Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Melvin yang peka
Ia baru ingat sedikit saja menyinggung masalah ini, Melvin pasti akan langsung peka apa yang sedang ia alami saat ini. Dan benar saja, setelah mendengar penuturan dan melihat gerak-gerik Julia. Kini Melvin mengerti. Tanpa mengatakan apapun, Iya langsung menyeret tangan adik sepupunya itu dan membawanya untuk duduk di tempat yang kosong yang ada di sana. kemudian langsung melayangkan pertanyaan.
"Katakan kepada kakak !! Apa yang sebenarnya terjadi denganmu !! Kenapa kamu meragukan dirimu sendiri bahwa kamu bukanlah keturunan keluarga Kusuma !! Sementara Kakak sendiri yang berada di rumah sakit saat baru masih berumur 4 tahun saat kelahiran mu. Jadi apa maksud dan alasanmu mengatakan hal itu..??" Tanya Melvin dengan wajah yang serius.
Jujur saja ada rasa sakit dalam hati Melvin ketika mendengar Julia mengatakan hal itu. Atau pantas saja Julia tak pernah datang di acara perkumpulan keluarga besarnya. Apakah Julia memiliki masalah dengan keluarganya..?? Pikiran-pikiran negatif dan berbagai persepsi mulai bermunculan di kepala Melvin. Sementara orang yang diinterogasi hanya menunjukkan kepalanya saja.
Jujur saja, Julia tak ingin mengungkapkan apa-apa kepada Melvin. Cukup hanya dirinya saja yang tahu apa yang sudah ia alami selama bertahun-tahun ini.
Ia tak ingin membagi bebannya kepada Melvin, karena ia takut Melvin adalah keluarga Kusuma. Ia takut Melvin akan menyampaikan hal ini kepada keluarganya yang lain.
(Kenapa tadi malah keceplosan sih..?? hais.. Lagian saudara satu ini malah membuat kesal, sehingga membuat aku tak sengaja mengungkapkannya hais..) batin Julia dalam suasana heningnya itu.
Melihat Julia malah menjadi bungkam, Melvin yang sedari dulu tidak sabaran menghadapi sikap adiknya yang selalu diam seperti ini malah menggoyang-goyangkan tubuh adiknya agar adiknya mau bercerita.
"Julia jangan diam saja !!! Ayo katakan kepada kakak..!! Atau kamu memang tak menganggap Kakak ini sebagai keluargamu..?? Sehingga kamu tak mau berbagi keluh kesah mu kepada kakak..!!???" Ujar Melvin sambil menggoyang-goyangkan lengan adiknya itu. Julia juga yang mendengar penuturan Melvin itu langsung mendongak dan melihat ke arah Melvin.
"hais... lupakan saja kak. aku hanya sedang lelah dan ngomong ngelentur." kilah Julia. tapi nyatanya Melvin tidak puas dengan ucapan sang adik sehingga Ia terus mendesak dan memaksa Julia. karena sudah lelah dipaksa seperti itu akhirnya Julia membuka suaranya kembali. ia menatap lekat wajah Melvin sambil mengukir senyum tipis di bibirnya.
"Apakah kakak menganggap Julia adalah keluarga kakak..??? kalau memang iya, Lalu Apa alasan Kakak mau menganggap Julia sebagai keluarga..?? Kakak tahu kan, aku tak pernah dilibatkan dalam keluarga Kusuma. Aku selalu dikucilkan oleh keluarga besar itu. Aku adalah orang bodoh yang tak sepintar anak-anak dari keluarga Kusuma. Aku juga anaknya cengeng dan manja yang selalu merengek kepada orang tua dan tak mampu menyelesaikan masalah sendiri. Barangkali ada orang bodoh di dunia ini, namun akulah orang yang paling bodoh dari mereka. Lantas Apa alasan Kakak menganggap ku sebagai seorang adik. Sementara keluargaku sendiri, kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku malah mengucilkan diriku. Apakah aku bisa mempercayai orang lain, sementara keluarga inti ku saja malah menyakitiku. Apakah aku bisa menjadikan orang lain sebagai teman curhatku, sementara kepada keluargaku atau saudaraku sendiri aku tak bisa melakukannya. Dapatkah orang lain itu mendengarkan curhatan ku atau semua keluh kesah ku, sementara orang tuaku saja tak mau mendengarkan ku. Lalu apa yang harus aku lakukan. Hanya ada aku di dunia ini. Aku tak punya siapapun.. aku sendiri di dunia ini.. tak ada tempatku untuk bersandar dan berlindung. Lalu Apa alasan Kakak datang dan mengatakan hal itu kepada ku. Satu hal yang harus kakak tahu, aku sudah tidak percaya diri lagi." Ujar Julia dengan suara bergetar dan deraian air matanya.
