Satu tahun telah berlalu, banyak hal yang terjadi. Namun Chen Xuan, pangeran sampah dari Istana Raja Chen telah bangkit menjadi praktisi terkuat di usia 18 tahun. Mengguncang Benua Timur dengan Pedang Penguasa Naga Hitam. Menghancurkan Faksi Laut Biru dan mempermalukan mantan tunangannya yang telah menghina ibunya.
Tapi meski demikian, setelah semua itu berakhir. Chen Xuan masih harus terus maju. Membuka rahasia besar tentang masa lalu dan masa mendatang, memenuhi janjinya kepada Ling Xia, serta mencari keberadaan ibunya.
Namun di saat janji begitu penting, Chen Xuan sekali lagi di hadapkan dengan pilihan sulit antara melindungi anaknya yang akan lahir atau terus maju dengan hati dingin ke arah takdir yang di tentukan!!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15 ~ DUAN YUE MEMBUNUH! ~
Kepulan asap debu yang berkumpul di langit membentuk awan jamur raksasa, menghalangi cahaya matahari dan menutupi seluruh pandangan. Awan gelap ini terlihat menakutkan, menjadi lambang kehancuran dan kengerian ledakan yang baru saja terjadi. Debu dan asap tebal berputar-putar, menciptakan efek visual yang mencekam, seolah-olah langit itu sendiri terbakar. Suasana menjadi semakin mencekam dan menakutkan.
Angin kencang kemudian menyapu kepulan debu di langit, menyebarkannya secara perlahan-lahan. Saat debu itu berhamburan, ribuan pasang mata terfokus pada sosok pemuda berambut merah yang menggantung di langit. Pemuda itu tampak gagah, dengan rambut merahnya yang menari-nari diterpa angin. Pandangan semua orang tertuju padanya, dipenuhi rasa kekaguman dan keheranan. Suasana hening, hanya terdengar desisan napas dan gemuruh angin yang mengelilingi pemuda misterius tersebut.
Pemuda berambut merah itu terlihat tertutup debu tebal, wajahnya pucat pasi dan lelah. Darah segar yang membasahi sudut bibirnya menandakan luka dalam yang dialaminya. Napasnya terengah-engah, menunjukkan kelelahan ekstrim yang menghimpit tubuhnya. Matanya terlihat lelah dan berat, seolah-olah beban dunia terletak di bahunya. Wajahnya yang cantik kini terlihat kusam dan memprihatinkan, mencerminkan penderitaan dan kelelahan yang dialaminya.
Kemudian, cincin penyimpanan Chen Xuan berkedip dengan cahaya lembut. Sebuah Pil Obat muncul di telapak tangannya, memancarkan aura penyembuhan yang kuat. Dengan gerakan lemah, Chen Xuan menelan pil tersebut. Energi yang terkuras secara perlahan-lahan mulai kembali, meskipun prosesnya sangat lambat.
Aura penyembuhan dari pil itu menyebar ke seluruh tubuhnya, memperbaiki luka-luka internal dan mengisi kekosongan energi. Chen Xuan merasakan kelelahan yang ekstrim pelan-pelan berkurang, digantikan oleh sensasi hangat yang menenangkan. Napasnya menjadi lebih stabil, dan matanya yang lelah mulai bercahaya kembali.
Pada saat itu, Chen Xuan berdiri sendirian di langit, menjadi satu-satunya figur yang menarik perhatian. Tiga pria tua dari Klan Liu dan Klan Han, yang sebelumnya terlibat dalam pertarungan sengit, telah menghilang dari pandangan. Kejadian ini menimbulkan rasa penasaran dan keheranan bagi semua orang yang menyaksikan. Suasana menjadi sunyi, dengan semua mata tertuju pada Chen Xuan yang masih berusaha pulih dari kelelahan.
Patriak Xu berdiri di tanah, matanya terbuka lebar dengan ekspresi campuran kekagetan dan kecemasan. Dengan suara yang bergetar oleh keheranan dan kekhawatiran, ia bertanya, "Apa yang terjadi?! Apakah mereka... mati?!"
