Aira mahasiswa cantik. Prodi pendidikan, yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi.
Pak Hirata adalah seorang dosen yang selalu menggoda Aira. Ia masih lajang. Tapi umurnya terpaut lumayan jauh dengan Aira.
Aira selalu menolak godaan dari pak Hirata. Namun di suatu hari dirinya terjebak oleh dosen sialan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alcesky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Ngampus
"Berangkat nya bareng ya Fa, motor ku belum jadi juga sampai sekarang" ucap Aira meminta kepada Fasa. Mungkin karena kecelakaan yang di alami nya lumayan parah. Sehingga membuat kerusakan motornya juga lumayan parah. Membuat waktu service nya memakan waktu yang lebih lama daripada yang di perkirakan oleh pihak bengkel yang dimana Aira menyervis motornya.
"Iya atuh Ra, kalau ga sama kamu aku juga sama siapa berangkat nya" jawab Fasa. Ia yang masih tinggal di rumah Aira tentu saja akan selalu berpergian berdua dengan Aira. Anak buah nya beberapa hari lalu juga sudah mengantarkan motor baru ke rumah Aira. Guna untuk mereka berkendara.
Keduanya sama sekali tidak ada yang saling perhitungan. Di pakai bersama, dimakan bersama, semua nya bersama. Tidak ada yang menggunakan kalkulator dalam pertemanan nya. Sama-sama saling bekerja keras juga sama-sama saling menikmati. Tidak ada rasa iri. Tidak ada yang saling memanfaatkan. Keduanya sama rata dalam berteman.
"Kamu dulu ya yang nyetir motornya" ucap Aira. Sampai saat ini Aira masih belum bisa berdiri sempurna. Ia masih takut untuk berkendara. Dirinya juga masih memiliki rasa takut atau pun trauma karena kecelakaan hari itu. Kejadian itu juga terjadi di luar kendali Aira. Karena kejadian itu juga membuat Aira lebih hati-hati lagi.
"Iya lah Ra. Gila aja kamu yang nyetir. Aku gamau nyium aspal part 2" ucap Fasa. Bahkan Fasa juga trauma dengan kecelakaan itu. Dirinya selalu berandai-andai. Andaikan saja hari itu Aira mau bergantian dengan nya untuk menyetir mungkin tidak akan terjadi hal yang tidak di inginkan.
"Hehe ya sorry aja Fa. Sekarang aku udah ga akan ngeyel lagi kok" jawab Aira. Fasa sama sekali tidak marah dengan Aira. Hal itu juga membuat Aira merasa sangat tidak enak hati dengan Fasa. Bahkan Fasa tetap berbaik hati dengan Aira dan juga ibunya. tar yang diberikan oleh keluarga nya tidak pernah salah.
"Sekarang kalau kemana-mana aku aja lah yang nyetir" ucap Fasa menawarkan dirinya kepada Aira. Dan hal itu tentu nya di setujui oleh Aira. Rupanya Aira juga sudah trauma dengan kejadian yang kemarin.
Memiliki teman baik seperti Fasa adalah keberuntungan yang di berikan tuhan kepada Aira.
Tuhan memang maha baik. Tak pernah salah memberikan rezeki kepada hamba nya. Walaupun Aira tidak di limpahkan harta tapi di limpahkan dengan orang-orang yang sangat baik terhadap dirinya. Ibu Aira juga sangat beruntung. Anak nya memiliki banyak teman yang sangat baik kepada nya dan juga kepada anak nya.
"Kamu udah bilang sama ibu belum Ra kalau kita mau berangkat kuliah" ucap Fasa menyakan kepada Aira.
"Aku belum bilang sih Fa. Takut nya belum di bolehin kalau mau berangkat sekarang" jawab Aira.
"Lahh gimana sih kamu. Nanti di cari ibu lohh kalau kamu enggak bilang" ucap Fasa.
"Nanti bantu aku bilang sama ibu ya" ucap Aira.
Keheningan pun mulai menyelimuti kedua nya. Tiba-tiba saja Fasa mengingat hal aneh ketika di kantin. Ia menanyakan apakah jika mereka berdua ke kantin masih di berikan gratis oleh ibu kantin.
"Eh ra. Kamu inget ga sih yang pas kita di kantin?" ucap Fasa mengingatkan Aira.
"Inget apaan woy?" tanya Aira kepada Fasa.
