NovelToon NovelToon
Sugar Dating!

Sugar Dating!

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kehidupan di Kantor / Sugar daddy
Popularitas:19.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

Mencari Daddy Sugar? Oh no!

Vina Rijayani, mahasiswi 21 tahun, diperhadapkan pada ekonomi sulit, serba berkekurangan ini dan itu. Selain dirinya, ia harus menafkahi dua adiknya yang masih sangat tanggung.

Bimo, presdir kaya dan tampan, menawarkan segala kenyamanan hidup, asal bersedia menjadi seorang sugar baby baginya.

Akankah Vina menerima tawaran Bimo? Yuk, ikuti kisahnya di SUGAR DATING!

Kisah ini hanya fantasi author semata😍

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33. Bimo dan Heru

Jantung Vina berdegup kencang melihat Bimo dan Heru saling mengunci tatapan mereka.

"Tuan, sebaiknya kita pergi," gumam Vina setengah berbisik, tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Pergilah Baby, aku masih ada urusan dengan pemuda ini," Bimo tidak mengalihkan tatapannya dari Heru.

"T-tapi--" Vina tergagap cemas.

"Kamu boleh tetap berada disini jika penasaran ingin menonton pergulatan kami," Bimo melipat lengan kemeja panjangnya tanpa mengalihkan pandangan dari Heru yang tidak menunjukan rasa takutnya sedikitpun.

"Pak Heru, tolong jangan buat keributan disini, ini rumah sakit. Dokter Anderson pasti akan marah besar pada Anda nanti," peringat kasir wanita itu, berharap kata-katanya bisa melerai dua pria beda generasi itu. Apalagi ucapan Bimo yang sempat ia dengar meminta gadis mudanya itu pergi bukanlah ucapan yang bisa diabaikan.

"Tenanglah Bu Imel, kami hanya ingin menyelesaikan urusan kami," Heru menanggapi dengan tenang, tapi tatapan tajamnya berbicara lain.

"Sekarang Baby!" Bimo sedikit menaikan nada bicaranya saat Vina belum juga beranjak dari sana.

"Jangan pernah meninggikan suaramu padanya Paman!" peringat Heru, tulang rahangnya mengeras, darah mudanya mudah sekali tersulut emosi.

"Begitu? Apa aku tidak boleh meminta calon isteriku pulang disaat ada pemuda lain yang ingin mendekatinya?"

"Dia bukan calon isterimu, Paman! Paman pasti memaksanya bukan? Lihat saja usia kalian yang terpaut jauh!" gema Heru lantang.

Bimo terpaku sesaat, lalu menoleh pada Vina yang terlihat tegang, wajah gadis itu sedikit memucat karena takut kedua pria itu adu jotos.

"Apa aku memaksamu Baby? Jujurlah," pelan Bimo.

Vina menelan salivanya dengan berat. Untuk sesaat gadis itu tidak mampu berkata-kata, kerongkongannya mendadak terasa kering dan seret.

"Lihatkan Paman? Vina bahkan tidak bisa menjawab--"

"Daddy tidak memaksaku," Vina menyela ucapan Heru, kakinya melangkah mendekati Bimo, meraih telapak tangan pria itu, lalu menautkan jari-jemari mereka.

"Kita pulang Dad, nanti Vino dan Vaniza mencari kita," lirih Vina.

"Dengar dan lihat sendiri kan?" Bimo mengangkat kedua alisnya tinggi dengan ekspresi datarnya.

"Jangan ganggu Vina-ku lagi. Pria matang itu selalu terdepan dibanding pria bau kencur."

Bugh!

"Ahh!" Vina terperangah, melihat Bibir Bimo sudah berdarah terkena tinju Heru yang melewati atas kepalanya.

Sebelum Vina sempat mengusap darah pada luka di bibir Bimo, tubuhnya telah disambar pria itu, dengan gerakan berputar.

Bertepatan saat dirinya berada dibelakang punggung Bimo, Vina hanya bisa mendengar suara pukulan bertubi-tubi tanpa jedah, diikuti tubuh Heru yang ambruk di lantai rumah sakit.