Ia terpaksa mengeluarkan semua hal yang ia pendam dalam hatinya agar Melvin tak lagi memaksa dirinya dan mengatakan hal-hal yang mustahil ia lakukan.
"Sekarang kakak mengerti kan..!! Kenapa aku tak pernah datang di acara perkumpulan keluarga.? Atau apakah Kakak pernah dengar keluarga ku atau keluarga besar Kusuma menyinggung tentang diriku. Atau bahkan malah menghina dan menjelek-jelekkan ku. Atau mungkin aku tak pernah ada dan terlibat pada pembahasan itu." Sambung Julia lagi.
Melvin yang mendengarkan keluh kesah sang adik sontak menjadi diam. Melvin tidak tahu bahwa Julia telah mengalami hal besar seperti ini. beberapa kali Malvin menghadiri acara keluarga mereka itu, memang tak satupun dari keluarga besar Kusuma menyinggung mengenai Julia. bahkan orang tua Julia pun, tak ada yang membicarakan dirinya.
Lalu bagaimana caranya Julia masih mampu bertahan sejauh ini, sementara tak ada keluarga yang mau mendampingi dan memperhatikannya. salah satu pondasi penting untuk hidup, yaitu dukungan keluarga. kalau tidak mental akan menjadi rusak.
"Julia.." ujar Melvin lagi dengan pelan. Dengan cepat ia merangkul tubuh kecil adiknya itu dan membawanya dalam pelukan hangatnya.
Ia tidak tahu Julia akan mengalami hal pahit seperti ini. Dia tidak tahu Julia mampu bertahan sejauh ini. Ia juga mensyukuri kalau Julia masih mampu menjaga akal sehatnya agar tidak terjerumus pada dunia hitam. Karena melihat kondisi keluarga yang tak pernah mempedulikan dirinya.
"Maafkan kakak Julia. Maafkan kakak.. tapi sekarang kamu tenang saja. Sekarang ada kakak di samping kamu.. kamu tidak perlu takut lagi... Kakak yang akan menjadi sandaran dan pelindung kamu.. kakak yang akan menjadi pengayom bagi kamu, Kakak juga bersedia mendengarkan curahan hati kamu. Kakak mohon jangan takut lagi... Kakak menyayangimu.. sungguh sangat menyayangimu.." ujar Melvin dengan lirih.
Hatinya menjadi sakit mendengar cerita pilu sang adik. Padahal dirinya begitu sangat menyayangi adik sepupunya ini walaupun terkadang ia akan berlaku jahil dan menyebalkan di hadapan sang adik. Tapi jikalau menyiksa fisik dan mentalnya seperti ini, sungguh Melvin merasa keluarganya semua begitu sangat kejam.
Julia yang mendapat pelukan hangat dari saudara sepupunya itu dan juga kata-kata motivasi dari saudaranya, akhirnya Julia tak segan lagi untuk membalas pelukan sang kakak kemudian menangis dalam pelukan kakaknya itu.
Tangisannya begitu pilu dan menyayat kalbu. Seolah-olah ia ingin mengatakan bahwa dirinya telah lelah menjalani semua ini. Seolah-olah hatinya ingin mengatakan sudah tidak ingin bersembunyi lagi dalam sifat tegarnya atau bersembunyi dalam senyum yang begitu manis dan mereka itu. Dia tidak mau melakukan hal itu lagi.
Jika ia bisa mengatakan kepada dunia dan seisinya, dia tidak ingin dilahirkan di dunia ini jikalau tidak pernah mendapatkan kasih sayang dan perlindungan dari keluarganya sendiri. Ia lelah dan sungguh lelah.
Kedua saudara sepupu itu berpelukan dan saling menguatkan satu sama lain. di sana mereka juga tidak peduli, jikalau mereka berdua menjadi objek tontonan orang-orang yang datang ke tempat itu.