Retak Akad Cinta

Malam ini adalah malam pertama bagi Kaila dan Andi untuk tidur 1 ranjang, tapi mereka masih terasa gugup untuk menyentuh masing-masing. Baik itu Andi ataupun Kaila.

Andi yang memang sudah ada rasa dengan Kaila, dia pun merasakan jantung yang berdebar seperti saat-saat baru menikah di pernikahan pertamanya dahulu. Andi ingin tidur tapi mata tidak bisa dipejamkan seakan-akan dirinya tidak bisa tidur.

ketika ada pergerakan di ranjang Kaila pun merasakan bahwa suami barunya itu tidak bisa tidur

"Mas, kamu nggak bisa tidur?" tanya Kaila.

"Ah iya rasanya mata ini tidak bisa dipejamkan," ucap Andi.

"Mas, mau aku ambilkan air?" tanya Kaila.

"Tidak usah, aku tidak haus," jawab Andi

"Aku boleh tidur lebih dahulu?" tanya Kaila.

"Boleh kamu tidur lah," jawab Andi.

Kaila mulai memejamkan matanya, dia sudah tertidur lelap. Andi memandangi wajah Kaila yang polos. Ketika tidur wajah Kaila terlihat damai. Andi mencoba menyentuh pipi Kaila dengan jarinya. 10 tahun menduda membuat tubuh Andi ketika berdekatan dengan seorang wanita menegang.

'Aku harus menahannya. Aku akan menunggumu Kaila," batin Andi.

Akhirnya Andi bisa memejamkan matanya dan menyusul Kaila ke alam mimpi. Di Pagi harinya Kaila terbangun mata Kaila langsung membulat, ketika dia melihat Andi telah memeluk tubuhnya. Kaila memindahkan tangan Andi secara perlahan, agar dia tidak terbangun. Tapi sangat empunya malah terbangun, dan seketika itu juga membuka matanya.

"Maaf Mas, membuatmu bangun," ucap Kaila.

Andi yang nyawanya belum full karena baru bangun tidur, dia mengerjapkan matanya. Dilihat sosok wanita di depannya dan tangannya memeluk pinggang wanita tersebut, dia baru ingat bahwa kemarin dia sudah menikah.

"Maaf, aku menyentuhmu karena ketika tidur, aku tidak sadar," ucap Andi.

"Iya Mas, nggak apa-apa. Aku ini 'kan sudah jadi istrimu, jadi untuk memeluk kamu berhak atas itu," ucap Kaila.

"Bolehkah aku boleh memelukmu?" tanya Andi.

"Boleh Mas, kamu boleh menyentuhku tapi untuk hakmu aku belum siap, maaf ya..." Kaila menundukan kepalanya.

Andi langsung memeluk tubuh Kaila.

"Terima kasih sudah mengizinkan untuk memelukmu, bagiku untuk saat ini cukup," ucap Andi.

Kaila membalas pelukan Andi dia mengusap punggung Andi.

"Aku ke kamar mandi dulu Mas, setelah itu kita salat berjamaah," ucap Kaila.

"Iya nanti setelah kamu, aku pun akan ke kamar mandi untuk mengambil wudhu," ucap Andi.

Kaila dan Andi melaksanakan salat subuh berjamaah, ini merupakan salat yang pertama kali yang diimami Andi setelah menikah. Diimami suami barunya membuat hati Kaila sangat tenang dan nyaman. Selesai salat Kaila meraih tangan Andi lalu mencium punggung tangan Andi. Andi pun mengelus kepala Kaila penuh kasih sayang.

"Mas, di kulkas apakah ada bahan-bahan untuk masak?" tanya Kaila.

"Sepertinya ada deh, Mbak sudah menyiapkan stok bahan-bahan untuk masak. memangnya kenapa?" tanya Andi.

"Aku mau buat sarapan untuk kamu dan anak-anak Mas," jawab Kaila.

"Tidak usah, ada Mbak yang masak. Kamu tunggu aja," ucap Andi.

Kaila terdiam sejenak, tampak di wajahnya ada rasa yang berbeda. Kaila tidak terbiasa, jika pagi dia langsung menyiapkan sarapan untuk keempat anaknya. Hari pertama menikah ini sangatlah berbeda dari kehidupan dia sebelumnya.

"Kamu kenapa?" tanya Andi.

" Apanya Mas?" tanya Kaila balik.

"Wajah kamu menyimpan kekecewaan ketika aku mengatakan bahwa makanan akan Mbak yang menyiapkan semuanya," ucap Andi.

"Aku biasanya setiap pagi menyiapkan sarapan untuk anak-anakku. Bukankah itu merupakan tugas seorang ibu untuk memasak untuk keluarga?" ucap Kaila.

