NovelToon NovelToon
CINTA DI LUAR NASKAH

CINTA DI LUAR NASKAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Percintaan Konglomerat / Cinta Paksa / Enemy to Lovers / Slice of Life / Kekasih misterius
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Agura Senja

Alexa Beverly sangat terkenal dengan julukan Aktris Figuran. Dia memerankan karakter tambahan hampir di setiap serial televisi, bahkan sudah tidak terhitung berapa kali Alexa hanya muncul di layar sebagai orang yang ditanyai arah jalan.

Peran figurannya membawa wanita itu bertemu aktor papan atas, Raymond Devano yang baru saja meraih gelar sebagai Pria Terseksi di Dunia menurut sebuah majalah terkenal. Alexa tidak menyukai aktor tampan yang terkenal dengan sikap ramah dan baik hati itu dengan alasan Raymond merebut gelar milik idolanya.

Sayangnya, Alexa tidak sengaja mengetahui rahasia paling gelap seorang pewaris perusahaan raksasa Apistle Group yang bersembunyi dibalik nama Raymond Devano sambil mengenakan topeng dan sayap malaikat. Lebih gilanya lagi, pemuda dengan tatapan kejam dan dingin itu mengklaim bahwa Alexa adalah miliknya.

Bagaimana Alexa bisa lepas dari kungkungan iblis berkedok malaikat yang terobsesi padanya?


Gambar cover : made by AI (Bing)
Desain : Canva Pro

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Cemburu

Tidak ada Alena atau Serra di ruangan itu yang bisa membantunya. Alexa ingin menangis menghadapi dua pria dewasa yang sedang menatapnya.

"Kamu tidak akan bilang tidak sengaja, kan?" Edgar kembali bertanya saat wanita di hadapannya malah menatap lantai, jelas sekali sedang memikirkan jawaban yang masuk akal.

Alexa mendongak. "Memang tidak sengaja, kok!" ujarnya dengan bibir merengut. Wanita itu menghela napas sebelum menatap Vincent. "Paman bisa tinggalkan kami tidak? Paman Edgar datang ke sini ingin bicara berdua denganku."

Vincent yang terang-terangan diusir mengerutkan kening tidak terima. "Paman juga harus dengar penjelasanmu, dong!"

"Aku sudah bilang tidak sengaja. Itu hanya bagian dari kecelakaan kecil." Alexa menggeleng tegas, memberi isyarat agar Vincent segera pergi.

Vincent mendengkus. "Aku tidak akan beranjak dari sini. Sebagai walimu, aku berhak tahu apa yang ingin kamu dan Edgar bicarakan."

Alexa merengut dengan keputusan final Vincent. Bagaimana pamannya itu punya sifat yang sangat keras kepala? Mirip sekali dengan Alena! Alexa berdecih pelan, kembali memfokuskan perhatiannya pada Edgar.

"Aku minta maaf, Paman. Kemarin aku sedang banyak pikiran, Paman pasti tahu apa yang terjadi, kan? Melihat masa kecil orang itu yang terlihat sangat bahagia membuatku kesal. Aku juga sedikit cemburu karena dia terlihat sempurna sejak kecil."

Alexa menunduk, menatap lantai putih yang terlihat sedang mengejeknya. Kening wanita itu berkerut semakin kesal.

"Cemburu dengan kehidupan sempurna orang lain tidak bisa dijadikan alasan kekasaranmu terhadap orang tua, Alexa." Vincent menghela napas, mencoba memberi pengertian pada gadis yang terlihat jengkel. "Lagipula bagaimana kamu yakin hidup seseorang bahagia dan sempurna hanya dari foto?"

Memang kata apa lagi yang cocok untuk setiap senyum dan kehangatan di foto itu selain bahagia dan sempurna?!

Alexa menelan kalimatnya di ujung lidah, menahan diri untuk tidak melayangkan protes dan mengatakan kalau ia marah pada kenyataan bahwa ayah kandungnya terlihat sangat bahagia, tidak peduli apa yang sudah pria itu lakukan terhadap wanita lain yang mengandung anaknya tanpa pengakuan.

