Kisah seorang di zaman dahulu, yang masih beralaskan hutan belantara, menghadapi berbagai rintangan kehidupan, namun dia bukan dari dunia yang nyata adanya.
Dia salah satu dari sebuah sejarah dunia. Mega J, namanya. Sebuah kisah percintaan yang rumit, karena dia mencintai seseorang dari dunia nyata, dengan berkelananya dia ke dunia nyata.
Dapatkah dia bersatu dengan cintanya di dunia nyata?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Sadin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ikut Ke Sekolahan
Kesejukan dirasakan Mega J, hujan turun di tengah-tengah jam mengajar Hanna di kelas. Mega J menunggu Hanna di ruang guru. Dimana dia setiap ada guru masuk ruangan tersebut menjadi pusat perhatian para guru. Karena belum pernah Bu Hanna membawa seorang laki-laki ke sekolahan, walaupun Bu Hanna mengatakan Mega J adalah saudara nya yang baru datang dari luar negeri hingga sikap nya masih seperti orang baru kenal dunia pendidikan, para guru tetap tak dapat memalingkan perhatian mereka dari Mega J.
Selain Mega J bertubuh kekar dan berwajah tampan, dia juga tak tampak seperti seorang saudara dari Bu Hanna. Itulah yang dipikirkan para guru setiap melihat ke arah Mega J, walaupun begitu tidak ada yang berani mendekati Mega J meskipun hanya untuk sekedar bertanya padanya.
Seusai Hanna mengajar di kelas, tepat saat bel pulang sekolah di bunyikan, Hanna pun segera kembali ke ruang guru dimana Mega J telah menunggu lama disana.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Hanna sesampainya di depan Mega J.
Dimana sambil menoleh kepada berbagai tatapan yang kini sedang memperhatikan pada mereka berdua, Hanna menundukkan kepalanya perlahan ke arah tatapan para mata yang melihatnya.
"Aku baik. Apakah kita sudah akan pulang?" ucap Mega J, menanggapi pertanyaan Hanna padanya.
"Iya kita akan pulang." ucap Hanna. Sambil mengisyaratkan pada Mega J untuk mengikuti dirinya dari belakang.
Mega J pun berjalan tepat di belakang Hanna, dimana Hanna masih saja meninggalkan ruangan guru sembari menundukkan kepalanya.
"Mungkin Hanna sakit lehernya?" gumam Mega J.
"Apakah kau baik-baik saja Hanna? kenapa dari tadi menundukkan kepalamu?"tanya Mega J, ketika sudah ada dihalaman sekolah, dan Hanna sudah tidak menundukkan kepalanya lagi.
"Kau tidak akan mengerti." jawab Hanna.
"Maka buat aku mengerti."
"Ah sudahlah! Apakah kau lapar? Ayo aku aja kau makan di restoran dekat sini yang hidangannya sangat enak." ucap Hanna, mengalihkan pembicaraan.
Mega J yang memang sudah lapar, dia pun menganggukkan kepala dan senang langsung saat memikirkan makanan, memikirkannya saja sudah membuatnya bahagia apalagi memakannya.
"Kau akan semakin senang saat mencoba hidangan masakan di restoran itu." ucap Hanna. Kini Hanna sambil mengekspresikan bahwa makanan itu sangat enak.
Mega J pun berkata, "Apakah seenak itu? Aku jadi semakin penasaran."
"Kita lihat habis ini."
Saat sudah sampai di dalam restoran, dimana Hanna dan Mega J tidak langsung makan, mereka harus menunggu makanan datang, dimana sebelumnya mereka harus memesan makanan terlebih dahulu.
"Ternyata melelahkan hanya untuk menunggu makanan." gumam Mega J saat itu, dia tak berani mengatakannya secara langsung. Tak enak dengan Hanna, takut Hanna tak suka dengan perkataannya.
Namun saat makanan telah datang dan dihidangkan di meja Hanna dan Mega J, apalagi saat Mega J tengah mencicipi makanan di restoran itu, dia pun langsung berkata,
"Ini makanan dari surga. Enak sekali! Aku belum pernah makan makanan ini dirumah pohon!" ucap Mega J, dengan begitu bersemangat saat memakan makanan yang ada di hadapannya.
Hanna tersenyum dengan apa yang Mega J katakan, dia sangat senang melihat Mega J senang berada di dunianya.
Ditengah makan, Hanna terpikir untuk bertanya tentang rumah pohon, "Bagaimana kira-kira keadaan tempat asalmu? apakah ada yang mencarimu disana?"
Dimana langsung berhenti sejenak suapan tangan Mega J ke mulutnya, mengingat rumah pohon nya yang telah dia tinggalkan selama seminggu sudah.
"Saya rasa tidak ada yang mencariku ataupun merindukan ku disana..." ucap Mega J kemudian, sambil tetap menikmati hidangan dihadapannya.
Hanna tersenyum lagi, "Apakah disana kamu tidak memiliki seorang yang spesial?" tanya Hanna.
"Seorang spesial? Seperti apa itu?"
"Seperti aku, perempuan. Namun kamu sangat mencintainya."
"Seperti kamu... Pernah aku melihat perempuan. Tapi mencintai? Apa itu mencintai?"
Mega J malah semakin bingung dengan kosa kata baru dari Hanna yang memang benar-benar tak dia mengerti, karena memang Mega J tidak pernah tau apa itu cinta. Dan mencintai itu apa.
Namun dia mengingat seseorang di pikiran nya kini, "Kamu memikirkan apa?" tanya Hanna tiba-tiba membuyarkan lamunannya.
Mega J yang tak keberatan dengan masa lalunya tentang perempuan yang pernah dikenalnya sebelumnya itu pun, dia langsung berkata, "Dulu aku mengenal seorang perempuan, dia putri seorang Raja disana. Tapi kini dia telah tiada...." ucap Mega J, mengenang perempuan itu.
Hanna yang mendengarnya seketika terhanyut dalam ceritanya, "Menyedihkan sekali ceritamu. Apakah kamu mencintai perempuan itu?" tanya Hanna.
"Apa itu mencintai? Aku sungguh tak mengerti." ucap Mega J, sambil mengerutkan keningnya.
"Lupakan sajalah! Kalau kamu memang tidak mengerti. Yaudah, segera habiskan makananmu lalu kita pulang." ucap Hanna kemudian.
.
.
.
Lanjutannya besok 🥰