Suamiku Bad Boy
Perseteruan dari kubu dua Genk motor terbesar dan cukup di takuti, rupanya tak dapat terelakkan lagi malam ini.
Masalah yang mungkin bisa dianggap sepele namun juga berarti besar bagi para pemuda dengan gairah yang sedang menggebu-gebu seperti mereka.
Ketika ketua Genk motor lawan merasa tak terima dan tak mau tersaingi tentunya.
Terkadang, masalah daerah kekuasaan pun bisa menjadi bara dari cikal bakal permusuhan keduanya.
Akan tetapi malam ini lebih sensitif lagi.
Choki Zakaria ketua dari Genk motor Speed, yang di duga telah merebut wanita incaran dari Bopeng, alias Ronald. Terpaksa harus lari ketika ketua dari genk motor Storm itu menyudutkannya dengan senjata api.
Jika hanya senjata tajam atau tangan kosong pemuda berwajah tampan itu masih mampu bertahan, tapi, ternyata Ronald menodongkan senjata api ke arahnya. Bahkan pria itu sudah melesatkan timah panas itu hingga hampir mengenai pelipis Choki, jika saja pemuda itu tidak berkelit dengan cepat.
Keberuntungan mungkin, masih berada di pihak ketua dari Genk motor Speed ini.
"Ini semua salah paham! Gua kagak pernah jalan sama cewek lu, Bopeng!" elak pemuda dengan rambut sepekat malam membela diri.
Akan tetapi, pemuda di hadapannya yang sudah tersulut amarah nampak tidak mau peduli dengan apapun termasuk penjelasan dari dirinya.
Justru yang Bopeng alias Ronald inginkan saat ini adalah melubangi kepala pemuda di hadapannya yang selalu berhasil mendapatkan apapun yang dia inginkan termasuk gadis incarannya.
Demi menyelamatkan nyawanya, Choki pun terpaksa melarikan diri. Pemuda ini tentunya tak mau mati konyol. Setidaknya, ia harus mencari selamat dulu dan melihat celah sehingga dapat mengalahkan Ronald.
Sebenarnya, Choki juga punya senjata api. Akan tetapi, ia tidak membawanya malam ini. Mana tau jika, salah satu Genk motor yang manjadi lawannya ini akan datang menemuinya dengan beberapa tembakan nyasar.
Choki membawa motornya melaju kencang di malam yang pekat itu. Tak peduli lagi akan tim jaguar yang mungkin berpatroli dan menangkapnya. Justru menurutnya itu lebih baik.
Sayang, lokasi mereka saat ini cukup terpencil dan sepi dari pemukiman, juga cukup jauh dari pos polisi.
Tak peduli apapun, yang ia tau adalah menjauhi tembakan demi tembakan yang dilesatkan oleh senjata api milik pengemudi motor sport di belakangnya.
"Brengsekk!" Bopeng terus memaki sambil menaikkan kecepatan pada kendaraan roda duanya itu.
Sebelah tangannya yang menggenggam senjata api sesekali di arahkan ke depan. Akan tetapi, lawannya itu begitu mudah berkelit dari kejarannya.
Sehingga, pemuda dengan rambut agak gondrong dengan tatto di pergelangan tangannya ini agak kesulitan untuk menembak.
Di depan sana, Choki sesekali berdecih kala ia menoleh ke belakang. Musuhnya itu masih terus mengejarnya.
"Sialan emang tuh si Ronald. Padahal gua sama tuh cewek gak sengaja ketemu di klub itu," gumam Choki, pemuda berhidung mancung dengan kulit putih dan tubuh tinggi atletis itu.
Tanpa mengendurkan laju kendaraannya, karena Choki tak mau isi dari senjata api itu menembus ia punya tengkorak kepala.
Sementara itu, malam yang semakin pekat. Tak menyudahi kegiatan dari seorang wanita muslimah yang tinggal sendirian di dalam kontrakannya.
Annisa Meizani. Gadis muda yang terpaksa tinggal sendiri setelah kedua orang tuanya dan sang adik meninggal dunia. Setahun tahun lalu dalam bencana gempa yang melanda kampung halamannya.
Hijrah ke kota untuk memulai kehidupannya sekaligus menata hatinya. Hal itu membuat Annisa memutuskan berjualan basreng sembari mengajar di salah satu sekolah dasar swasta, sebagai guru agama.
Gadis muslimah dengan paras teduh itu sesekali terlihat menyeka keringat yang menetes di pelipisnya.
Karena, pada saat ini dirinya berada di depan kompor yang menyala dengan wajan panas yang berisi basreng.
Setelah matang, Annisa meletakkan basreng itu ke atas tampah lebar yang di lapisi kertas koran. Gunanya agar minyak tersebut menyerap dan basreng dalam keadaan kering serta tidak panas lagi.
Setelahnya gadis muslimah ini akan memasukkannya dengan ukuran tertentu ke dalam pouch berbagai ukuran.
Wangi daun jeruk seketika menguar cari camilan yang manjadi favorit di beberapa kalangan tersebut.
Annisa terlihat memisah-misahkan basreng tersebut ke beberapa tempat dan memberikannya berbagai macam bumbu yang berbeda.
Tentu saja yang paling banyak adalah basreng dengan rasa pedas mercon.
