukan mobilnya menuju pabrik, setelah tiga puluh menit berlalu mereka pun tiba di pabrik, Bagas pun memarkirkan mobilnya lalu mereka pun segera turun dan menuju ke pabrik dan masuk ke ruangan masing-masing. Bagas yang kebelet pun memutuskan untuk segera ke toilet. Bagas pun keluar dari ruangannya di depan ia bertemu dengan Nina yang hendak mengantar kopi untuk Bagas.
"Eh kamu Nin" ucap Bagas yang baru membuka pintu.
"Iya mas Bagas, ini mau ngantar kopi, mas Bagas mau kemana?" ucap Nina
"Taruh aja di atas meja Nin, aku mau ke toilet sebentar" ucap Bagas
"Oo iya mas Bagas, aku taruh di atas meja ya" ucap Nina sembari masuk kedalam ruangan Bagas.
Bagas pun bergegas menuju ke toilet, setibanya di toilet Bagas pun segera buang air kecil, setelah selesai ia pun segera kembali lagi ke ruangannya, setibanya di ruangan, Bagas pun masuk dan melanjutkan pekerjaannya. Tak selang beberapa saat kemudian terdengar ketukan dari luar pintu.
Tok...tok...tok
"Iya masuk" ucap Bagas dan tampak lah Nina yang muncul dari balik pintu.
"Eh Nin ada apa" tanya Bagas
"Ini mas, mas Bagas di panggil pak Samidi ke ruangannya" ucap Nina.
"Baik Nin, nanti saya ke sana" jawab Bagas
"Iya mas, kalau gitu saya permisi dulu ya" Nina pun keluar meninggalkan ruangan Bagas. Setelah kepergian Nina Bagas pun merapikan mejanya lalu keluar menuju ruangan pak Samidi.
Setibanya di ruangan pak Samidi Bagas pun mengetuk pintu.
Tok...tok...tok.
"Permisi pak" ucap Bagas
"Iya masuk" jawab pak Samidi
"Bapak manggil saya" tanya Bagas
"Iya pak Bagas, duduk dulu pak Bagas" ucap pak Samidi sembari mematikan komputer nya.
"Begini pak Bagas, kita ada pertukaran karyawan, dengan perusahaan cabang yang ada di desa M, saya minta pak Bagas menjemput karyawan nya ya, nanti pak Bagas di temani sama Samsul, nama karyawannya Risa, Samsul kenal sama orangnya, nanti setelah makan siang pak Bagas boleh segera pergi menjemputnya" tutur pak Samidi.
"Baik pak" jawab Bagas
"Trus karyawan kita yang di pindahkan ke sana gimana pak?" Tanya Bagas
"Karyawan kita sudah berangkat tadi pagi" ucap pak Samidi.
"Oo begitu" jawab Bagas
"Iya pak Bagas, bisa kan?" Tanya pak Samidi
"Bisa pak bisa" jawab Bagas.
"Ada lagi pak?" Tanya Bagas lagi
"Itu aja pak" jawab pak Samidi
"Yasudah saya permisi dulu pak" ucap Bagas
"Iya pak Bagas" jawab pak Samidi, Bagas pun pergi meninggalkan ruangan pak Samidi, ia pun menuju ruangan Samsul, setibanya di sana ia pun masuk dan menemui Samsul.
"Sul" sapa Bagas tatkala ia berada di meja Samsul
"Iya gas, ada apa, tumben kamu pagi-pagi udah kesini?" Tanya Samsul
"Ini sul, pak Samidi nyuruh aku jemput karyawan dari perusahaan cabang yang ada di desa M" ucap Bagas
"Iya trus kenapa gas, ada yang bisa aku bantu"tanya Samsul
"Ada sul, aku kan belum tahu jalan kesana, jadi pak Samidi nyuruh aku ngajak kamu" ucap Bagas
"Oo yasudah, kapan emangnya?" Tanya Samsul lagi
"Siang ini sul, tunggu jam makan siang, selesai makan siang kita perginya" ucap Bagas
"Oke baiklah gas" jawab Samsul
"Yasudah ya sul aku kembali ke ruangan ku dulu, komputer belum dimatiin tadi" ucap Bagas sembari berdiri.
"Iya gas aku juga mau menyelesaikan sekalian ini tinggal dikit lagi kerjaan ku" jawab Samsul.
