NovelToon NovelToon
Antara Dua Sisi

Antara Dua Sisi

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Pelakor
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Libelle Talitha, atau Belle, adalah gadis 17 tahun yang hidup di tengah kemewahan sekolah elit di Inggris. Namun, di balik kehidupannya yang tampak sempurna, tersembunyi rahasia kelam: Belle adalah anak dari istri kedua seorang pria terpandang di Indonesia, dan keberadaannya disembunyikan dari publik. Ayahnya memisahkannya dari keluarga pertamanya yang bahagia dan dihormati, membuat Belle dan ibunya hidup dalam bayang-bayang.

Dikirim ke luar negeri bukan untuk pendidikan, tetapi untuk menjauh dari konflik keluarga, Belle terperangkap di antara dua dunia. Kini, ia harus memilih: terus hidup tersembunyi atau memperjuangkan haknya untuk diakui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Takdir Pertemuan

Mereka berdua melanjutkan obrolan dengan ringan, tertawa dan berbagi cerita tentang kehidupan mereka masing-masing. Darwin menceritakan pengalamannya di Jakarta tentang betapa berbedanya ritme hidup di sana dibandingkan Inggris, tentang teman-teman baru yang ia temui, dan bagaimana ia mulai belajar untuk lebih dekat dengan keluarganya.

"Serius, aku kadang iri sama kamu, Belle," kata Darwin sambil mengaduk-aduk sisa kopinya. "Kau tinggal di sini, di Inggris. Meskipun jauh dari rumah, ada kebebasan yang aku nggak punya di Jakarta."

Belle tertawa kecil, merasa ironis mendengar kata-kata Darwin. "Kebebasan? Entahlah, kadang aku merasa sebaliknya. Rasanya aku seperti diasingkan ke sini, supaya aku nggak merusak keseimbangan keluarga di rumah."

Darwin mengangkat bahu. "Mungkin memang terlihat begitu, tapi bukankah di sini kau bisa menjadi dirimu sendiri? Jauh dari bayang-bayang keluarga besarmu."

Belle termenung sejenak. Ia tidak pernah memikirkan itu dari sudut pandang tersebut. Mungkin ada benarnya juga. Di sini, ia tidak perlu terus-menerus menghadapi kenyataan pahit bahwa dirinya adalah bagian dari rahasia terbesar keluarganya sesuatu yang tidak pernah bisa ia bicarakan secara terbuka.

Namun, sebelum Belle sempat menanggapi, ponselnya bergetar. Ia melirik layar dan melihat nama ibunya terpampang di sana. Wajahnya berubah cerah. "Maaf, aku harus angkat ini. Ibuku menelpon."

Darwin mengangguk sambil tersenyum. "Tentu, ambil saja waktumu."

Belle menjawab panggilan video tersebut, dan wajah ibunya muncul di layar. Senyum lebar segera menghiasi wajah Belle. "Ibu! Aku sangat merindukanmu!" ucapnya dengan suara penuh kegembiraan.

Wajah ibunya yang lembut dan penuh kasih sayang muncul di layar. "Aku juga sangat merindukanmu, sayang. Bagaimana kabarmu di sana? Apakah semuanya baik-baik saja?"

Belle tersenyum, meskipun ada sedikit keharuan di baliknya. "Semuanya baik-baik saja, Bu. Aku hanya... sedikit rindu rumah, rindu Ibu."

Ibunya mengangguk dengan tatapan penuh pengertian. "Aku tahu, sayang. Tapi kau kuat, Belle. Kau selalu kuat, meskipun kau merasa sendirian di sana."

Percakapan mereka berlanjut, diwarnai tawa kecil dan kata-kata manis. Namun di dalam hati Belle, ia tidak bisa menghilangkan perasaan hampa yang terus membayangi. Bagaimanapun juga, keberadaannya di sini, jauh dari rumah, adalah hasil dari keputusan orang lain keputusan yang selalu membuatnya merasa terpinggirkan.

Belle dan Darwin berjalan-jalan menyusuri kota Manchester yang dingin namun penuh kehidupan. Kota itu begitu ramai, dengan orang-orang yang berlalu-lalang di sepanjang trotoar, menyusuri toko-toko, dan menikmati suasana sore yang khas. Lampu-lampu kota mulai menyala, menciptakan nuansa yang hangat di tengah angin dingin yang berhembus. Mereka menikmati setiap momen, tertawa sambil berbagi cerita tentang masa lalu dan rencana mereka ke depan.

“Aku masih nggak percaya kau tinggal di Jakarta sekarang,” ujar Belle sambil menoleh ke arah Darwin yang berjalan di sampingnya. “Rasanya baru kemarin kita bersekolah bersama di sini.”

Darwin tertawa kecil, menyilangkan tangannya di depan dada. “Ya, waktu berjalan cepat. Tapi nggak ada yang berubah, kita masih bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini.”

Belle tersenyum, merasakan kenyamanan yang ia rindukan sejak lama. Mereka berjalan menuju sebuah restoran kecil di pojok jalan yang tampak nyaman dan dipenuhi cahaya hangat dari dalam.

“Ayo, kita makan di sini,” ajak Belle sambil menunjuk ke arah restoran itu.

Darwin setuju, dan mereka masuk ke dalam restoran, disambut oleh aroma makanan yang menggoda. Setelah memesan makanan, mereka duduk di salah satu meja dekat jendela, menikmati suasana kota yang terlihat dari luar.