Annisa menggelung rambut panjangnya ke atas hingga leher jenjangnya yang putih nampak berkilat karena banjir keringat.
Gadis itu memutar kipas angin ke arah wajahnya yang nampak kegerahan.
Annisa mendongak ke arah benda bulat yang menentukan jam berapa saat ini.
"Sudah hampir jam dua belas malam. Mungkin, lima belas menit lagi semua ini selesai. Aku harus tidur lebih dulu agar bisa bangun untuk solat tahajud nanti," gumam Annisa. Merangkai rencana demi rencana sebelum menyelesaikan pekerjaannya rutin setiap malam.
Di tempat lain dalam waktu yang sama. Choki berhasil di kejar oleh Bopeng dengan senjata api yang di todongkan ke arahnya.
"Astaga!
Dorr!!
"Akh!!"
Choki terjatuh dari kendaraannya dan terguling di atas aspal. Sebelah tangannya memegangi bahu yang terserempet timah panas. Seketika, luka itu pun mengeluarkan darah cukup banyak.
Sshh.
Choki sekuat tenaga menahan rasa panas yang menjalar dari bahu hingga ke pergelangan tangannya. Bahkan, jemarinya sulit di gerakkan.
Meskipun hanya terserempet namun, Choki yang sedang berada pada kecepatan tinggi tentu saja membuat pemuda itu menghentikan kendaraannya mendadak yang mengakibatkannya terjungkal ke depan.
"Argh!" Choki terdengar mengerang sebelum akhirnya ia sadar dan kembali bangkit untuk menghampiri kendaraannya.
Dengan cepat, pemuda berahang tegas itu kembali berada di atas motornya dan melaju menghindari pemuda yang kini tengah menggila ingin menghabisi nyawanya.
Tak ada kawan-kawannya kali ini. Mereka semua pasti sedang sibuk juga menghadapi para anak buah Bopeng.
Choki memaksakan tubuhnya untuk kuat meski darah terus mengalir deras dari bahunya. Jaket denimnya sudah basah bersimbah cairan merah berbau anyir itu.
Beberapa bagian tubuh lainnya juga luka karena ia sempat terjatuh dari motornya tadi. Seperti siku dan juga lutut.
Choki, akhirnya memilih masuk ke dalam gang sempit demi mengecoh Ronald.
"Sial! Kemana si Jack kampret itu!" Bopeng alias Ronald memukul kencang body depan motornya menggunakan gagang senjata api. Di kalangan anak Genk Choki terkenal dengan panggilan sebagai Jack.
Tak lama, beberapa motor datang mendekat ke arah Bopeng.
"Gimana Bos?"
"Si Jack masuk kedalam gang. Motor gua kagak muat masuk sana," decak Ronald atau lebih di kenal sebagai Bos Bopeng.
Pemuda itu nampak kesal karena buruannya lepas dari pandangan matanya.
Di pertengahan jalan, kendaraan yang di naiki oleh Choki berhenti mendadak.
Ternyata ia kehabisan bensin karena, bahan bakar dari kendaraannya itu bocor.
Demi keselamatan, pada akhirnya Choki meninggalkan motor sportnya itu di pinggir pemukiman.
Ternyata, keberadaannya di lihat oleh anak buah Ronald. Hal itu membuat, Choki berlari sekencang yang ia bisa.
"Gua kagak boleh mati di tangan cecunguk itu! Gila aja," gumam Choki sambil berlari memegangi bahu kirinya.
Merasa semakin terancam karena Ronald mendapat bala bantuan.Tanpa berpikir lagi, pemuda yang sudah dibanjiri peluh itu pun masuk ke dalam pekarangan salah satu warga lalu mengetuk pintunya.
Choki memilih rumah itu karena dilihatnya lampu masih terang menyala.
Sehingga ia berpikir untuk meminta perlindungan terhadap siapapun itu.
Bak bak bak!
Choki dengan gusar menggedor pintu rumah itu sangat kencang.
Annisa yang sedang merapikan berbagai peralatannya dalam membuat basreng pun kaget dan terpaku beberapa saat dalam kebingungan.
"Siapa yang bertamu tengah malam begini?" batin Annisa.
Gadis itu berjalan keruang tamu dan mengintip dari jendela.
Nampak dalam remang sosok pria yang mengenakan jaket bersandar di pilar rumahnya.
Annisa membekap mulutnya sambil beristigfar dalam hati.
Tak lama kemudian, Choki merasa tak mampu lagi menopang tubuhnya dengan kedua kaki. Ia pun terjatuh duduk.
Brukk!!
"Astagfirullah!!" Annisa terlonjak kaget.
Takut, tapi rasa kemanusiaan dalam hatinya mendorong gadis itu untuk meraih kerudung instan dan juga niqob-nya.
Annisa memutuskan keluar dengan kewaspadaan.
Mencari tau, siapa pria asing yang tergeletak tak berdaya di teras rumahnya.
"Ya Allah, dia berdarah!!"
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Lina Aulia Hikmah
ceritanya bagusss jangan lupa mampir dikaryaku🤗
2023-09-07
1
Qaisaa Nazarudin
Berapa umurnya Annisa?
2023-07-02
1
Uyhull01
bacanya nyampe ngos ngosan ikutan d kejar😅😅😅
2023-05-13
1