Tak ada satupun orang tahu bahwa sang casanova rupanya masih perjaka. Telah banyak wanita yang tidur dengannya, tapi rupanya tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya bergairah.
Trauma di masa lalu membuat Andra Struick menjadi seorang pria impoten. Sehingga dia mencoba mengencani banyak wanita untuk bisa membuatnya sembuh dari impontennya.
Tapi bagaimana kalau ternyata satu-satunya wanita yang bisa membuatnya bergairah adalah musuh bubuyutannya? Apakah Andra akan menerima takdirnya? Atau memilih tidak menikah sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Aaaaahhhh!"
Terdengar teriakan Sadrina di dalam kamarnya, dia sangat terkejut ketika dia sedang melepaskan handuknya untuk mengenakan pakaian, tiba-tiba saja Andra membuka pintu. Rupanya dia lupa tidak mengunci pintu.
Tanpa berpikir panjang, Sadrina meraih apapun yang ada disekitarnya. Dia meraih sebuah high heels yang terdapat di rak sepatu. Dan melemparkan high heels tersebut kepada Andra yang sedang bengong.
Tuiiiiing!
Buuukk!
Sehingga high heels yang dilempar oleh Sadrina berhasil mengenai keningnya Andra. Membuat Andra merintih kesakitan.
"Arrrghhh!"
...****************...
Sebenarnya Andra ingin sekali marah kepada Sadrina, gara-gara wanita itu kini di keningnya terdapat benjolan berwarna kebiruan. Dia tidak dapat membayangkan bagaimana seandainya besok dia pergi ke kantor dengan keadaan keningnya yang benjol seperti itu, pasti banyak yang mentertawakannya. Padahal biasanya dia selalu berpenampilan cool, sehingga membuat hampir semua wanita yang bekerja di kantor terpesona kepadanya.
Tapi bagaimana bisa dia marah, kalau harus melihat Sadrina yang sedang menangis sesenggukan di sofa, bahkan dia telah banyak menggunakan tisu, sampai banyak tisu berhamburan di lantai. Wanita itu sudah berpakaian lengkap.
"Huhuhu..."
Andra terlihat sangat kebingungan, dia tidak tahu bagaimana caranya mengatasi wanita yang sedang menangis.
"Pasti kamu melihat semuanya kan?" tanya Sadrina kepada Andra sambil menangis tersedu-sedu.
"Ng-nggak." Andra terpaksa berbohong agar Sadrina berhenti menangis.
Kemudian Andra melanjutkan perkataannya sambil mengomel. "Aku gak melihat sama sekali. Tadi aku langsung merem, eh kamu malah melempar high heels mengenai kening aku. Lihatlah kening aku benjol seperti ini! Masa besok aku pergi ke kantor dengan keadaan kening aku benjol begini?"
Nyatanya Andra sudah melihat semuanya dari ujung kaki ke ujung kepala. Tidak heran jika tubuh Sadrina sangat terlihat mulus, putih, dan bersih. Karena dulu wanita itu pasti sering melakukan perawatan yang mahal pada tubuhnya. Membuat jakun Andra naik turun jika mengingatnya.
Sadrina pun berhenti menangis ketika mendengar jawaban dari Andra bahwa pria itu sama sekali tidak melihat tubuhnya. "Beneran?"
Andra menganggukkan kepala, "I-iya. Lagian mata aku rugi banget jika harus melihat tubuh kamu. Dada kamu kecil, tubuh kamu terlalu kurus, dan..."
Sadrina sangat kesal sekali mendengarnya, dia segera berdiri dan memotong perkataan Andra. "Katanya kamu gak melihat, tapi kenapa bisa tahu..." Sadrina tidak meneruskan perkataannya, dia reflek menutup dadanya dengan kedua tangannya.
Andra menjadi salah tingkah, rupanya dia telah keceplosan. "Maksudku, aku hanya mengira-ngira saja. Dengan kamu berpakaian lengkap pun, sudah bisa ketebak pasti ukuran dadamu kecil."
Sadrina menghela nafas sebentar, kemudian dia menanggapi perkataan Andra dengan nada kesal. "Baguslah kalau aku tidak menarik buat kamu."
Wanita-wanita yang Andra bawa ke mansion memang bodynya sangat bagus. Hampir semuanya semok dan montok. Sehingga Sadrina sangat bersyukur jika dia tidak masuk ke dalam list yang ingin Andra kencani, dia akan aman tinggal bersama dengan pria itu.
...****************...
Namun, entah mengapa malam ini Andra merasakan gelisah. Waktu telah menunjukkan lewat tengah malam, tapi pria itu sangat kesulitan untuk tidur. Dia teringat dengan penampilan Sadrina yang tidak memakai satu helai kain apapun. Membuat tubuhnya merasakan kepanasan, bahkan dibawah sana sangat merasakan sesak.
Andra segera bangun dari tidurnya, dia mengacak-acak rambutnya sendiri. "Arggghh! Aku bisa gila jika terus merasakan seperti ini. Mengapa aku harus berhasrat kepada wanita itu?"
Andra segera bangun dari tempat tidur, dia berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, dengan perasaan gelisah. Dia sangat merasa tersiksa karena tubuh Sadrina yang sangat menggoda itu seakan menari-nari di pelupuk mata.
"Come on Andra, lu harus ingat. Dia itu Sadrina, si Mak Lampir. Wanita yang paling menyebalkan di dunia ini. Diantara semua cewek yang dekat sama lu, masa sih cuma dia yang berhasil membuat lu berhasrat?"
"Dada dia kecil, tubuhnya mungil, dia gak bisa masak, malah membuat rumah berantakan. Tapi mengapa bisa joni gue bereaksi sama dia?"
Andra terus saja berbicara kepada dirinya sendiri. Sungguh dia tidak bisa menerima dengan kenyataan ini. Mengapa diantara semua wanita di dunia ini harus Sadrina yang membuat burung perkututnya bereaksi?
Andra memutuskan untuk melakukan push up, agar tubuhnya berkeringat, sehingga dia bisa tidur karena kelelahan.
"Tiga puluh enam."
"Tiga puluh tujuh."
"Tiga puluh delapan."