"Kak Heru!" pekik Vina, melihat wajah pemuda itu sudah babak belur terlentang tidak berdaya.

"Tolong urus rekanmu bu Imel," datar Bimo tanpa ekspresi. Tangannya menggandeng Vina dan membawa gadis itu pergi.

Tatapan Heru berkunang-kunang, ia sempat melihat bayangan Bimo pergi membawa Vina, juga suara bu Imel yang samar memanggil-manggil namanya, setelah itu gelap, dan senyap.

"Kenapa Tuan harus memukulnya sampai separah itu?" Vina bergumam, merasa kasihan pada Heru yang ditinggal begitu saja oleh Bimo setelah menghajarnya.

"Kamu tidak akan mengerti bagaimana laki-laki menyelesaikan urusannya. Jangan memikirkan pemuda itu lagi, dia tidak akan mati."

Bimo mendorong pintu ruang rawat inap Vino didepannya, seorang perawat yang ada didalam sana gegas datang menghampiri.

"Apa mereka bangun?" tanya Bimo menatap perawat itu.

"Tidak Tuan, mereka masih pulas," sahut sang perawat. "Apa Tuan memerlukan perawatan?" tanya perawat itu, melihat bibir Bimo yang memar membengkak, juga ada darah disana.

"Tidak, terima kasih, suster boleh pergi sekarang."

"Saya pamit Tuan, Nona," perawat wanita itu merunduk lalu pergi.

"Biarkan aku membantu Daddy membersihkan luka itu," Vina menunjuk bibir Bimo dengan wajahnya sedikit meringis.

"Tidak perlu. Bersihkan dirimu. Ganti, dan buang bajumu itu ke sampah. Jangan sampai aku melihatmu memakainya lagi. Bisa-bisa, aku akan menghajar pemuda itu lagi."

Selesai mengatakan itu, Bimo berjalan menuju sofa, kembali membuka laptopnya.

Tidak berani protes, Vina mengambil pakaian ganti dari lemari pakaian, lalu masuk kekamar mandi.

Ia tahu, Bimo sedang marah, tapi pria itu berusaha menahan emosinya.

Selesai membersihkan diri dan mengganti pakaiannya, Vina gegas keluar dari kamar mandi, menemukan Bimo sudah tertidur di sofa.

Perlahan Vina mendekat, ternyata luka pria itu masih belum dibersihkan.

Dari kotak obat, Vina mengeluarkan kapas pembersih, cairan antiseptik, dan salep, membawanya pada Bimo yang sedang terlelap.

Vina terkejut, menahan napas saat Bimo mencengkram tangannya yang terulur hendak membersihkan luka pria itu.

"Jangan sentuh itu, atau aku menerkammu malam ini."

"Aku hanya ingin membersihkannya, nanti bisa infeksi bila tidak lekas dibersihkan," cemas Vina.

"Tidak perlu, pergilah tidur," Bimo melepaskan cengkramannya.

"T-tapi--"

"Ti-dur se-ka-rang," ucap Bimo penuh tekanan, matanya menatap tajam.

"I-iya, baik," Vina takut, spontan beringsut turun dari tepi sofa, membawa kapas pembersih, cairan antiseptik, dan salep, lalu mengembalikannya lagi ke tempat semula.

Perlahan Vina naik ke kasur, berbaring disamping Vaniza yang tengah pulas dalam mimpi indahnya, sesekali gadis itu mencuri pandang pada Bimo di sofa, yang juga sudah terlelap tenang disana.

"Cepat sekali dia tidur," guman Vina seorang diri, menatap langit-langit putih rumah sakit, sesekali pandangannya mengawasi Vino yang tidurnya sudah tidak gelisah lagi di ranjang pasien.

Cukup lama dirinya seperti itu, hingga menit-menit berlalu, ia pun akhirnya ikut terlelap bersama Vaniza yang sudah lama tertidur disebelahnya.

Di sofa, tubuh Bimo bergerak-gerak perlahan, ia bangun dari tidurnya. Melangkah menuju kotak obat, dan mengambil semua yang sebelumnya dibawa Vina untuknya.

