Wulandari adalah gadis desa biasa yang mencoba mengais rejeki di ibukota sebagai seorang pengasuh anak.
Siapa sangka, majikannya adalah seorang pengusaha muda tampan yang memimpin sebuah perusahaan besar di ibukota yang memiliki seorang anak laki-laki.
Wulan seperti terjebak dalam cinta yang rumit, bagaimana mungkin dia begitu lancang mencintai tuannya yang bahkan masih memiliki seorang istri.
Begitu banyak hal rahasia yang tak terduga.
Wulan bimbang apakah harus memperjuangkan cintanya ataukah cukup tahu diri untuk mundur.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GendAyu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.30
Rayyan sedang asyik belajar menulis dan alphabet bersama Ibram.
Wulan duduk disamping bocah kecil itu, tapi pandangannya kosong menerawang.
Tangannya menggerak-gerakan sebuah pensil pada selembar kertas, tapi matanya menatap ke arah lain.
Ibram yang sedari tadi memperhatikan tidak kuat lagi untuk menahan pertanyaan di kepalanya.
"Kamu kenapa? Kamu sakit?" Tanya Ibram.
"Ahh... ehhh...kenapa pak?" Wulan tergagap dari lamunannya.
"Kamu melamun ya? Dari tadi saya perhatikan kamu seperti sedang ada masalah?" Tanya Ibram lagi.
"Oh...gak ada apa-apa kok pak" jawab Wulan sambil berusaha tersenyum meski tampak canggung.
"Kalau kamu ada masalah, kamu bisa cerita sama saya. Siapa tahu saya bisa bantu" kata Ibram dengan tulus.
"Terimakasih pak, tapi saya gak papa kok" Wulan berusaha meyakinkan.
Ibram hanya membalas dengan senyuman, seperti biasanya.
Wulan bingung, tidak tahu harus berbuat apa setelah hari ini.
Apa sebaiknya Wulan mengundurkan diri? Tapi Wulan sadar tidak akan mudah mendapatkan pekerjaan.
Tapi terus berada di rumah yang sama dengan Jason, akan terus menyiksa perasaannya sendiri.
Penolakan Wulan bukan hanya menyakiti hati Jason, tapi juga hatinya sendiri.
"Mbak ulan, abis belajal nanti kita beli es klim ya" ucap Rayyan.
Wulan hanya mengangguk lesu sambil seulas senyum tipis dipaksakan menghiasi sudut bibirnya.
"Om gulu ibam mau ikut juga?" Rayyan beralih menghadap Ibram.
"Boleh boleh" Ibram menjawab lagi-lagi dengan senyumnya yang khas, membuat matanya yang sipit terlihat terpejam saat tersenyum.
"Asiiiikkk" bocah itu berteriak girang.
***
"Saya mau pulang, batalkan rapat hari ini" ucap Jason kepada indah.
"Tapi rapat ini penting pak,tentang proyek dengan Jade corp" ucap indah kebingungan.
"Hubungi pihak Jade corp, katakan rapat diundur sampai besok pagi"
" Ba..baik pak, tapi kalau boleh saya tahu kenapa mendadak rapatnya diundur?" Indah benar-benar tidak mengerti.
Tidak biasanya Jason bersikap tidak profesional seperti ini.
"Pikiran saya sedang kacau ndah, saya tidak bisa berkonsentrasi" ucap Jason sambil berlalu meninggalkan indah yang masih terbengong.
Indah sudah lama bekerja di perusahaan ini, bahkan sebelumnya dia juga sekertaris Raymond.
Dia tahu betul bagaimana kerja keras Jason selama ini. Dan ini pertama kalinya Jason mengesampingkan urusan perusahaan karena seorang wanita.
Seorang wanita yang berhasil mengacak-acak hati bossnya itu. Yang juga berhasil membuat indah begitu penasaran.
"Tuan sakit?" Pak Amat bertanya pada tuannya yang terlihat sangat lesu.
Jason yang duduk di kursi penumpang hanya menggeleng sambil menarik nafas panjang.
Pak Amat sesekali melirik Jason melalui spion,
Tidak biasanya sikap tuannya seperti itu, dan tidak biasanya pula tuannya pulang secepat ini.
Sepanjang perjalanan pikiran Jason hanya dipenuhi dengan Wulan,Wulan,Wulan...
Sesekali diacak-acak rambutnya gusar,seolah berusaha menghilangkan bayangan Wulan dari benaknya.
Meski begitu setiap kali pula Jason ingin selalu melihat gadis itu, melihat gadis yang sudah membuat hatinya kacau tidak karuan.
Itulah sebabnya dia memutuskan pulang lebih awal.
Mobil yang dikemudikan pak Amat kini memasuki komplek perumahan, mata Jason masih menerawang menatap nyalang keluar jendela mobil.
Menatap rumah-rumah megah yang tidak jauh berbeda dari rumahnya.
Tiba-tiba saat melintasi taman komplek, matanya menangkap sesuatu.
Gadis yang sedari tadi ingin segera dijumpainya di rumah, tengah duduk di bangku taman dengan seorang pria.
Pria yang juga tidak asing bagi jason, Ibram.
"Berhenti sebentar pak" ucap Jason pada pak Amat.
'wulan?? Sedang apa dia disana dengan guru itu?' batin Jason.
Entah mengapa pandangan didepan matanya membuat sesuatu seperti bergejolak di dadanya.
Kepalanya terasa seperti terbakar, begitu pula dengan hatinya.
Wulan terlihat sedang duduk berdua dan berbincang dengan Ibram sambil sesekali tersenyum.
Ditangannya memegang sebuah eskrim coklat.
Mereka terlihat begitu akrab, sesekali tertawa kecil.
Tampak pula Rayyan tengah bermain ayunan dengan beberapa anak lainnya yang kebetulan juga berada disana.
Jason benar-benar tidak bisa menerima jika Wulan tersenyum begitu manis kepada pria lain.
Tanpa disadari tangannya mengepal begitu kuat. Jason tidak tahan lagi melihat pemandangan dihadapannya.
"Jalan pak"
"Baik tuan" jawab pak Amat, lagi-lagi pak Amat tampak mencuri pandang pada tuannya itu.
Tampak begitu terlihat bahwa raut wajah Jason memerah seperti menahan amarah.
Sebetulnya pak Amat juga melihat Wulan dan Ibram beserta Rayyan ditaman tadi.
Tapi pak Amat tidak mengerti kenapa hal itu sampai membuat tuannya yang biasanya pendiam menjadi begitu gusar.
cape deh dengan kebodohannya
Harusnya dia menerima Raymond sebagai suami dan takdir yang terbaik baginya, bukan malah napsu ingin memiliki Jason yang tdk mencintainya
Perempuan kufur nikmat /Awkward/
aq penasaran lho ending nyaaa...? 🤔