"Tapi, Alexa memang tidak salah sepenuhnya." Edgar menimpali setelah melihat ekspresi tidak menyenangkan di wajah Alexa. "Sejak kecil Raymond memang sangat sempurna dan selalu menjadi kebanggaan kami. Dia adalah malaikat yang dikirim untuk membuat Agnia tersenyum lebih cerah."

Alexa menunduk mendengar kalimat yang dilontar Edgar. Ternyata wanita cantik dan anggun di foto itu, ibu kandung Raymond sekaligus istri sah Edgar, bernama Agnia. Namanya saja sudah secantik itu, sifatnya mungkin jauh lebih cantik lagi.

Mendengar langsung bagaimana Edgar membanggakan keluarga kecilnya membuat Alexa menggigit bibir. Perasaan marah, kesal, iri, cemburu serta benci bercampur di dadanya.

Vincent yang mengetahui dengan benar cerita tentang Agnia dan Raymond, menghela napas. "Mau bagaimana pun, alasan Alexa tidak bisa dibenarkan. Sebenci apa pun kau terhadap Raymond, membanting pigura di hadapan Edgar jelas salah dan tidak bisa ditolerir. Kau mungkin akan menerima hukuman yang lebih berat dari Valisha."

Alexa tahu kalau ibunya akan marah kalau mengetahui apa yang sudah ia lakukan di apartement Edgar. Tapi, Valisha mungkin akan menjadi orang yang paling mengerti alasan Alexa melakukan itu.

Tidak ada anak yang bisa memilih dilahirkan oleh siapa, tapi sebagai calon ibu, Valisha jelas memiliki kesempatan untuk tidak melahirkan Alexa. Kalau seperti itu pasti Valisha tidak akan kehilangan masa remajanya.

Hingga detik ini, setiap kali membayangkan bagaimana ibunya menerima hinaan dan pandangan mencemooh dari orang-orang karena hamil tanpa suami, Alexa selalu menangis. Alexa selalu merasa bersalah karena ibunya harus melewati kehidupan yang mengerikan gara-gara melahirkannya.

Lalu, saat mengetahui bahwa lelaki tidak bertanggung jawab itu hidup dengan sangat baik dan bahagia bersama keluarga kecilnya, Alexa tidak bisa menahan amarah.

Kenapa hanya Valisha yang menanggung malu?

"Ya, aku akan mendengarkan hukuman yang Mama berikan." Alexa berkata lemah, menarik napas panjang berkali-kali demi menenangkan emosinya. "Sekali lagi, tolong maafkan tindakan kekanakkanku kemarin. Aku berjanji tidak akan menemui Anda dan membuat masalah lagi." Alexa membungkuk sopan pada pria di hadapannya.

"Apa maksudnya tidak akan menemuiku lagi? Kau boleh bertindak kasar atau marah-marah di hadapanku, tapi beritahu aku dulu sebelumnya agar aku lebih siap dengan apa yang akan kau lempar."

Perkataan tergesa Edgar membuat Alexa hampir mendengkus.

"Maksudku, aku tidak akan datang ke kediaman Anda lagi dan membuat masalah. Tapi, kalau tidak sengaja bertemu di luar, tentu saja aku akan menyapa." Alexa segera memasang senyum. "Kalau begitu aku permisi dulu, Mama pasti menungguku juga."

Wanita bersurai panjang itu segera berdiri dan membungkuk sopan pada Vincent dan Edgar.

"Tunggu, Alexa!" Edgar menghentikan pergerakan wanita di hadapannya. "Kau belum menjawab alasanmu sangat marah kemarin. Tidak mungkin hanya karena melihat Raymond tersenyum bahagia di foto itu, kan?"

Alexa mendengkus, keningnya berkerut jengkel. "Alasannya memang itu," ucapnya sembari menatap tajam Edgar. "Aku marah melihat Anda bahagia bersama keluarga Anda," lanjutnya sebelum bergegas keluar dari ruangan, langkahnya sangat cepat hingga Vincent mau pun Edgar tidak bisa mencegahnya.

