Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
Seusai di wawancarai oleh ibu Rahel, kini waktunya masuk kelas.
"Selamat pagi anak²." tanya bu Rahel.
"Perkenalkan dia adalah teman baru kalian. Silahkan perkenalkan diri kamu."
"Terima kasih bu." ucap Reni. "Hai teman² perkenalkan nama saya Anggraeni Muna Warah, panggil saja Reni, saya pindahan dari MI Swasta al-Muhajirin di Tenggara. Senang bertemu dengan teman² semua." ucapnya sambil tersenyum ramah.
"Kamu duduk di belakang saja Ren bersama dengan Anggi." ujar bu Rahel.
"Baik bu." lalu melangkahkan kakinya ke meja paling belakang. Reni duduk dibangku samping Anggi, lalu ibu Rahel keluar.
"Heh ngapain kamu duduk disitu? Anak baru duduknya dilantai saja." ucap Anggi ketus.
Tanpa menjawab Reni berdiri dekat kursi yang baru saja dia duduki, dia tidak mau menjawab karena dia sadar dia anak baru.
"Heh kamu gak bisa jawab ya!" ujar Anggi kembali.
"Bisa kok!" jawab Reni singkat.
"Selamat pagi anak²." guru laki² datang bernama Boyman.
"Pagi pak, jawab mereka kompak." Reni mau duduk tapi dicegah oleh Linda.
"Kamu dilarang duduk disitu, sana duduk dilantai." ucap Linda kasar meski terdengar pelan.
"Iya Mb."
"Emang saya Mb kamu? Dasar anak baru!"
"Sstt sudah Lin, nanti didengar oleh pak Boy." peringat Anggi.
Duduklah Reni dilantai, dari depan tidak kelihatan jika ada siswa yang dilantai karena banyak siswanya dalam satu kelas sekitar 35 orang.
"Baik, kalian buka buku Penjas halaman 10, disitu membahas tentang permainan bola kasti, disitu dijelaskan bahwa permainan bola kasti dilakukan dengan berkelompok, untuk melatih psiko_motorik siswa dengan berlari dan mencari perlindungan diri." ujarnya. "Nanti kita akan praktik ketika materi telah kalian kuasai." lanjutnya.
"Silahkan dicatat dibukunya masing². Nanti akan bapak cek sebelum waktu belajarnya habis." ucapnya lagi sebelum keluar kelas karena ada tamu penting.
"Iya pak." ucap mereka kompak.
"Hei anak baru, tuliskan saya dong? Ini buku saya." Ucap Suci.
"Iya Mb."
"Emang saya Mb kamu? Panggil saja nona Suci."
"Iya Suci." ucapnya pelan hingga tak terdengar oleh Suci.
Reni menulis dibukunya dan buku Suci, serta diberikan tempat duduk oleh Suci meski tetap duduk di bangku samping Anggi.
"Kenalkan saya Reni, nama kamu siapa? Saya bolehkan duduk disini? Saya mau mencatat dibuku dan juga bukunya Suci." tanya Reni ramah.
"Saya Anggi, ya sudah duduk saja, tapi kalau sudah nanti duduk dilantai lagi." Reni diam tanpa menjawab ucapan teman barunya.
"Kalian kenapa sih jahat banget sama teman baru, kalian pernah gak mikirin perasaan kalian kalau dikasih begitu!" Ucapnya lantang membuat beberapa temannya diam membisu. Mereka adalah Anggi, Linda, Tina, Dina, dan bahkan Suci yang baru datang saja langsung diam.
"Sana menulis itu tugas kalian masing² bukan tugas Reni. Terutama kamu Suci!"
"Iya". Lalu Suci mengambil bukunya di depan Reni dan berkata "Sekarang kamu bisa lolos, besok² kamu tetap akan dapat tugasku." Reni hanya diam saja memandangi Suci yang menggerutu. Yang lainnya pun ikut fokus pada buku masing² daripada dapat semprot dari temannya yang biasa dingin kini menunjukkan pembelaannya pada siswa baru.
