NovelToon NovelToon
Benang Merah Penyihir Kolot

Benang Merah Penyihir Kolot

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Mengubah Takdir / Penyeberangan Dunia Lain / Pembaca Pikiran
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Gaurika Jolie

Difiar Seamus seorang penyihir penyedia jasa pengabul permintaan dengan imbalan sesuka hatinya. Tidak segan-segan Difiar mengambil hal berharga dari pelanggannya. Sehingga manusia sadar jika mereka harus lebih berusaha lagi daripada menempuh jalan instan yang membuat mereka menyesal.

Malena Safira manusia yang tidak tahu identitasnya, pasalnya semua orang menganggap jika dirinya seorang penjelajah waktu. Bagi Safira, dia hanyalah orang yang setiap hari selalu sial dan bermimpi buruk. Anehnya, mimpi itu merupakan kisah masa lalu orang yang diambang kematian.

Jika kalian sedang putus asa lalu menemukan gubuk tua yang di kelilingi pepohonan, masuklah ke dalam penyihir akan mengabulkan permintaan kalian karena mereka pernah mencicipi rasanya ramuan pengubah nasib yang terbukti ampuh mengubah hidup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gaurika Jolie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semua Aku Disalahkan

Keinginannya sederhana yang belum bisa Safira dapatkan karena sejak kecil tinggal bersama sang kakek. Sepertinya, peri mimpi mendengar permintaan. Safira kini berada dalam hutan yang entah ada di mana. Selagi bersama seseorang yang sedang bermain bersamanya, tidak ada kekhawatiran yang dia pikirkan.

“Mama!”

Safira merasa dirinya kembali ke masa kecil, anehnya dia memiliki seorang ibu yang wajahnya tidak bisa dilihat.

“Sini, Sayang! Kalau berhasil tangkap Mama nanti ada hadiah!”

Tawa Safira menggelegar pasalnya sang ibu terus saja menghindar ketika anak kecil itu hampir menangkapnya. Namun, seketika mimpi itu berubah menjadi menyeramkan. Tadi ibunya ada di sampingnya, kini hilang entah ke mana.

“Jangan tinggalkan aku lagi, Ma!” Anak kecil berusia 6 tahun itu kebingungan mencari ibunya. “Nanti pulangnya bagaimana?” cicitnya seraya melihat sekeliling yang hanya ada pohon tinggi.

Ketika lagi kebingungan mencari ibunya, pegasus berwarna-warni datang menemuinya. Perlahan ketakutannya hilang berganti rasa penasaran. “Kamu siapa?”

Tidak ada jawaban, hanya saja pegasus itu mendesaknya agar melarikan diri. Safira kecil bingung. “Aku harus naik?”

Tebakan Safira sama dengan apa yang ingin disampaikan kuda terbang itu. Lantas, menunjuk punggungnya. “ Boleh?”

Setelah pegasus setuju, Safira kecil berusaha naik ke atas dan mereka terbang menuju langit. Betapa bahagianya melihat hutan dari atas, tetapi lebih indah melihat bintang di langit.

Sayangnya, kebahagiaannya hanya sebentar karena singa berkepala elang datang menyerang sehingga dia jatuh di sarang burung raksasa. Dirinya kaget melihat telur raksasa mengelilinginya.

“Sebenarnya aku di mana?”

Anak kecil itu ketakutan melihat pegasus bertarung melawan Griffin. Ternyata pegasus memiliki sihir di tanduknya, tetapi sihir itu dikalahkan oleh kekuatan Griffin sehingga pegasus itu tumbang dalam sekejap. Sontak dia mencari kuda bersayap yang membawanya.

Safira turun tergopoh-gopoh ketika menemukan pegasus yang terluka. Cairan kental berkilau keluar dari tubuhnya yang diduga sebagai darah pegasus, dilihat dari luka itu seakan menyayat hati kecilnya.

“Apa yang bisa aku bantu?” tanya Safira ikut sedih melihat pegasus cantik itu menangis.