Edgar termenung setelah Alexa benar-benar menghilang ke luar ruangan. Apa maksud perkataan wanita itu? Bukan tidak suka melihat Raymond bahagia, tapi karena tidak suka melihat kebahagiaan keluarga kecilnya.

Di luar, Alexa langsung berteriak memanggil sopir yang untungnya sudah bersiaga di halaman, menunggu Alexa keluar sejak Valisha memerintahnya untuk mengantar Alexa ke mana pun gadis itu ingin pergi selama masa percobaannya.

"Kita ke Magnofy," ucap Alexa memberi perintah setelah memasuki mobil.

Amarahnya masih menggebu hingga terasa ingin meledakkan dadanya. Alexa tidak percaya harus meminta maaf padahal yang ia hancurkan hanya sebuah pigura. Bagaimana dengan pria itu yang menghancurkan hidup dan masa depan seorang gadis, tapi masih bisa hidup bahagia seolah tidak berbuat salah?

Alexa membenci kelemahannya. Sejak dulu yang bisa dilakukan wanita itu hanyalah menangis ketika melihat ibunya menangis. Tidak pernah sekali pun Alexa membantu ibunya dengan benar.

Pagi tadi pun Valisha tetap menyapa dan menghormati Edgar selayaknya manusia. Kalau saja itu Alexa, sudah pasti Edgar akan langsung diusir dan dilempar telur busuk.

Alexa kembali menarik napas panjang sebelum menghembuskannya pelan. Dia harus tenang dan bersikap dewasa ketika berhadapan dengan ibunya, tapi biasanya Valisha juga tidak akan memintanya memaksakan diri bersikap sesuai umur.

"Maaf, Nona, tapi sepertinya kita tidak bisa ke Magnofy sekarang."

Kalimat yang disampaikan sopir membuat Alexa mengerutkan kening, menatap keluar jendela dan menyadari bahwa mobil yang membawanya sudah hampir sampai di Magnofy, tapi mobilnya tidak bisa mendekat. Ada banyak wartawan dengan kamera digantung di leher serta buku kecil dan pulpen di tangan mereka.

Sudah pasti mereka datang karena penasaran dengan berita bahwa pemilik Magnofy ternyata berasal dari Waxton Group. Alexa hanya bisa menghela napas.

"Jangan menimbulkan kecurigaan, lewatlah dengan kecepatan sedang dan jangan biarkan mereka tahu bahwa aku di dalam." Alexa memberi titah.

Saat gedung lima lantai itu dilewati begitu saja, Alexa menghela napas lega. Tidak ada satu pun kerumunan di sana yang melihat mobilnya.

1
Bunda Ayzi
Aku menunggumu🥰
Bunda Ayzi
Karena Raymond ingin menganggap Alexa sbg kekasih
aca
msih teka teki hadeh lama amat Kebongkar
candriani imerelda
menarik
Bunda Ayzi
Seneng bgt kalo baca novel yg ceritanya bagus ditambah bahasa dan tulisannya rapi🥰
Ariyanti
bagus ceritanya semangat y ka..ngg sabar denger penjelasan persi daddy elgar
Agura Senja: Terima kasih sudah mampir ya~ 🫶💓
total 1 replies
Ariyanti
lanjut ya ka
aca
lanjut
Siti Nina
oke
aca
lanjut donk
aca
hadeh np valisa g jujur aja
Siti Nina
Satu kata menarik ceritanya,,,👍
Anawahyu Fajrin
aku tunggu selanjutnya ya,,, up yg banyak ya Thor😍😍
candriani imerelda: ayo semangat thorrr
Agura Senja: Akan up setiap hari ya~~ terima kasih sudah membaca 😍
total 2 replies
Anawahyu Fajrin
Raymond luar biasaaaaa
Anawahyu Fajrin
jangan bilang....
Anawahyu Fajrin
ceritanya bagus banget Thor,,bikin nagih
Agura Senja: Makasih sudah mampir dan kenalan dengan Alexa~ 🫶
total 1 replies
Lestari Andrian
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!