Choki Zakaria atau yang biasa dipanggil 'Jack', adalah ketua geng motor yang ditakuti di kotanya mendadak harus menikah dengan Annisa Meizani karena kesalahpahaman dari para warga.
Annisa, seorang gadis muslimah dengan niqob yang menutupi sebagian wajahnya ini harus ikhlas menerima sikap cuek Jack yang mengira wajahnya buruk rupa.
Sikap Jack berubah setelah tau wajah Annisa yang sebenarnya. Bahkan ketua Genk motor itu menjadi pria penurut dan manja di hadapan istrinya.
Akankah niat Jack untuk bertobat mulus tanpa hambatan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chibichibi@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab#29. Menjual Ponsel Branded.
Kesal, Rudi.
Ingin rasanya ia menghampiri Jhoni dan memukuli wajahnya hingga lunak. Akan tetapi, Rudi sadar jika posisinya pada saat ini kalah jumlah. Karena itu, menurut kewarasan otaknya ia memilih untuk mengalah saat ini.
"Lu sampein tuh pesen gue ke Jack si kacang polong!" ledek Jhoni dan pria itu pun berlalu pergi dengan gelak tawa bersama kawanannya.
Sementara, Rudi terlihat menahan geramnya dengan mencengkram erat pada stang motor. Tatapannya menukik tajam pada punggung Jhoni yang perlahan kabur tertutup asap knalpot.
"Gue harus langsung aduin hal ini ke bang Jack," gumam Rudi.
Pemuda itupun langsung tancap gas melajukan kembali kendaraan roda duanya dengan cepat. Hingga menimbulkan suara yang sangat bising.
Untung saja bukan dipemukiman umum. Kalau iya, bisa-bisa Rudi di lempar panci beserta isinya oleh emak-emak.
Dimana biasanya pada jam segini, emak-emak sudah menidurkan bayi mereka dan hendak me time setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga.
Tetapi, tiba-tiba saja lewat motor ngebut dengan bunyi berisik yang berasal dari knalpot modifikasi mereka.
Seketika, sumpah serapah pun keluar dari mulut emak-emak yang lelah ini, lantaran bayi mereka terbangun lagi.
Sumpah serapah itu kadang berhubungan dengan nyawa dan cara mati si pengemudi.
"Anak setan!"
"Tengari bolong pake ngegas!"
"Mati aja lu nabrak tiang listrik!"
Seram ya.
Mulut emak-emak kalo udah ngomel.
Kalah maknya si malin.
Siapa yang punya pengalaman seperti ini selain author? 😁
Tak berapa lama kemudian, sampailah Rudi di perempatan jalan sesuai yang di arahkan oleh Choki.
Sementara itu, ternyata sang ketua Genk motor Speed itu telah menunggunya dengan air muka yang menyeramkan.
"Bang Jack udah lama nunggunya?" tanya Rudi sambil nyengir dan menggaruk kepala.
"Lumayan, sampe aku diajakin kenalan barusan sama emak-emak," jawab Choki kesal.
Ya, yang benar aja. Kan emang dia yang mau nunggu di depan supermarket. Udah pasti yang di liat ya emak-emak lagi borong belanjaan kan.
Kalimat di dalam batin seorang Rudi yang hanya bisa ia pendam.
"Maaf, Bang. Tadi ketemu Jhoni Yes Papa di jalan sama kelompoknya," jelas Rudi.
"Hah? Mau ngapain dia?"
"Nantangin Abang nanti malam buat balapan motor. Kayaknya dia udah denger rumor tentang Abang," jawab Rudi mengutarakan analisisnya.
"Jadi, dia ngira aku udah mati gitu?"
Rudi hanya mengangguk membenarkan ucapan Choki.
"Sialan tuh orang, anjj! Eh, astagfirullah!" pekik Choki meralat umpatannya.
Apa yang ia lakukan itu pun seketika mendapat tatapan aneh dengan wajah melongo dari Rudi.
"Ngucap apa dia barusan?" batin Rudi yang sedang terheran-heran.
Mulai dari pakaian Choki yang seperti anak santri. Yaitu gamis Turki dan celana bahan. Juga bahasanya yang halus dan tiba-tiba sopan.
Biasanya Choki akan mengumpat dengan mengeluarkan nama segala macam jenis binatang yang haram di makan dagingnya itu.
"Kenapa?" tegur Choki ketika melihat Rudi menatapnya dengan pandangan aneh.
Dengan cepat Rudi pun menggelengkan kepalanya.
"Gak papa Bang. Saya cuma ... heran aja. Semenjak hilang, Bang Jack banyak perubahan. Saya, sampe takut dan khawatir kalau Abang udah gak peduli lagi sama Genk kita," jawab Rudi jujur. Dia tak bisa menyimpan lebih lama lagi kerisauannya ini.
Apalagi setelah melihat perangai dari Choki yang berubah seratus delapan puluh derajat.
"Rudi, Rudi. Aku gak bakalan lupain kalian lah. Tapi aku memang ada rencana untuk Genk kita. Demi masa depan yang lebih baik. Tetapi, itu nanti setelah aku membereskan urusan ku dengan mama dan papa," terang Choki jujur.
"Saya, yakin kalo semua jalan pikiran Abang pasti demi kemaslahatan genk kita," sahut Rudi.
