Selama ini tidak pernah Julia mempunyai prasangka buruk pada keluarga Tantenya, walaupun selama ini Julia tidak pernah diperlakukan dengan baik oleh keluarga Tantenya itu.
Gadis berusia dua puluh dua tahun yang belum pernah sekalipun dekat dengan seorang pria itu, di jual oleh Tantenya untuk melunasi hutangnya pada rentenir.
Julia yang malang, hanya bisa pasrah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 33.
"Apa yang telah mereka lakukan?" tanya Julia pada Lucas memandang ke dua wanita yang berlutut tersebut.
"Membuang bekal yang kamu titip pada mereka ke tong sampah!" akhirnya Lucas mengatakan dengan jujur mengenai bekal yang di bawa Julia.
"Apa?" Julia terkejut mendengar masakan yang dia masak, di buang oleh resepsionis itu ke tong sampah.
Ternyata dugaannya tadi memang benar, tapi dia tidak menyangka kalau resepsionis itu sungguh berani membuang bekal yang dia buat ke tong sampah.
Julia memandang ke dua wanita yang berlutut tersebut dengan pandangan bingung, mau di apakan ke dua wanita yang menangis histeris itu.
Julia kesal juga mengetahui makanan yang dia bawa di buang tong sampah, seakan-akan makanan yang dia bawa itu ada racunnya.
"Apa yang telah kalian lakukan?" tanya Julia memandang mereka dengan lekat.
Julia akhirnya keluar dari balik punggung Lucas, dan berdiri di depan ke dunia wanita yang berlutut itu.
"Kami salah Nyonya, kami salah sangka terhadap anda, maafkan kami!" sahut salah satu wanita itu.
"Dan aku juga menyesal telah membuang bekal yang anda bawa!" sahut yang lain masih menangis dengan pilunya.
"Astaga! mereka membuang bekal yang di bawa istri Tuan Ceo, sungguh keterlaluan mereka itu!" terdengar riuh gumaman di antara kerumunan karyawan yang menyaksikan kelakuan kedua wanita itu.
"Keterlaluan sekali mereka, sungguh berani membuang makanan itu ke tong sampah!"
"Apa-apaan mereka itu, bukankah harus di tanya dulu pada Tuan Lucas, ini malah main buang saja!"
"Benar-benar lancang mereka!"
"Jangan-jangan mereka tidak suka ada wanita yang menemui Tuan Lucas, makanya mereka tidak mau menelepon Tuan Lucas!"
Terdengar semakin riuh gumaman dari antara kerumunan tersebut.
"Bukankah tadi kamu katakan suamiku lagi rapat, tidak bisa di ganggu, dan aku menitipkan bekalnya pada kalian, kenapa bisa di buang?" Julia menatap kedua wanita yang berlutut itu dengan mata tajam.
Wajah Lucas berbinar saat Julia mengatakan kata 'suamiku', dia begitu senang mendengar apa yang dikatakan Julia tersebut.
"Maafkan kami Nyonya, kami mengira kalau anda wanita penggoda yang akan menggangu Tuan Lucas, tapi ternyata bukan, maaf Nyonya!" wanita itu terus menundukkan wajahnya sambil menangis.
"Apakah aku terlihat seperti wanita penggoda?" tanya Julia dengan mata mendelik. Dia sangat kesal di katakan seperti wanita penggoda.
"Maafkan aku Nyonya ...!" sahut wanita yang tadi menegur Julia di lift.
"Kamu suruh menunggu di tempat tunggu tamu, aku menuruti apa yang kamu katakan, dan menunggu kamu menelepon suamiku, sampai akhirnya aku sendiri yang menghampiri kamu untuk bertanya, karena begitu lama sekali untuk memberitahukan kepada ku!" ujar Julia.
"Apa? pantas saja aku lama sekali menunggu makan siang ku, ternyata seperti begitu kejadiannya!" sahut Lucas dengan tajam.
Ke dua wanita itu sudah menangis sedari tadi, perasaan mereka semakin tidak tenang, begitu Julia menceritakan tingkah mereka menyuruh Julia untuk pulang.
"Edward, bawa mereka! lakukan seperti yang ku katakan tadi!" sahut Lucas tanpa belas kasihan lagi.
Di bantu dengan dua petugas keamanan, ke dua wanita itu di seret keluar dari lobby.
Jeritan mereka minta tolong pada Julia, tidak di tanggapi Julia.
Dia sebenarnya tidak berani membantah apa yang sudah di perintahkan Lucas, karena ke dua wanita itu sungguh keterlaluan sampai berani membuang bekal yang di bawanya ke tong sampah.
Julia diam saja melihat ke dua wanita itu di tarik Edward bersama dengan dua petugas keamanan, menarik paksa keluar dari lobby utama.
Melihat itu, Lucas merasa puas.
Kemudian satu tangan Lucas merangkul bahu Julia, sementara tangan satu lagi masih menggendong Harry.
"Ayo kita makan siang di luar!" sahut Lucas.
"Iya! Ayo Pa!" sahut Harry dengan semangat.
Anak lelaki Lucas tersebut diam saja sedari tadi dalam gendongan Ayahnya, menyaksikan apa yang terjadi di depan matanya.
Seakan dia mengerti, bahwa dia tidak boleh ikut bicara untuk memojokkan ke dua pegawai Ayahnya itu, padahal dia juga tahu kejadian tadi.
Wanita cantik itu telah mempermalukan Ibunya sebagai istri sah Ayahnya.
Harry menatap Ibunya dengan lekat, anak lelaki kecil itu berharap Ibunya ikut makan siang bersama dengan Ayahnya.
Begitu Julia mendengar ajakan Lucas untuk makan siang di luar, mau tidak mau, terpaksa Julia mengikuti apa yang dikatakan Lucas.
Julia menganggukkan kepalanya.
"Ayo!" sahut Julia.
Lucas tersenyum lebar begitu senangnya melihat anggukan kepala Julia itu, dan mereka pun pergi untuk makan siang.
Bersambung......
lucu psangan ini kebalikan dri lucas dan julia 😆
kasian julia dan lucas blom smpet bulan madu,tpi dpet hadiah anak ke 2
adelia polos bngt dan baik,mak lisbeth heboh bngt dpet cucu baru,
beruntung kehamilan kedua adelia lbih istimewa,karna ada lucas yg memperhatika dan kluarga lucas,terutama mak lisbeth pasti paling heboh wkwk
lucas berubah juga karna julia, daniel cowok peka dari awal,bagus bgtu daniel jngan gugup
bukannya julia mau bertemu kakeknya?