"Terima kasih. Nama aku Reni." senyum ramah seraya mengulurkan tangan pada lelaki yang menolongnya.
"Iya nama aku Roni, aku anak pak Boy, tadi guru Penjas!" jelasnya. "Kalau ditindas sama mereka jangan mau, kita kesini mau sekolah meski pun aku juga nakal sih!" ujarnya sambil tersenyum manis. "Aneh banget ini Roni, barusan mau tersenyum sama cewek, biasanya dingin dan buat onar." gumam Anggi dalam hati sambil melirik Roni.
Siang harinya masuk pelajaran Matematika, Roni harus masuk kantor karena membuat ulah.
"Lin, Roni masuk kantor tuh, ayo kita kerjai anak baru!" ujar Dina semangat yang diangguki oleh Tina kembarannya.
"Boleh! Ayo kasih tau Anggi karena dia yang satu bangku." mereka melangkah mencari Anggi untuk mengatur strategi menjahili Reni.
"Anggi dari mana saja kamu? Ayo kita kerjai anak baru! Jangan boleh duduk disampingmu, biar dia duduk dilantai saja." ucap Tina semangat.
"Terserah kalian saja, saya takut kena skors karena Roni melaporkan kita."
"Roni saja masuk ruang BK karena buat ulah, gimana sih kamu!" jawab Dina.
"Iya kah? Ayo pale kerjai anak baru."
Jam pelajaran dimulai, guru belum datang ke kelas.
"Heh kamu duduk dilantai, disini tempat tas kami, iya kan?" ucap Anggi mencari dukungan gangnya.
"Iya bener," ujar mereka kompak.
"Kan tasnya bisa disimpan dimeja kalian! Kenapa harus disini?"
"Biarin, suka² kami!" jawab Tina.
"Huh ternyata disini tidak semenyenangkan yang ku bayangkan. Ibu aku rindu!" gumamnya dalam hati, matanya mulai berkaca². Duduk meringkuk dilantai, dengan membawa buku serta tasnya.
Pelajaran Matematika berlangsung, kemudian diberikan tugas untuk mengerjakan di rumah. Betapa susahnya Reni menulis dilantai dan tempatnya sempit disela² meja kursi dan dinding pembatas.
***
"Gimana sekolahnya hari ini Ren?" tanya bibi Yati.
"Semua baik bi." jawab Reni pura² bahagia.
"Baguslah. Sana ganti baju lalu makan."
"Iya bi."
"Oya kalau sore ikut ngaji di Masjid ya? Nanti biar diantar Mb Tika sekalian didaftarkan."
"Iya bi." jawabnya singkat kurang semangat.
***
"Sudah mandi de? Nanti ke masjid sebelum ashar karena shalat ashar berjamaah."
"Sudah Mb. Siap² dulu Mb." jawabnya. "Semoga sore ini lebih baik dari pagi tadi." ucapnya dalam hati.
"Bismillah ya Allah... Semoga mengajinya lancar."
"Aamiin." ucapnya bersamaan dengan Mb Tika.
"Ayo ku antar ke Masjid nanti pulangnya langsung ke paman Joy ambil sepeda yang mau kamu pake sekolah dan ngaji." ucap Mb Tika panjang kali lebar.
"Iya Mb."
***
"Assalamu'alaikum pak ustadz, sy Mustika pak, santri bapak dulu yang sudah tamat." seusai shalat ashar mereka menemui pak Ustadz.
"Waalaikumsalam Tika ada apa? Iya bapak masih ingat. Panggil Pak Yayan saja gak usah ustadz." senyum manisa dan ramah.
"Ini pak saya mau kasih masuk adi sepupu saya mengaji disini, dia sekolah disini sekalian mengaji disini pak."
"Iya boleh. Isi formulir dulu ya! Ini Formulirnya."