Andi yang mendengar jawaban dari Kaila mengerutkan dahinya kemudian dia menarik tangan Kaila dan menyuruhnya untuk mengikuti langkahnya.

"Eh...mau ke mana Mas?" tanya Kaila.

"Kita ke dapur, kamu bisa masuk di sana, aku akan melihat kamu memasak dan menunggu masakan kamu matang," ucap Andi.

Sesampainya di dapur, Andi memberitahukan di mana bahan-bahan untuk memasak yang biasa di simpan oleh Mbak.

"Mas, mau dimasakkan apa?" tanya Kaila.

"Apa aja," jawab Andi.

"Amanda suka makan apa?" tanya Kaila kembali.

"Amanda jika makan dia tidak pernah memilih, kamu masak aja sesuka kamu," jawab Andi.

Mbak yang biasanya menyiapkan sarapan, pagi ini Andi menyuruh agar tidak mengganggu nyonya barunya. Melihat Kaila memasak mengingatkan dia kepada mendiang istrinya yang selalu menyiapkan sarapan untuk dia sebelum Andi berangkat ke kantor.

Terlihat ada senyuman di bibir Andi ketika melihat gerak-gerik Kaila yang sedang masak. Selama 2 jam Kaila memasak dan sudah siap beberapa menu di meja makan.

"Mas," sapa Kaila.

Kaila menyodorkan sendok yang berisi lauk yang Kaila masak.

"Coba deh Mas masakan aku," sambung Kaila.

Andi membuka mulutnya kemudian Kaila menyuapi makanan yang ia masak. Andi mengunyah secara perlahan lalu menelannya.

"Hmmm enak sayang." Andi menyebut Kaila sayang, membuat Kaila terkejut pasalnya sudah sangat lama dia tidak dipanggil sayang oleh seorang pria.

"Kenapa wajah kamu terkejut? ketika aku memanggilmu sayang?" tanya Andi.

"Aku sudah lama tidak mendengar seorang pria memanggil aku dengan sebutan sayang," jawab Kaila.

"Kamu keberatan jika aku memanggilmu sayang?" tanya Andi.

"Apapun panggilan dari suamiku, aku akan terima dan merasa senang," jawab Kaila.

Andi mengelus-elus pipi Kaila, dia mendekatkan wajahnya mendekati wajah Kaila. Kaila paham bahwa suaminya itu akan mencium dia, kalau sekedar berciuman dia sudah bersedia tapi untuk bersenggama dia mau mempersiapkan diri dulu karena ada trauma dari bersenggama dengan mantan suaminya yang membuat fisik terluka dan berakhir dengan kehamilan anak terakhirnya Cinta.

Wajah mereka sudah sangat dekat, Andi melihat bibir Kaila. Dan ketika Andi ingin mencium tiba-tiba ada teriakan.

"Mamah...." Suara Amanda yang baru keluar dari kamarnya.

Sontak Kaila menjauhkan wajahnya dari wajah Andi. Mereka saling bertatapan satu sama lain sejenak, lalu Kaila merentangkan tangannya untuk menyambut Amanda menuju pelukannya.

"Assalamu'alaikum, pagi sayang," Kaila memeluk dan membelai rambut Amanda yang panjang.

"Wa'alaikumsalam, pagi Mamah," ucap Amanda.

"Kamu sudah salat subuh?" tanya Kaila.

"Sudah Mah," jawab Amanda.

"Kamu duduk di meja makan yah, Mamah sudah buatkan sarapan. Mamah mau membangunkan Cia, Caca, cinta, dan Adam terlebih dahulu," ucap Kaila.

"Aku ikut bangunin mereka Mah." Kaila menuntun tangan Amanda menuju kamar anak-anaknya.

Andi menarik nafas, karena the first kiss dengan Kaila gagal. Dia hanya duduk dan menunggu di meja makan.

Ruang makan seketika ramai, Andi yang rumahnya biasanya sepi kini merasakan suasana yang baru yaitu penuh dengan dentikan sendok dan piring beradu.

Kaila menyuapi makanan kepada Cinta, anak yang paling kecil. Andi hanya memperhatikan Kaila, betapa perhatiannya Kaila kepada semua anak-anaknya termasuk Amanda.

Bersambung

✍✍Ramaikan komen karena komen kalian membuat saya sangat bersemangat untuk menulis dan ide mendadak untuk saya.

Jadilah dermawan dengan cara like, subscribe dan follow aku. Vote nya juga yah🙏🙏🙏🙏

Baca juga yuk cerita serunya

5 tahun menikah tanpa cinta

Salah lamar

Retak Akad Cinta (bab 1 s.d 18 nyata, fiksi dari bab 19 dst)

Love dari author sekebon karet ❤💞💝