Di wastafel ruang inap VVIP Vino, Bimo meringis sendiri, merasakan perih, saat cairan antiseptik itu membasahi lukanya. Cukup lama ia berkutat disana hingga akhirnya selesai mengolesi salep pada bagian bibirnya yang terluka.

Bersambung...✍️

Pesan Moral : Api dihati membuat asapnya menutupi akal. (By. Author Tenth_Soldier)

1
First Soldier
Gimana bentuknya mulut dijahit rafia...syereeem 😷😷😷😷
Dewi Payang: pastinya/Facepalm/
total 1 replies
Guns
aku seneng baca bab ini Mak... tak ulang² terus..
Dewi Payang: /Joyful/
total 1 replies
Teteh Lia
Punya kekuatan super bibi Anggi. 😀
Dewi Payang: /Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Teteh Lia
Terdapat kepuasan sendiri kalau berhasil meledek, mu... Bim...🤭
Dewi Payang: Iya bener Kak...😅
total 1 replies
Guns
aku kira tadi Ny. Marawing nunjuk Truk pengangkut kelapa sawit... /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Dewi Payang: Bisa juga itu nanti kak😅/Facepalm/
total 1 replies
Tenth_Soldier
pick up lagi... hijihihi...
Dewi Payang: Hanya itu yg bisa masuk😂😂
total 1 replies
Zenun
minta ganti rugi atuh😁
Dewi Payang: Wajib ganti memang😁
total 1 replies
Zenun
tenang, truck juga sudah disediakan
Dewi Payang: /Joyful/
total 1 replies
Zenun
Takut terjadi apa-apa ya mak
Dewi Payang: Emak : tegangan tinggi😁
total 1 replies
💫0m@~ga0eL🔱
5🌹 mengungkapkan perasaan esmosi pada Bimo /Facepalm//Joyful//Determined/
Dewi Payang: Bimo : ya ampun aku kepedean ruoanya, dikira daku yang dikasih/Curse/
Author : Ma kasih banyak akak Chayank🥰😘😘😘😘
💫0m@~ga0eL🔱: mawar buat authornya itu /Shame//Shame//Shame/
total 3 replies
💫0m@~ga0eL🔱
bah,,, mau ketawa tapi marah /Scream/
Dewi Payang: Bimo emang ngeselin
total 1 replies
💫0m@~ga0eL🔱
hati-hati burungmu disunat /Facepalm/
Dewi Payang: Wkwk/Curse//Facepalm/
total 1 replies
💫0m@~ga0eL🔱
pastikan,, kunci pintunya rapat rapat /Sleep/
Dewi Payang: /Facepalm/
💫0m@~ga0eL🔱: iya,, ntar dia nyosor kyk bebek /Facepalm/
total 3 replies
💫0m@~ga0eL🔱
ada iklan lewaatt /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Dewi Payang: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
💫0m@~ga0eL🔱
Carikan pengacara hebat thoorr, siapa itu namanya,, bang Norman, bang Salman , bang Maman /Panic/
💫0m@~ga0eL🔱
pengen nolongin,, ngebotakin palanya si Bimo /Panic/
Dewi Payang: setuju kak/Joyful/
total 1 replies
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞IntanArmy°𝐒𝐒⃟: ✿࿐
hihihi takut meletus kena jarum Bun
Dewi Payang: Wkwk😂😂
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞IntanArmy°𝐒𝐒⃟: ✿࿐: aku ngga bilang yaaa Bunnn
total 3 replies
F.T Zira
ingat umur juga ternyata
Dewi Payang: Untungnya masih ingat😂
total 1 replies
F.T Zira
aku bacanya anggi...astaga... oleng lagi...🙈🙈/Facepalm//Facepalm//Facepalm/.
sempet mikir kok baik amat manggil nak/Facepalm/
Dewi Payang: Beda belakangnya aja ya kak, akupun tak sadar ternyata mirip😂
total 1 replies
F.T Zira
lahhh🤧🤧
Dewi Payang: Udah di bilangin jangan balik lagi ke sana sama ibunya si Bimo😁😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!