Yun Ma Xing memandang ke arah kejadian dengan mata menyipit, suaranya penuh kekhawatiran dan kekaguman. "Mungkin saja... Serangan itu terlalu dahsyat, melampaui batas kekuatan seorang Dao Spirit Emperor! Ini tidak masuk akal!"
Yan Fang mengangguk dengan ekspresi ngeri dan takjub, matanya terbuka lebar. "Benar! Serangan itu terlalu mengerikan! Tidak ada yang bisa bertahan hidup setelah terkena kekuatan semacam itu!" Suaranya terdengar bergetar oleh rasa takjub dan ketakutan.
Namun, Xu Murong menunjukkan ekspresi keraguan yang mendalam. Sebagai Dao Spirit Emperor Tahap Sembilan, dia memiliki persepsi spiritual yang luar biasa sensitif. Dia bisa merasakan getaran halus energi spiritual yang tidak terdeteksi oleh orang lain.
Mata Xu Murong menyipit, mencari tahu kebenaran di balik keheningan yang mencekam. Dia merasakan adanya sesuatu yang tidak beres. Energi spiritual ketiga pria tua dari Klan Liu dan Klan Han tidak benar-benar padam. Sebaliknya, getaran halus itu mengindikasikan adanya kekuatan tersembunyi yang masih berdenyut.
Keraguan Xu Murong semakin besar. Apakah ketiga pria tua itu benar-benar selamat? Apakah mereka menggunakan teknik rahasia untuk bertahan? Pertanyaan-pertanyaan itu menghantui pikirannya, membuatnya semakin penasaran.
Di langit yang masih terpengaruh oleh keheningan pasca-ledakan, sebuah kertas usang melayang perlahan-lahan menuju Chen Xuan. Setengah dari kertas itu telah berubah menjadi abu, meninggalkan jejak-jejak hangus yang memperlihatkan keparahannya.
Kertas itu terombang-ambing oleh angin, seolah-olah membawa pesan rahasia yang hanya diketahui oleh pemiliknya. Chen Xuan menatap kertas itu dengan rasa penasaran, bertanya-tanya apa makna di balik kertas yang hampir musnah tersebut.
Chen Xuan meraih kertas itu dan memeriksanya. "Kertas jimat Teleportasi Klan Liu!" katanya dengan mata menyipit.
Benua Barat memang jauh lebih maju dibandingkan Benua Timur. Peradaban modern mereka memungkinkan penciptaan teknologi canggih seperti kertas jimat teleportasi. Jimat ini dirancang untuk menyelamatkan nyawa pada saat-saat genting.
Meskipun begitu, kertas jimat tersebut memiliki keterbatasan. Jangkauan teleportasinya hanya sejauh seribu kilometer, yang sebenarnya bisa ditempuh oleh seorang praktisi Dao Emperor dalam waktu singkat, hanya satu menit.
Mengangkat kepala dengan anggun, Chen Xuan menyapu pandangannya ke arah gunung yang menjulang di kejauhan. Matanya tajam memandang ke cakrawala, seolah mencari sesuatu yang tak terlihat.
Lalu, dengan gerakan yang sangat pelan, sudut bibirnya ditarik ke atas, membentuk senyum kecil yang dingin dan misterius. Senyum itu mengisyaratkan kepercayaan diri dan tekad yang tak tergoyahkan, memancarkan aura kekuatan dan ketenangan yang menakjubkan.
...
Di dalam hutan yang sunyi, seribu kilometer dari Kota Kekaisaran, sebuah pusaran hitam tiba-tiba muncul. Pusaran itu berputar dengan kecepatan tinggi, mengeluarkan energi misterius yang menggetarkan udara sekitarnya.
Tiga pria tua dengan penampilan berantakan dan menyedihkan terdorong keluar dari pusaran hitam tersebut. Mereka terjatuh ke tanah, napasnya terengah-engah, dan wajahnya pucat pasi. Pakaian mereka kusut dan robek, menunjukkan betapa parahnya mereka terkena dampak dari ledakan sebelumnya.
Setelah ketiganya keluar, pusaran hitam menghilang dengan cepat, seolah-olah tidak pernah ada di sana. Keheningan kembali menyelimuti hutan, meninggalkan ketiga pria tua yang masih berusaha pulih dari kelelahan.