"Jadi, gimana? Sapa orang yang mau beli ponselku?"
"Kita langsung ke tempatnya aja, Bang. Sebentar."Rudi pun terlihat menghubungi seseorang yang ia kenal lewat pertemanan di salah satu sosial media.
"Kita otewe langsung aja, Bang," ajak Rudi.
Choki pun naik ke belakang motor ninja kawannya itu. Keduanya pun melaju ke salah satu lokasi yang telah di tunjuk.
"Yakin Bang, ngasih saya harga segini? Gak nyesel emang?" tanya orang tersebut.
"Insyaallah enggak. Semoga bermanfaat buat kamu," ucap Choki yang sudah membuat ponsel itu kembali ke setelan pabrik.
Dia juga sudah mencabut kartu ponselnya. Sehingga tak akan ada data yang tertinggal di memory ponsel tersebut.
"Oke, kalo gitu Bang. Ini duit cash sepuluh juta," ucap orang itu seraya menyerahkan uang dalam amplop coklat yang langsung di buka dan di hitung cepat oleh Choki.
"Alhamdulillah. Jumlahnya pas. Terimakasih banyak, dan senang berbisnis dengan anda," ucap Choki kemudian.
"Sama-sama, Bang. Saya yang seharusnya berterima kasih. Karena dengan harga segitu saya bisa punya ponsel yang sangat bergengsi. Pacar saya pasti mau balik lagi kalo saya kasih hadiah ini," ucap orang itu jujur.
"Bro, kalo saran aku sih. Mending cari perempuan yang baik dan beneran cinta sama kamu bukan demi hadiah. Karena, sekali kamu rayu wanita dengan harta maka kajadian kayak gini akan terus terulang. Hanya sekedar saran, Bro. Oke, Assalamualaikum!!"
Choki pun kembali mengucapkan kata yang membuat mulut Rudi menganga.
Pemuda itu yakin, jika ketuanya ini sudah benar-benar hijrah. Lalu bagaimana dengan. tantangan yang di berikan oleh Jhoni tadi? Apakah Jack akan menyetujuinya?
"Wa'alaikum salam, Bang." Orang itu menjawab setelah sempat terkesiap oleh kalimat demi kalimat yang keluar dari bibir Choki.
"Tuh anak muda siapa dah? Udah jual hape mahal bermerek sepertiga harga, nasihatin gua pula?"
Rudi semakin bingung saja akan perubahan yang terjadi pada ketua genknya itu.
"Bang Jack. Ngapain kita berhenti di sini?" tanya Rudi. Karena Choki menghentikannya di salah satu conter pinggir jalan yang tak terlalu besar.
Masa ngajakin malak siang-siang. Pikir Rudi.
"Kemu jangan mikir macem-macem, Rud. Gimana juga aku butuh pengganti ponselku itu," jelas Choki.
Rudi hanya bisa menggaruk kepalanya lagi sambil nyengir kuda. Karena isi kepalanya saja bisa di ketahui oleh sang ketua.
"Bang Jack emang hebat. Bisa baca pikiran gue, UPS!" Rudi seketika menutup mulutnya dengan telapak tangan.
Selesai membeli ponsel seken good condition. Choki meminta, Rudi untuk mengantarnya ke tempat mereka ketemuan tadi.
"Thanks buat yang tadi. Ini buat kamu beli bensin," ucap Choki seraya menyerahkan uang beberapa lembar pada Rudi.
Akan tetapi, pemuda itu menolak.
"Enggak usah! Bang Jack lebih butuh daripada Rudi." pemuda itu menolak beberapa kali, meskipun Choki memaksanya.
"Ini upah! Kan aku gunakan tenaga dan juga waktumu," ucap Choki seraya kembali mendorong tangannya yang mengepal.
"Saya gak lagi kerja, Bang. Tapi bantuin," tepis Rudi lagi.
Karena bagaimanapun pemuda ini tau bahwa ketua mereka ini tengah mengalami serta menjalani saat-saat, tersulit dalam hidup.
"Kalo gitu, gunain uang ini buat beli rokok dan nasi bungkus cebanan, buat anak-anak di markas," titah Choki lagi memaksa terus sampai Rudi mau menerima pemberian darinya.
"Aku gak bisa lama. Sebentar lagi, Annisa pulang mengajar. Aku harus menjemput dia," terang Choki yang berniat pamitan.
"Tunggu Bang! Nanti malam gimana?"
"Jemput aku di tempat ini lagi jam sepuluh malam nanti!"
"Baik, Bang Jack!" teriak Rudi seraya berlalu.
"Eh tunggu. Bang Jack jemput istrinya pake apa?" Rudi yang seketika laju motornya pun menoleh ke arah dimana sang ketua Genk ia turunkan tadi.
"Ck. Udah ngilang aja orangnya."
Rudi pun masuk kedalam gang di samping supermarket tersebut.
"Kemana ngilangnya dah?"
Rudi celingukan di dalam gang sempit.
Bunyi knalpot pada kendaraannya membuat kampung itu seketika bising.
Tiba-tiba ...
Grep.
"Akk!"
...Bersambung...
Jazakillah khairan author
👍👍👍👍👍
ana uhibbuki fillah untuk perempuan