Terjebak Cinta Om Duda

Setelah makan malam Nia segera menyusun semua barang belanjaan nya tadi kedalam lemari pendingin dan juga menyimpan makanan kering dan snack di rak lemari gantung, perempuan cantik itu menata semua barang-barang dengan rapi.Dia tidak sadar semua gerakan nya di perhatikan oleh Om Ben sejak tadi.Ada sesuatu yang menghangat di dada lelaki tampan itu melihat gerakan lincah Nia yang kesana dan kemari tanpa lelah mungkin karena dia sudah tertidur cukup lama sepulang dari Mall tadi hingga memiliki tenaga ekstra saat ini.

Nia sosok perempuan yang cantik selain pintar dia sangat energik bekerja ini yang menjadi nilai plus untuk wanita ini.

"Sudah malam,ayo tidur" ajak Om Ben membuat Nia menyipitkan matanya dengan maksud ucapan sang suami pura-pura nya ini

"Maksud ku tidur di kamar masing-masing" jelas Om Ben

Akhirnya mereka masuk kedalam kamar masing-masing.

****

"Ma,kamar Nia di kunci ya?" tanya Carla

"Seperti nya iya,kenapa?"

"Padahal aku mengincar barang Hantaran nya ma, seperti nya tidak ada yang di bawa oleh Nia,Kunci cadangan nya ada ngga ma?"

"Nggak ada,cuma pintu depan yang ada kunci cadangan kalau kamar hanya satu" Sahut mama Dina

"Mama juga ada barang incaran La,ada dompet kulit yang warna hitam dari merek terkenal,mama mau satu karena mama lihat ada Tiga tas dan dua dompet mama rasa kalau di ambil satu Nia tidak akan tau karena barang Hantaran nya terlalu banyak" lanjut nya

"Mama ada lihat box kuning besar nggak ma, yang isi nya Underwear wanita?" tanya Carla dan di anggukki Mama Dina

"Kok bisa lucu-lucu gitu ya ma,siapa yang beliin nya ya,apa Nia? kalau Nia aku tidak pernah lihat deh di jemuran yang seperti itu, keren-keren semua ya ma"

"Iya...kok bisa ya semua barang yang di jadikan Hantaran branded semua, permintaan Nia atau memang dari keluarga Ben,mama jadi penasaran dengan mama Ben itu kemarin nggak sempat ngobrol banyak"

"Nanti mama coba minta sama Nia ma,kalau aku yang minta kan gengsi,di kira aku nggak mampu beli lagi" ucap Carla dengan nada sombong nya.

****

Pagi-pagi sekali Nia sudah bangun dia tidak mau kalau Om Ben yang membangun kan nya pagi ini.

Bunyi sendok beradu dengan wajan terdengar jelas, kran air yang mengalir ke wastafel saat Nia membasuh bahan masakan nya,dan desis minyak membuat suasana apartemen ini terasa hidup.

Om Ben yang hanya bercelana boxer dan singlet ketat nya memperhatikan Nia yang cekatan dalam memasak, sesekali wanita itu menyeka keringat nya membuat Nia bertambah cantik, seorang perempuan impian menurut om Ben.

Tiba-tiba ingatan Om Ben seolah terlempar ke masa lalu di mana sang mama melayani nya untuk sarapan,Mama Indah seorang ibu yang baik untuk anak-anak nya,dia bisa di jadikan panutan dan Hal itu yang di inginkan Om Ben pada Ambar dulu,tapi impian itu tiba-tiba buram di saat Ambar mengkhianati nya.Sejak perceraian nya membuat Ben tidak percaya lagi akan sosok wanita bahkan dia sempat tak percaya Cinta dan pernikahan akan tetapi pertemuan pertama saat reunian itu membuat Om Ben sedikit demi sedikit mulai kembali merubah pola pikirnya dan memutuskan untuk meminang Nia, meskipun belum sepenuhnya ada rasa cinta dengan melihat wajah Nia yang teduh membuat Om Ben merasa nyaman,Nia sosok wanita yang bisa menenangkan dirinya.

Impian yang sempat terkubur bersama rasa kecewa dan sakit hati nya kini perlahan naik kembali membuat lelaki tampan itu memiliki keberanian untuk menata kehidupan baru nya bahkan Om Ben berpikir akan memiliki Keluarga yang bahagia serta anak.

"Sudah selesai?" tanya Om Ben saat melihat Nia meletakkan masakan nya di atas meja makan

"Sejak kapan mas berdiri di situ?" tanya Nia

"Sejak kamu mulai menanak nasi"

"Waw.....cukup lama,kenapa malah berdiri saja tidak membantu?" tanya Nia sedikit cemberut membuat Om Ben gemas dan mendekat pada Nia lalu mencuil hidung nya gemas

"Masak apa?"

"Sop daging,terus ada sayur capcay dan ada sambal udang balado" Nia menunjukkan semua masakan nya

"Kolesterol"

"Kata ibu ku dulu kalau makan nya dalam porsi dikit bisa di jadikan obat tapi jika berlebihan bisa menjadi penyakit" jelas Nia sambil terkekeh kecil

"Teori dari mana itu?"tanya Om Ben sambil menarik kursi makan nya

"Ibu ku" jawab Nia cepat

"Apa enak? kelihatan nya meragukan" ucap Om Ben yang sudah mengambil nasi dan beberapa lauk yang masih panas dan aroma nya sangat menggelitik perut om Ben untuk segera mencicipi nya.

Nia tak menjawab dia ingin tau reaksi om Ben saat memakan makanan nya.

Om Ben memakan dengan nikmat nya membuat Nia menarik sudut bibirnya tipis, ludes nya nasi dan lauk di dalam piring om Ben sudah menjadi jawaban atas pertanyaan lelaki itu tadi.

"Apa tidak enak?"sindir Nia membuat Om Ben tersenyum malu,sejak awal Nia masak di malam pertama pernikahan mereka memang sudah terlihat jika wanita karir itu sangat pintar mengolah makanan.

Nia mengangkat piring kotor ke tempat pencucian piring dan di bantu om Ben.