Kuda bersayap putih itu seakan menyuruhnya pergi sampai Safira kecil heran. “Kenapa kamu suruh aku pergi terus?”

Ternyata maksud pegasus itu menyuruh Safira melarikan diri karena banyak penyihir yang mengejarnya. Sontak Safira lari setelah melihat banyak penyihir berusaha menyerangnya. Sang pegasus berusaha melindungi dari belakang menggunakan sayapnya.

“Aku salah apa sampai mereka mengejar ku?”

Kakinya tidak mampu berlari lagi menghindari kejaran penyihir. Ketika dirinya hampir terkena sihir, seseorang lebih dulu menghalanginya. Safira ditarik ke suatu tempat yang aman untuk bersembunyi. Sebelum orang itu pergi, Safira menarik tangannya agar mereka bisa bersembunyi bersama.

Tangan Safira dilepas sehingga mereka terpisah. Wajahnya buram sehingga dia tidak tahu siapa yang melindunginya. Dalam diam dirinya terus mendengar keadaan luar yang berisik. Terdengar ledakan keras yang buat seorang wanita menjerit sampai terbangun dari mimpinya.

Dia terengah-engah sampai kerah bajunya basah. Dahinya dipenuhi peluh, dadanya naik turun serta tangannya menggenggam erat seprai.

“Aku belum mandi.”

Jam menunjukkan pukul 08.00 sampai wanita yang nyawanya belum terkumpul itu langsung sadar jika harus berangkat kerja. Dia mengejar waktu untuk bersiap-siap berangkat kerja tidak peduli apa yang harus disiapkan yang terpenting dalam waktu 2 menit dirinya sudah ada di dalam bus.

Sekuat tenaga dirinya lari menyusul bus yang sebentar lagi datang. Percuma dia mandi akhirnya berkeringat lagi. Lebih percuma lagi ternyata bus yang dia kejar sudah berangkat. Tidak bisa diberhentikan karena jaraknya sudah jauh.

“Sial!” keluhnya seraya menjambak rambut cokelatnya.

Berulang kali Safira mengentak-entak kakinya karena putus asa. Bagaimana dirinya bisa menghadapi hari ini jika masalah yang kemarin saja belum selesai, hari ini yang diharapkan mampu memperbaiki justru memperumit masalah.

“Balik ke sini nggak bus sialan!”

Percuma dirinya mengumpat yang ada seperti orang gila pada akhirnya hanya bisa pasrah. Dirinya menuju halte duduk dengan pasrah menunggu bus selanjutnya. Tiba-tiba saja ponselnya berdering yang langsung dia angkat.

“Hey! Jam segini belum ada di kantor mau mogok kerja, hah! Nggak mau tau pokoknya 5 menit harus sampai sini!” perintah Managernya dengan marah.

Safira memijit dahinya. “Ini mau berangkat ketinggalan bus, Pak.”

“Nggak mau tau pokoknya 5 menit harus ada di depan saya! Kalau enggak pekerjaan kamu yang jadi taruhan!”

Seketika Safira mengangguk. “Baik, Pak!”

Untungnya ada bus yang datang sehingga dia bisa masuk ke dalam. “Nggak mungkin 5 menit sampai sana. Pasrah aja, deh.”

Anehnya bus yang seharusnya belok kanan justru belok berlainan arah. Untungnya dia sadar langsung maju menyuruh supir berhenti. “Pak, tolong berhenti di sini, saya salah naik bus!”

Sang supir hanya melirik sekilas. “Nggak bisa asal berhenti. Berhenti di halte selanjutnya.”

“Pak, minta tolong sekali ini aja. Kalau saya dipecat ulah Bapak, ya!”

“Salah siapa nggak lihat-lihat! Diam kamu! Kalau bus ini kenapa-kenapa ulah kamu, ya!” timpalnya yang tidak ingin disalahkan juga.

Safira tidak mau kalah, dia berusaha memecahkan kaca yang buat semua penumpang meneriakinya. Otomatis sang supir berhenti agar pembuat onar pergi dari dalam bus.