Liu Shi Ji mengutuk dengan nada marah dan kesal, "Sial! Kita hampir saja menjadi mayat!"
Liu Du mengangguk lemah, matanya masih terlihat lelah. "Benar, jika tidak karena jimat teleportasi itu, kita pasti sudah tidak bernyawa. Tubuh kita takkan tersisa!" suaranya terdengar bergetar oleh rasa syukur dan kelegaan.
Han Feng menatap kosong, ekspresi ngeri dan takut terukir di wajahnya. "Siapa sangka... Chen Xuan memiliki kekuatan tempur yang begitu mengerikan! Kita nyaris menjadi korban keganasannya!" Suaranya bergetar, mengungkapkan ketakutan yang mendalam.
Mendengar kata-kata Han Feng, Liu Shi Ji dan Liu Du bergidik ngeri. Mereka tidak bisa menghilangkan bayangan kekuatan mengerikan cahaya pedang gelap yang baru saja mereka alami. Rasa takut dan gentar masih terasa, membuat bulu kuduk mereka berdiri.
Liu Shi Ji berbicara dengan serius, "Kita harus segera bergerak. Luka kita parah, dan jika ada yang menemukan kita sekarang, kita takkan bisa melawan. Kita harus mencari tempat persembunyian dan menyembuhkan luka kita!"
Liu Du mengangguk cepat, ekspresi khawatir terukir di wajahnya. "Benar! Chen Xuan pasti sudah menyadari kita melarikan diri dengan kertas jimat. Dia tidak akan membiarkan kita hidup! Ayo, kita harus segera pergi dan bersembunyi!"
Liu Shi Ji dan Han Feng mengangguk serempak, lalu mengeluarkan Pil Obat dari cincin penyimpanan mereka. Mereka menelan pil tersebut dengan terburu-buru, berharap efek penyembuhan segera terjadi.
Setelah itu, dengan langkah terburu-buru dan napas terengah-engah, mereka berlari masuk ke dalam hutan yang lebat. Luka-luka parah dan kelelahan ekstrem membuat mereka tidak bisa menggunakan sayap Qi, sehingga hanya bisa menelusuri jalan setapak yang berliku-liku.
Kaki mereka tergoyahkan, tetapi tekad untuk bertahan hidup memaksa mereka terus berlari. Daun-daun kering bergeser di bawah kaki mereka, dan ranting-ranting patah berderak ketika mereka melangkah. Mereka berlari tanpa henti, berharap menemukan tempat persembunyian yang aman sebelum Chen Xuan menemukan mereka.
Setelah berlari selama satu jam penuh dengan napas terengah-engah, ketiga pria tua itu akhirnya berhenti di tepi sebuah aliran sungai yang jernih. Kelelahan dan dahaga yang menghimpit, membuat mereka tak sabar lagi.
Dengan gerakan terburu-buru, Liu Shi Ji, Han Feng, dan Liu Du berjongkok dan meminum air sungai secara langsung, seperti orang kehausan yang telah berhari-hari tanpa minum. Air sungai yang dingin dan segar membasahi kerongkongan mereka, menghilangkan dahaga dan kelelahan.
Mereka minum dengan lahap, menikmati setiap tetes air yang membasahi bibir mereka. Wajah mereka yang pucat pasi mulai memperoleh kembali warna merahnya. Setelah puas minum, mereka duduk di tepi sungai, menarik napas dalam-dalam, dan memandang ke sekeliling, berharap menemukan tempat persembunyian yang aman.
Han Feng menghela nafas lega, wajahnya yang tadinya pucat kini terlihat lebih segar. Matanya berkilauan dengan semangat dendam.
Dengan senyum dingin, dia menatap Liu Shi Ji dan Liu Du. "Aku berjanji, setelah aku kembali ke Klan Han, aku akan mengumpulkan pasukan praktisi kuat terbaik untuk memburu dan menghancurkan Chen Xuan!" Suaranya penuh tekad dan kebencian.