Bagas pun keluar dari ruangan Samsul lalu ia kembali ke ruangannya, setibanya di ruangannya ia pun mematikan komputernya, sembari menunggu jam makan siang Bagas pun memainkan ponselnya, ia menonton beberapa video yang ada di ponselnya maklum di daerah terpencil tidak ada signal. Tak terasa waktu berlalu begitu saja, jam makan siang pun tiba Bagas pun segera keluar dari ruangannya dari ruangan lain tampak Samsul sedang menuju ke arah Bagas,
"Ayok gas, kita makan siang dulu kan?" Tanya Samsul
"Iya sul masa nggak, bisa mati kelaparan aku" gurau Bagas
"Lebay kamu gas" olok Samsul,
mereka pun bergegas hendak ke kantin namun sebelum menuruni tangga mereka berpas-pasan dengan Nina yang juga hendak ke kantin.
"Eh Nin kebetulan kamu mau ke kantin kan ayok sama-sama" sapa Bagas yang tak sengaja bertemu dengan pujaan hatinya itu.
"Iya mas, ayok mas" jawab Nina malu-malu
"Alamat bakalan jadi obat nyamuk lagi ni" gerutu Samsul yang membuat Nina dan Bagas nyengir.
Setibanya di kantin mereka pun mengambil makanan masing-masing lalu menuju meja kosong, dan segera menikmati makanannya.
"Eh gas emang siapa sih karyawan yang mau kita jemput" tanya Samsul
"Ee.. kalau nggak salah namanya Risa sul" jawab Bagas ragu-ragu, bukan karena ia lupa nama karyawannya akan tetapi ia takut Nina cemburu.
"Oo Risa, anaknya pak kepala desa M itu gas, orangnya cantik gas" ucap Samsul mengompori supaya Nina cemburu.
"Oo ya, tapi lebih cantik yang didepan aku sul" jawab Bagas sembari menggoda Nina, dan berhasil membuat pipi Nina merah merona.
"Apaan sih mas Bagas" jawab Nina
"Emang kenapa sih aku nggak boleh memuji pacar sendiri" jawab Bagas
"Ehemm..ehemmm disini masih ada manusia ya" ucap Samsul yang sudah mulai kesal dengan kebucinan Bagas dan Nina.
"Hehee kirain demit sul" ledek Bagas
"Mulut mu gas, gas pengen ku cabein rasanya" ucap Samsul kesal
"Makanya sul, jangan suka ngomporin orang" jawab Bagas
"Hahaha iya gas iya sorry" ucap Samsul
"Tapi yang dibilang Samsul benar lho mas, Risa itu cantik" ucap Nina sembari mengaduk-aduk makanannya
"Kamu cemburu ya Nin, tenang aja aku nggak akan berpaling dari kamu kok" ucap Bagas dan sekali lagi membuat pipi Nina merah merona.
"Ehemm..ehemmmmm, apa perlu ni aku pindah duduknya" ucap Samsul dengan nada kesalnya.
"Disini aja sul" jawab Nina
"Tau sih Samsul ni, tinggal dengerin aja apa susahnya" ledek Bagas
"Mual aku gas" ucap Samsul dengan ekspresi jijik.
"Makanya kamu jomblo akut sul" ledek Bagas
"Aku aja yang nggak mau gas, cewek banyak yang antri" jawab Samsul dengan sombongnya.
"Haha iya sul percaya" jawab Bagas sembari memasukkan nasi ke mulutnya.
Setelah selesai makan mereka pun membayar makanannya kecuali Nina, Nina selalu ditraktir Bagas jikalau mereka sama-sama ke kantin. Setelah membayar makanan mereka pun kembali ke pabrik Samsul dan Bagas menuju parkiran sedangkan Nina kembali ke dapur, setelah tiba dimobil Bagas dan Samsul pun masuk kedalam, sebelum berangkat mereka panaskan mobil terlebih dahulu, setelah sekitar 10 menit mereka pun segera melajukan mobilnya menuju desa M, Medan jalan menuju desa M tergolong rusak parah lobang dimana-mana dan masih tanah kuning, setelah satu jam berlalu tibalah mereka di desa M, Bagas dan Samsul pun menuju kantor perusahaan yang ada di desa M.
Setibanya di kantor...
BERSAMBUNG.....
***
di tungguin