"Iya pak. Bisakah besok dikembalikan formulirnya, biar sekarang Reni ikut mengaji."
"Bisa, bapak percaya sama kamu Tik."
"Terima kasih pak. Saya permisi dulu mau ke rumah mama, nanti saya kesini jemput sepupu saya pak."
"Iya Tik. Silahkan." salam dan pulang. Lalu Reni diajak masuk ke TPA kelas 1.
"Assalamu'alaikum anak²."
"Waalaikumsalam ustadz." jawabnya kompak
"Ini ada santri baru, ditemani yang ramah, disambut baik sesui dengan yang ustadz dan ustadzah ajarkan ya?!"
"Baik ustadz," ucap santri. "Silahkan kenalkan nama kamu!" kata Ustadz Yayan.
"Nama saya Anggraeni Muna Warah, panggil saja Reni."
"Ok sekarang silahkan lanjutkan mengaji dengan Ustadzah Husnul." lalu melangkah keluar karena harus mengajar di TPA kelas 2.
"Baik. Silahkan duduk di tempat yang kosong Reni, nama saya ustadzah Husnul, jangan lupa ya! Kita lanjutkan pelajaran kita hari ini tentang tajwid." jelasnya dengan senyum ramah.
"Baik ustadzah terima kasih." melangkahkan kaki menuju meja depan yang kosong.
"Hai namaku Wati, kamu Reni ya?"
"Iya." senyum lalu kembali fokus pada ustadzah Husnul.
"Ini buku untuk kamu Reni, buka pembahasan tentang Tajwid. Ada yang tau apa itu tajwid?"
"Iya kamu Khoirul." lanjutnya. "Tajwid itu apabila ada huruf nun mati atau tanwin maka dibaca ikhfa, idzhar, dan iqlab. Begitu ustadzah."
"Ada yang lain? Ya kamu Reni."
"Tajwid itu cara membaca huruf al-Qur'an dengan benar."
"Masih ada yang mau jawab?" tanya ustadzah Husnul.
"Jadi tajwid merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara membaca atau melafalkan al-Qur'an yang baik dan benar. Hal ini termasuk aturan panjang dan pendek, kategori huruf, cara berhenti, mengambil nafas, hingga membedakan karakteristik huruf-huruf dalam al-Qu'ran. Salah satu hal yang perlu kamu perhatikan yaitu hukum nun mati dan tanwin. Macam tajwid nun sukun atau mati dan tanwin adalah hukum bacaan nun mati bertemu dengan salah satu huruf yang sudah dibagi dalam beberapa kategori. Hukum nun sukun dan tanwin ada lima macam yaitu, izhar, idgham bi ghunnah, idgham bila ghunnah, iqlab, dan ikhfa. Yang sudah bantu menjawab pintar." Penjelasan ustadzah panjang kali lebar. "Sudah paham?" tanyanya lagi.
"Paham." jawabnya kompak. "Ok kalau sudah paham sekarang lanjut mengaji." berhubung santrinya hanya sedikit sekitar 10 orang maka ustadzah Husnul yang menangani sendiri di TPA kelas 1.
"Ya Reni duluan karena dia baru! Sini Reni. Kalau di rumah ngaji gak?"
"Ngaji ustadzah, sudah sampai juz amma atau surah² pendek ustadzah."
"Baik. Kalau disini kita ulangi sesuai aturan ya!"
"Iya ustadzah."
"Sekarang mulai dari iqra 1 dulu ya." Reni hanya mengangguk sebagai jawaban.
"
"Bagus, sudah lancar huruf hijaiyahnya ya Reni, iqra 1 tuntas, bisa lanjut iqra 2 besok ya!"
"Terima kasih ustadzah."
Seusai mengaji Mb Tika sudah siap menjemput untuk pulang ke rumah nenek.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung ♡♡♡
Mampir readers, berikan like, komen dan share ☆☆☆☆☆