Kevin yang awalnya playboy dan tidak percaya dengan cinta, dan selalu mempermainkan wanita. Hal itu terjadi Karena keluarganya yang hancur. Namun kini kepercayaan itu kembali muncul ketika ada satu wanita yang membuatnya jatuh cinta dengan wanita yang berbeda.
"sejak kapan Lo ada disitu?" Tanya Aura kasar pada sosok paling menyebalkan di depannya itu.
Kevin pun tersenyum miring. "Santai dong! Gue kan cuma nanya! Lo jadi cewek bodoh banget bikin gue tertarik aja." Balas Kevin
Simak terus kisah kelanjutannya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Njniken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29. Perasaan Kevin sebenarnya
Kini Kevin dan Aura telah berada di mobil dan setelah perjalanan jauh menempuh 1 jam. Kini mobil yang di kendarai Kevin mulai memasuki pedesaan yang dimana kanan kiri mereka banyak sawah dan banyak orang-orang yang sedang bekerja juga di sana.
Melihat hal itu Aura terkesima, ia pun membuka kaca mobil tanpa izin Kevin lalu wajahnya ia hadapkan Keluar untuk menghirup udara segar tersebut.
"Gilak seger banget udaranya, nggak terlalu panas juga." Ucapnya dengan senyuman manis ia juga tak lupa mengabadikan gunung-gunung yang terlihat disana.
Kevin yang melihat itu pun lagi-lagi tersenyum senang. Ia merasa berhasil membuat Aura bahagia.
"Lo nggak pernah ke desa?" Tanya Kevin pada Aura.
Aura yang semulanya sibuk memotret pun kini beralih menatap Kevin. Lalu kemudian ia menggelengkan kepalanya.
"Berarti ini Lo pertama kalinya ke desa kan? Gimana pemandangan disini?" Tanya Kevin dan di jawab antusias oleh Aura.
"Bagus banget.... Gue nggak tau kalau ada pegunungan juga." Kata Aura, ia pun meng-upload foto dan video tersebut di stroy Instagram dengan senyum-senyum sendiri.
"Jadi Lo suka?"
"Banget!"
Tersenyum puas dong Kevin. Siapa sih yang nggak seneng bisa bikin orang yang kita sukai bahagia kayak gini.
Setelah menempuh perjalanan hampir 30 menit akhirnya mobil Kevin berhenti di salah satu perumahan desa itu. Rumah yang sederhana namun tampak sangat bersih dan rapi. Yang di depannya terdapat pohon mangga yang kini pohon itu bisa menutupi mobil Kevin agar tidak kepanasan.
Disana ada dua orang yang umurnya terlihat sudah tua. Mereka menyambut kedatangan Kevin dengan senyuman penuh semangat dan bahagia.
"Itu kakek sama nenek elo Vin?" Tanya Aura sebelum turun dari mobil Kevin.
Kevin pun mengangguk. "Iya. Ayo turun." Ucap Kevin. Lalu cepat memutar langkahnya agar bisa membukakan pintu untuk Aura.
Terkesima lagi. Jujur Aura Sangat senang bisa diperlakukan dengan lembut kayak gini.
Setalah itu mereka berjalan menghampiri kedua orangtua yang sudah menunggu mereka. Kevin pun langsung memeluk kakek dan neneknya secara bergantian.
Kakek dan nenek Kevin pun tersenyum senang menantikan cucu kesayangannya yang katanya akan menjenguknya itu.
"Kakek, nenek. Ini Aura." Kata Kevin mengenalkan Aura.
Aura pun tersenyum ramah lalu menyalami mereka. "Cantik sekali kamu nak." Ucap nenek memuji Aura. "Ayo masuk dulu, nenek sudah siapkan kamar untuk kamu." Lanjutnya dengan sangat senang.
Tentu senang, cucu kesayangannya itu membawa wanita cantik seperti Aura ini. Apalagi berani mengenalkan secara terang-terangan seperti ini. Bangga kakek dan nenek Kevin.
"Ini kamar kamu nak? Maaf ya kalau tidak sesuai." Ucap nenek Kevin.
Sedangkan Aura yang pertama Kali melihat kamarnya langsung tersenyum. Ini kamarnya sederhana tapi terlihat sangat nyaman.
"Saya suka kok nek, terima kasih sudah membuatkan kamar ini untuk Aura." Ucap Aura terdengar antusias.
Nenek Kevin pun bernafas lega. Syukurlah gadis cantik yang di bawa Kevin itu merasa senang dengan kamar yang di buat itu.
"Ya sudah kamu tata dulu barang-barang kamu, setelah itu kamu keluar ya nenek buatkan makan siang juga untuk kamu." Kata nenek Aura
Dan Aura hanya mengangguk sembari tetap tersenyum ramah. Setelah pintu di tutup kemudian Aura merebahkan tubuhnya begitu saja di atas kasur. Ia meregangkan otot-ototnya.