Secepatnya Safira lari menuju kantornya tidak peduli dengan penampilannya yang saat ini sudah acak-acakan. Tas selempangnya menggantung di leher apalagi rambutnya yang belum keramas 4 hari.

Setelah sampai, semua orang yang melihatnya menahan tawa. Bajunya sudah basah, ditambah penampilannya tidak karuan. Amira hanya bisa geleng-geleng kepala.

Napasnya masih tersengal menuju tempat kerjanya yang sudah terisi oleh gadis cantik yang hanya menatapnya menahan tawa.

“Kamu siapa duduk di kursiku?” tanya Safira setelah sedikit tenang.

“Oh, kamu yang punya? Sayangnya, kursi ini milikku. Sekarang aku yang gantiin posisi kamu,” jawabnya dengan wajah mengejek.

Sontak wanita acak-acakan itu tidak terima. “Memang benar, Mir?”

Amira hanya mengendikan bahu lalu fokus dengan pekerjannya. Seketika Safira marah. Dia meluapkan emosinya dengan menjambak rambut gadis itu yang menjadikan suasana heboh.

Gadis itu meringis kesakitan sehingga Amira mendorong Safira sampai hampir jatuh. Seolah merasa dirinya benar-benar dibuang, Safira hanya menatap Amira yang mementingkan orang baru daripada dirinya.

“Katanya mau kembalikan uang semalam,” cicit Safira yang dadanya terasa sesak.

Akhirnya, Amira melihatnya. “Masalah uang lagi?”

“Apa ini ribut-ribut?” potong Manager yang kesal melihat Safira yang selalu jadi sumber masalah.

“Apa maksudnya orang itu gantiin posisiku?”

“Saya udah bilang 5 menit nggak sampai pekerjaan kamu jadi taruhan. Daripada perusahaan rugi ada kamu lebih baik memperkerjakan orang yang kompeten,” jelas Manager yang buat Safira makin kesal.

“Nggak bisa gini, Pak! Aku belum cuti atau pergi dari kantor tapi nggak bisa gitu!” desak Safira yang diajak Managernya ke tempat sepi.

“Dia itu keponakan direktur, Fir! Kamu kalau mau terus ada di sini setidaknya pintar cari wajah seperti Amira atau orang dal biar bisa bertahan di sini,” jelasnya yang buat Safira tertawa.

“Orang dalam?” Benar yang dikatakan Managernya sekarang siapa yang punya orang dalam dia yang akan menang. “Aku muak dari dulu sampai sekarang nggak berubah.”

“Kerja keras lah biar diakui semua orang.”

“Nggak perlu usaha hanya untuk memuaskan orang!”

Managernya pergi. “Terserah kalau gitu. Intinya kamu bukan lagi bagian dari timku, tapi kamu dipindahkan di tim marketing.”

“Jadi sales? Keliling cari nasabah?” Safira menggelengkan kepalanya lalu memohon agar tidak dipindah. “Jangan, Pak!”

“Kalau gitu resign aja! Kita hanya butuh orang yang berguna bukan orang biang kerok!”

1
iyantaritari
meleleh aku bang
iyantaritari
omgg
iyantaritari
tiba tiba banget
iyantaritari
jahat banget mulut mertua
iyantaritari
caranya biar bisa ke sana gimana?
iyantaritari
widih agak laen emang
watix14
kasian juga loh, penyihir butuh bersenang2 juga
watix14
setuju si, tapi untuk rakyat kecil uang memang segalanya
miyantoroo
ada apa denganmu pak penyihir?
cahyaningtyasss
yaampunnn
cahyaningtyasss
tetap aja kamu salah
cahyaningtyasss
sama aku juga mau
miyantoroo
coba dulu
watix14
Rekomendasi novel yang pas untuk dibaca tengah malam buat begadang. Aman dari dosa dan hawa panas. pokoknya kalian harus baca
watix14
keren banget jamu racikan penyihir kolot
watix14
secepat itu?
watix14
sisain setetes aja
watix14
memang aku juga gitu
watix14
samuel si serba bisa
watix14
siapasih safira itu?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!