Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 8.
Stefanie bingung melihat tatapan tajam Christopher padanya, ia tetap berdiri menjaga jarak dari Christopher.
Di kepala Stefanie, yang ia tahu Christopher itu adalah kakak iparnya, bukan suaminya.
Jadi, ia merasa tidak sopan, kalau berdiri terlalu dekat di samping Christopher, rasanya begitu canggung sekali.
Stefanie tetap menjaga sikapnya setenang mungkin, memasang wajah senormal mungkin, tidak merasa terganggu dengan tatapan tajam Christopher.
Melihat Stefanie tidak menunjukkan, tanda-tanda akan mendekat padanya, Christopher kembali merubah raut wajahnya, seperti biasa datar dan dingin.
Stefanie melihat Christopher kembali melanjutkan obrolannya, dengan pria dan wanita cantik di depannya, sembari sesekali menyesap minuman, dalam gelas yang ia pegang.
Sementara Stefanie kembali jadi bingung, berdiri diam di tempatnya, melihat Christopher yang tidak sedikitpun mencoba mengatakan sesuatu padanya.
Perut Stefanie terasa mulai lapar, sedari tadi berbaur di antara tamu undangan, yang ia rasa, kehadirannya tidak di perlukan sama sekali di pesta tersebut.
Stefanie melihat meja prasmanan, yang menyediakan berbagai makanan mewah, membuat ia semakin lapar.
Diam-diam Stefanie melirik Christopher, yang ia tidak tahu sejak kapan, wanita cantik di depan Christopher, sudah berdiri di samping kakak iparnya itu, dengan raut wajah yang berbinar menatap Christopher.
Stefanie tidak ambil perduli, ia ingin makan, perutnya terasa sudah mulai sakit, perlu diisi.
Tanpa sungkan lagi, Stefanie berjalan menuju meja prasmanan, meraih piring kecil dan mengambil makanan pembuka.
Masih berdiri di dekat meja prasmanan, Stefanie mencicipi makanan yang ia ambil, tanpa perduli lagi, kalau Christopher malu dengan kelakuannya, yang seperti tidak pernah makan.
Stefanie kembali diam-diam melirik kearah Christopher, yang masih di berdiri dengan wanita cantik itu, bersama pria tua yang tadi mengobrol dengan kakak iparnya itu.
Mata Stefanie dapat melihat, kalau wanita cantik itu menyukai kakak iparnya, terlihat dari cara wanita itu, berupaya ingin menempel pada Christopher.
"Kakak ipar ini kelakuannya tidak baik juga, padahal ia sudah menikah dengan kak Jennie, tapi ia membiarkan wanita lain menempel padanya!" gumam Stefanie mengamati Christopher.
Stefanie melihat Christopher, tidak merasa risih dengan sikap genit wanita itu, yang berupaya menempel pada kakak iparnya itu.
"Ah, menurutku sama saja, kak Jennie juga tidak baik, melarikan diri dengan pria lain, yang belum tentu bisa membahagiakannya, mereka berdua memang pasangan yang cocok!" gumam Stefanie lagi menggelengkan kepalanya.
Stefanie kembali mengambil makanan lagi, di atas meja prasmanan, yang kali ini ia mengambil makanan utama.
Sementara itu, Christopher sedari tadi melirik Stefanie, yang tidak perduli sama sekali dengan dirinya.
Bahkan tidak ada minat untuk mendekat padanya, gadis itu dengan terang-terangan menjaga jarak dengan dirinya.
Christopher pikir, mungkin karena sikap kasarnya pada gadis itu, sehingga Stefanie sakit hati padanya.
Christopher jadi merasa aneh dengan dirinya, ada seorang gadis yang tidak begitu tertarik dekat dengan dirinya.
Ia pria yang mendominasi dalam bisnis, yang mampu mengalahkan banyaknya saingan bisnisnya, membuat para Pebisnis berbondong-bondong ingin mengenalkan putri mereka padanya.
Ingin mengikat kerja sama, dengan cara menjodohkan putri mereka kepada Christopher.
Tapi, satu pun dari antara mereka, tidak ada yang berhasil, meluluhkan hati Christopher yang dingin.
Christopher sengaja memanggil Stefanie, untuk menjadi tamengnya, agar tamu yang berusaha memperkenalkan putri mereka padanya, tidak berani untuk mendekat padanya.
Tapi, kenyataan yang ia dapat, Stefanie sedikitpun tidak berminat mendekat padanya, membuat Christopher merasa di tampar dengan sikap cuek Stefanie.
Selama ini semua wanita berusaha untuk menempel padanya, tapi gadis yang baru saja dinikahinya itu, sedikitpun tidak merasa ada suatu keterikatan di antara mereka.
Tidak ada merasa cemburu, melihat seorang wanita cantik, berusaha merayu suaminya.
Seharusnya Stefanie mendekat padanya, menempel padanya, mengklaim dirinya adalah milik Stefanie, agar wanita cantik yang mencoba menggodanya, tidak berani mendekat pada Christopher.
Tapi gadis itu merasa ia bukanlah suaminya, dan ada rasa canggung dekat dengan dirinya.
Christopher semakin risih dengan wanita cantik, yang berusaha akan merangkul lengannya.
Ia sedari tadi sudah curiga dengan sikap rekan bisnisnya itu, yang datang menghampiri dirinya, membawa putrinya untuk di kenalkan dengannya.
Bersambung......