Lalu Aura pun memejamkan matanya sejenak berniat untuk tidur sebentar karena merasa ngantuk di atas kasur itu.
Meskipun sederhana tapi kamar ini cukup nyaman dan kasurnya pun tetap adem meskipun tanpa AC. Dan tak terasa dirinya malah ketiduran.
Tok tok tok...
Kevin mengetuk pintu kamar Aura namun tak ada sahutan.
"Ra...?" Panggil Kevin namun tetap saja tak ada sahutan.
Nenek Kevin yang berada di meja makan pun ikut berfikir. "Mungkin dia ke kamar mandi Vin." Ucap neneknya.
Kevin pun tak memedulikan ucapan neneknya ia takut terjadi apa-apa dengan Aura. ia pun pelan-pelan membuka pintu kamar Aura untuk memastikan keadaan Aura baik-baik saja. .
Dan bernafas lega Kevin ketika melihat Aura tertidur di atas kasur itu.
"Dia ketiduran nek." Kata Kevin.
"Yaudah biarkan saja, mungkin kecapekan. Perjalanan kalian kan jauh. Pasti capek banget." Ucap kakek Kevin.
"Bentar." Ucap Kevin lalu kemudian ia memasuki kamar Aura dan melepaskan sepatu Aura. Lalu kemudian Kevin Kembali Keluar.
Lalu kemudian Kevin ikut duduk di meja makan bersama dengan kakek dan neneknya.
"Kamu mau makan sama apa Vin?" Tanya nenek Kevin.
"Nggak usah nek, Kevin makan nanti aja bareng Aura." Sahut Kevin meneguk teh yang di sediakan oleh neneknya tadi
"Yasudah kalau begitu, kamu makan cemilan ini buat ganjel perut kamu."
"Iya. Kakek sama nenek makan aja duluan. Sambil Kevin ngobrol sama kalian."
Kakek dan nenek Kevin pun tersenyum seraya memakan camilan. Ini yang di tunggu oleh mereka. Kalau Kevin mau kesini pasti ada yang mau di obrolin.
"Ngomong aja. Kakek tetap bisa makan dengan tenang Kok sambil mendengarkan curhatan mu itu." Ucap sang kakek. Sembari memakan ubi rebus.
"Jadi ini cewek yang kamu galauin..." Sahut sang nenek menggoda Kevin. Pasalnya neneknya itu tau kalau Kevin tak mau ada hubungan lagi dengan wanita manapun. Karena kejadian keluarganya itu membuat Kevin membenci semua wanita dan malah mempermainkan mereka.
"Dia beda nek. Dia beda dari yang lain." Kata Kevin sembari meneguk teh itu lagi.
"Bagus dong. Berarti kamu sudah sadar bahwa dan bisa melihat bahwa tidak semua wanita itu sama seperti ibumu."
"Tidak hanya dirinya yang berbeda nek, tapi juga keluarganya juga sangat berbeda. Keluarganya sangat harmonis dan baik sama Kevin. Hubungan kedua orangtuanya juga sangat baik. Yang Kevin pikirkan apakah Kevin pantas memilikinya? Keluarganya sangat baik sedangkan keluarga diri sendiri berantakan kayak gini. Kevin sempat bingung kek.." cerita Kevin dengan perasaan yang dalam.
Melihat bagaimana baiknya hubungan keluarga Aura, serta bagaimana kedua orangtua Aura memandang dirinya membuat Kevin sedikit ragu untuk mendekati Aura. Takut dirinya juga tak diterima oleh keluarga Aura karena keluarga Kevin yang berantakan itu. Takut masalah keluarganya itu juga akan mempengaruhi Aura. Dan tentu saja Kevin tak mau itu terjadi.
Kakek dan nenek Kevin tersenyum, paham apa yang sedang di rasakan oleh cucunya itu.
"Nggak papa Vin. Justru kamu harus membangun hubungan yang baru untuk kamu dan Aura. Dan jangan sampai hubungan kalian seperti hubungan kedua orangtua kamu. "
"Kakek dan nenek dukung kamu kok. Kamu pasti bisa membangun sebuah hubungan baru yang jauh lebih baik lagi."
Mendengar hal tersebut Kevin sedikit lega. Lalu kemudian ia juga pamit istirahat lagi.
****
Sore harinya Aura terbangun dengan sendirinya. Ia terbelalak melihat seisi kamarnya yang Diamana itu bukan kamarnya.
Ia menepuk jidatnya ketika teringat bahwa dirinya tidak sedang di rumah.
"Astaga... Kok gue bisa ketiduran sih." Ucapnya merutuki dirinya sendiri.