"Ingat kalau kita ke kantin di berikan gratis oleh ibu kantin" ucap Fasa.
"Owlah yang itu. Iya aku masih ingat" ucap Aira.
" Kalau kita sekarang makan kesana masih gratis engga ya?" tanya Fasa yang penasaran.
"Ngga tahu juga sih Fa. Apa mau kita cobain aja nih?" tanya Aira kepada Fasa.
"Kapan memang nya mau cobain?" tanya Fasa.
"Tersedia sih aku mah nurut aja" ucap Aira.
"Ihh apaan sih kamu ra kaya cewek banget apa-apa terserah, apa-apa tersedia" ucap Fasa yang kesal dengan jawaban Aira yang selalu mengeluarkan kata-kata terserah.
Mereka berdua menghampiri ibu Aira. Fasa menemani Aira untuk izin akan kembali berkegiatan di dalam kampus.
"Ayok antarkan aku untuk meminta izin ke ibuku" pinta Aira.
"Ayok ra. Kayanya ibu di belakang deh" jawab Fasa.
Mereka berdua lari menuju ke dapur. Jaraknya memang lumayan jauh.
"Ibu, Aira dan Fasa besok sudah mau mulai berangkat ke kampus ya" ucap Fasa yang memintakan izin kepada ibu Aira.
"Apa Aira sudah sembuh nak? Kaki nya sudah sembuh kah?" tanya ibu Aira.
"Sudah kok bu, walaupun ya masih terasa sedikit sakit" ucap Aira.
"Tapi kamu beneran nak? Tapi Fasa kan yang bonceng kamu?" tanya ibu Aira.
"Iya bu, aku yang menyetir untuk saat ini. Fasa juga takut dengan keadaan Aira" ucap Fasa yang menjawab pertanyaan dari ibu Aira.
"Syukurlah kalau memang kamu mau nak" ucap ibu Aira kepada Fasa.
Ibu Aira khawatir dengan keadaan Aira. Tapi, beliau bersyukur bahwa anaknya memiliki teman yang sangat baik. Fasa adalah orang yang sangat dipercaya oleh ibu Aira.
Ibu Aira juga tak sembarangan mempercayai orang. Beliau merupakan orang yang sangat pemilih untuk mempercayai seseorang.
"Kalau begitu Aira dan Fasa menyiapkan barang untuk pergi ke kampus besok ya" ucap Aira dan Fasa.
"Iya nak. Semangat ya" jawab ibu nya Aira.
Lalu, Fasa dan Aira menuju ke kamar Aira untuk menyiapkan barang-barang yang akan di bawa oleh mereka. Fasa juga membantu Aira menyiapkan semua nya.
"Ra, sini aku bantuin kamu" ucap Fasa yang menawarkan bantuan kepada Aira.
"Terimakasih ya Fa, aku masih bisa kok sedikit-sedikit" ucap Aira.
Aira memang belum terlalu mampu untuk mengangkat beberapa barang. Namun, untuk beberapa barang memang bisa di angkat oleh nya.
Tapi, untuk jalan kaki Aira masih sedikit kesulitan sampai saat ini.
"Yess... Besok ke kampus nih Fa" ucap Aira.
"Aelah kaya senang banget gitu kamu ra" ucap Fasa.
"Iya dong soal nya mau ketemu itu" ucap Aira.
"Siapa sih ra. Pak Hirata ya?" tanya Fasa kepada Aira. Namun, Fasa sudah mengetahui siapa orang yang di maksudkan oleh Aira. Tak salah lagi adalah pak Hirata.
"Fasa, kamu kaya ga tau aja sih siapa. Ya jelas lah pak Hirata" ucap Aira.
"Aelah ya jelas tahu lah kalau cuman tua bangka itu aja" ucap Fasa menyaut perkataan Aira.
Jelas saja Fasa mengetahui. Karena Aira juga sudah memberitahu kan kepada Fasa siapa kah orang yang di taksir nya di lingkungan kampus.
Awal nya memang Aira seperti tak sudi dengan pak Hirata. Namun, entan mengapa sekarang menjadi cinta yang di dambakan oleh Aira.
kita di sini mau belajar bersama dengan mentor dan juga mengadakan Event tertentu dengan reward
caranya mudah wajib follow akun saya maka saya akan undang kaka untuk masuk Gc Bcm. Terima kasih