Namun, saat Belle hendak berdiri untuk menuju ke toilet, tanpa sengaja ia menabrak seorang wanita yang tengah berdiri di dekat meja lain. Piring dan gelas di tangan wanita itu sedikit bergoyang, hampir saja terjatuh.

“Oh maaf! Aku benar-benar tidak sengaja,” kata Belle buru-buru sambil menatap wanita itu, merasa bersalah atas ketidakhati-hatiannya.

Wanita itu menoleh dengan wajah terkejut, tetapi segera berubah menjadi tatapan tajam. Belle tertegun sejenak, mengenali sosok tersebut wanita yang sangat cantik dengan rambut panjang berwarna pirang dan penampilan yang modis. Wanita itu tidak lain adalah Paula Sissy Damian.

“Lihat-lihat kalau jalan, ya!” kata Paula dengan nada dingin, sebelum melirik ke arah pria yang duduk di meja mereka.

Dan di sanalah, duduk dengan postur santai dan mata tajamnya, Draven Faelen, pria yang tak sengaja bertemu dengan Belle dua kali sebelumnya. Draven sedang memegang gelas minuman, menatap Belle dan Paula dengan ekspresi yang sulit diartikan.

“Sudah, Paula,” Draven akhirnya berkata, suaranya tenang namun jelas. “Tidak perlu memperbesar masalah. Dia sudah minta maaf.”

Belle merasa terjebak dalam situasi yang canggung. Ia berusaha mengendalikan rasa gugup yang tiba-tiba menyerangnya. Tidak mungkin! Ia bertemu Draven lagi, dan kali ini, bersama seorang wanita yang tampaknya sangat dekat dengannya.

“Oh... benar-benar maaf. Aku tidak bermaksud...” Belle mencoba mengulangi permintaannya, namun kali ini lebih tenang.

Paula hanya mendengus, sementara Draven mengangguk singkat sebagai bentuk penerimaan atas permintaan maaf Belle. "Tidak apa-apa," ujar Draven singkat, dan matanya bertemu dengan mata Belle sebentar sebelum ia kembali menyesap minumannya.

Belle merasa wajahnya memerah, cepat-cepat mundur ke meja tempat Darwin menunggunya. Ia berusaha menenangkan dirinya, tapi perasaan canggung masih menggelayut di dalam pikirannya.

“Kenapa? Kau terlihat aneh,” tanya Darwin begitu Belle duduk kembali di meja mereka. Dia tidak menyadari apa yang baru saja terjadi.

Belle menggelengkan kepala pelan. “Nggak ada apa-apa, hanya sedikit kecelakaan kecil. Aku menabrak seseorang.”

“Oh, aku lihat kau menabrak mereka. Tampaknya bukan pertemuan yang menyenangkan,” balas Darwin sambil tersenyum geli. “Tapi sepertinya kau baik-baik saja.”

Belle tersenyum, meskipun di dalam hatinya, pikirannya masih memutar kembali kejadian tersebut. Mengapa pertemuan dengan Draven selalu terjadi dalam situasi yang aneh seperti ini? Dan siapa sebenarnya Paula bagi Draven?

Sementara itu, di meja lain, Paula melirik ke arah Draven dengan pandangan penuh maksud. “Kenapa kau selalu menarik perhatian wanita asing, Draven? Pertama kau terlalu ramah pada mereka, dan sekarang ini?”

Draven hanya mengangkat bahu. “Itu hanya kebetulan, Paula. Jangan membesar-besarkan.”

Paula memutar matanya, tapi tidak berkata lebih. Namun jelas terlihat bahwa ada ketegangan di antara mereka, dan Draven tampak tidak terlalu menikmati kehadiran Paula saat ini.

Dalam diam, Draven mencuri pandang ke arah Belle yang duduk di seberang ruangan, merasa bahwa ada sesuatu tentang gadis itu yang terus menarik perhatiannya. Namun, dengan Paula yang duduk di depannya, ia tahu bahwa pikirannya tidak seharusnya melayang jauh dari kenyataan.

1
Leviathan
sedikit saran, perhatikan lagi struk katanya iya Thor.

ada beberapa kalimat yang masih ada pengulangan kata..

contoh kyk ini: Belle berdiri di jendela di bawah langit.

jadi bisa d tata struk kalimatnya;
Belle berdiri di tepi jendela, menatap langit Inggris yang kelam

atau bisa juga Belle berdiri di jendela, memandang langit kelam yang menyelimuti Inggris.

intinya jgn ad pengulangan kata Thor, dan selebihnya udah bagus
Lucky One: Makasih ya saran nya/Heart/
total 1 replies
safea
aku baru baca dua chapter tapi langsung jatuh cinta sama tulisan kakaknya💜
safea
suka banget sama tata bahasanya, keren kak! oh iya sedikit saran dari aku, tolong penempatan tanda bacanya diperhatikan lagi yaa
Lucky One: Makasih saran nya ya..
total 1 replies
Anggun
hadir saling support kak
🔵@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ DLUNA
Saran aja kak, itu tulisannya bisa di bagi lagi menjadi beberapa paragraf agar yang membaca lebih nyaman..
Lucky One: okey, makasih ya feedback nya
total 1 replies
semangat kak /Determined/ tapi kok rasanya kayak baca koran ya, terlalu panjang /Frown/
Lucky One: Makasih feedbacknya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!