Liu Du mengangguk dengan tekad, pupil matanya menyala dengan semangat dendam. "Benar! Chen Xuan berani menantang prestise Klan Liu. Kami tidak akan membiarkannya hidup!"
Liu Shi Ji yang berdiri di samping mengangguk, siap untuk berbicara. Namun, tiba-tiba ekspresinya berubah, wajahnya membeku dengan rasa curiga dan waspada.
Han Feng menatap Liu Shi Ji dengan heran, "Apa yang terjadi? Ada apa, Shi Ji?"
Liu Du mengikuti pandangan Han Feng, menatap Liu Shi Ji dengan rasa penasaran dan kekhawatiran.
Liu Shi Ji menarik napas dalam-dalam, matanya terfokus pada sesuatu di kejauhan. Dengan suara pelan dan penuh kekhawatiran, dia menunjuk ke arah pohon besar dan berbisik, "Kita telah ditemukan!"
"Apa?"
Liu Du dan Han Feng terkejut, mereka berpaling dengan cepat. Pandangan mereka tertuju pada sosok wanita cantik yang duduk dengan santai di bawah pohon besar. Gaun merah terangnya menari-nari diterpa angin, membuatnya terlihat seperti dewi. Mata beningnya, seperti kristal murni, memancarkan cahaya tajam yang menembus jiwa. Rambut hitamnya yang panjang dan lembut tergerai di bahu, menambahkan kesan elegan dan misterius.
Han Feng memandang wanita itu dengan wajah pucat, matanya dipenuhi rasa takut dan ngeri. "Duan Yue...!" suaranya terdengar bergetar.
Liu Du dan Liu Shi Ji merasakan hati mereka jatuh, keputusasaan memancar dari wajah mereka. Biasanya, mereka tidak akan gentar menghadapi Duan Yue, mengingat kekuatan mereka. Namun, kini mereka terluka parah dan kehabisan tenaga, bahkan tidak bisa menciptakan sayap Qi.
Menghadapi Duan Yue, seorang Dao Spirit Emperor Tahap Tiga, merupakan tantangan yang tak terbayangkan. Dalam kondisi lemah, mereka hanya memiliki satu nasib: kematian.
Duan Yue memandang ketiga orang tua di sungai dengan pupil matanya yang sebening kristal. Dengan nada santai dan sedikit penasaran, dia berkata: "Aku tidak menyangka Chen Xuan bisa melukai keempat tetua gerbang luar Klan Liu dan Klan Han sedemikian parah. Apalagi, satu orang lainnya tidak berhasil melarikan diri!"
Setelah mengucapkan kata-kata itu, sosok Duan Yue lenyap dalam sekejap dan muncul kembali tepat di hadapan ketiga pria tua. Gerakannya cepat dan tak terduga, seperti bayangan yang melintas.
Dengan gerakan anggun, Duan Yue mengeluarkan pisau pendek yang berkilauan dari tangan kirinya. Cahaya pisau itu memantulkan cahaya matahari, menciptakan kilatan yang menakutkan.
Tubuh Duan Yue kemudian berubah menjadi tiga bayangan yang identik, masing-masing menyerang ketiga pria tua dari arah berbeda. Bayangan-bayangan itu bergerak dengan kecepatan luar biasa, menciptakan angin kencang yang menggoyangkan ranting-ranting di sekitarnya. Ketiga pria tua terjebak dalam serangan yang tak terduga dan tak terhindarkan.
Wajah Liu Du, Liu Shi Ji, dan Han Feng memucat karena ketakutan. Mereka terkejut dan tidak siap menghadapi serangan cepat Duan Yue.
Sebelum mereka bisa mengeluarkan teriakan, leher mereka terlepas dari tubuh mereka. Darah menyembur dari luka yang terbuka, mengalir deras ke dalam air sungai.
Aliran air sungai yang jernih perlahan-lahan berubah menjadi merah darah, menciptakan pemandangan yang mengerikan. Tubuh mereka tergeletak di tepi sungai, tak bernyawa lagi.
Keheningan yang mencekam menggantikan suara gemuruh air sungai, menandai berakhirnya kehidupan tiga pria tua yang malang itu.
....
perang euy...