Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin peribahasa ini sangat cocok untuk menggambarkan kehidupan gadis ini.
Meyva Maharani Nareswari, gadis muda, cantik nan mandiri, kini tengah di hantam dengan kepahitan yang luar biasa dalam hidupnya. Kecewa yang berlipat karena melihat sang kekasih hati yang berselingkuh dengan saudari tirinya sendiri. Di tambah lagi dengan fitnah keji yang di lempar sang mantan dengan tujuan untuk membuat playing victim agar pria itu tak di salahkan dan berbalik semua kesalahan justru jatuh pada Meyva.
Di selingkuhi, di fitnah, di tikung dari belakang, di usir dan satu lagi ... harus menikah dengan seseorang yang baru dia kenal secara mendadak.
Apakah Meyva bisa melewati semuanya?
Apakah kehidupan Meyva bisa jauh lebih bahagia setelah menikah atau justru sebaliknya?
Penasaran dengan kisah kehidupan Meyva?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ennita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
❤️ Happy Reading ❤️
"Mayva." panggil Melda saat melihat mobil Meyva memasuki pekarangan rumah
Begitu mobil berhenti, Melda langsung saja bergegas menghampirinya.
"Mey, kamu gak apa-apa? ada masalah apa sebenarnya?" tanya Melda secara bertubi yang merasa khawatir karena mendengar suara sang sahabat seperti sengau habis menangis.
"Bisa satu-satu gak tanyanya Mel?" kata Meyva. "Lagian ini aku baru datang loh, langsung aja di serbu dengan pertanyaan ... bukannya di suruh masuk dulu, duduk juga di bikinin minum." seloroh Meyva.
"Oh oke aku minta maaf." ucap Melda. "Ayo sekarang kita masuk." ajaknya.
Sebenarnya dalam hati Meyva begitu bahagia dan perasaannya menghangat ketika melihat masih ada orang yang perhatian dan serta mengkhawatirkan dirinya.
Melda mengajak Meyva langsung masuk ke dalam kamarnya, kebetulan rumah lagi sepi karena kedua orangtuanya sedang ada acara di luar.
"Kamu masuk ke kamarku dulu, aku mau ambil minuman buat kita." kata Melda yang di angguki oleh Meyva.
❤️
Meyva yang tadi memakai kacamata hitam, lantas langsung membukanya ketika sudah berada di dalam kamar sang sahabat.
Menghela nafas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan, seolah sedang menenangkan hatinya yang sedang porak poranda.
Cklek
"Minum dulu Mey." kata Melda sambil meletakkan satu nampan berisi dua gelas es jeruk serta satu toples camilan. "Astaga Meyva." kaget Melda ketika menoleh malah mendapati kedua mata Meyva yang terlihat bengkak. "Cerita sama aku ... apa yang sebenarnya terjadi." kata Melda yang berjalan menghampiri Meyva yang saat ini duduk di tepi ranjang.
"Dimas." kata Meyva.
"Kenapa dengan Dimas? kalian bertengkar atau dia gak ada pas kamu samperin tadi?" tanya Melda yang masih ingat betul bagaimana bahagianya Meyva tadi saat hendak menghampiri Dimas untuk merayakan ulang tahun pemuda itu.
Meyva menggelengkan kepalanya, kemudian dirinya pun menceritakan apa yang terjadi di apartemen tadi.
"Ah ya ampun." kata Melda. "Dasar b******n, aku sudah punya firasat kalau dia itu gak baik buat kamu Mey, makanya aku gak begitu suka kamu berhubungan dengan dia." ujarnya. "Sini, peluk aku kalau kamu butuh tempat untuk menangis." kata Melda dengan merentangkan kedua tangannya.
Meyva pun langsung memeluk Melda dan tangis pun pecah kembali. Melda yang melihat dan mendengar tangisan Meyva yang memilukan ikut merasakan sesak di dadanya.
Dia sangat sedih dan juga kecewa namun di sisi lain Meyva juga bersyukur karena bisa mengetahui sisi buruk Dimas sebelum mereka menikah.
"Terus sekarang gimana? pesta pernikahan kamu?" tanya Melda begitu mengurai pelukan dan lagian saat ini Meyva juga sudah jauh lebih tenang.
"Yang pasti batal dan mau gak mau aku harus mengatakan semua ini sama ayah dan ibu." jawab Meyva. "Tapi masalahnya aku merasa masih belum siap untuk bertemu dengan mereka semua." lirih Meyva.
"Kamu bisa menginap dulu di sini, nanti kalau sudah siap dan kamu lebih tenang, baru kamu pulang." saran Melda.
"Hem, baiklah dan maaf kalau aku malah jadi ngerepotin kamu." kata Meyva.
❤️
Sedangkan di tempat lain ada tuan muda Dave Anderson sedang merasa sangat pusing di kepalanya.
Pekerjaan yang masih menumpuk di tambah lagi dengan sang mama yang selalu menelpon dirinya untuk mengatakan perihal calon istri ... bahkan sudah seperti teror saja untuk Dave.
Tok
Tok
Tok
"Masuk." seru Dave saat mendengar pintu ruangannya di ketuk dari luar oleh seseorang.
Cklek
"Ada apa Nik?" tanya Dave saya melihat ternyata sang asistenlah yang masuk.
"Maaf tuan muda, nyonya besar menghubungi saya dan mengatakan kalau tuan muda di minta untuk mengaktifkan ponsel." jawab Nikolas memberi tahu tujuannya masuk ke sana.
Ya ponsel yang tak di aktifkan oleh Dave adalah ponsel pribadi yang hanya berisi nomor orang-orang terdekatnya saja, seperti orangtua, keluarga juga pada sahabat dekat. Sedangkan nomor ponsel yang berisi rekan-rekan bisnisnya berbeda lagi.
"Ya nanti saya aktifkan." jawab Dave.
"Tapi tolong benar-benar anda lakukan tuan muda, karena kalau tidak maka sayalah yang akan menjadi bulan-bulanan nyonya besar." kata Nikolas lagi.
"Hem." sahut Dave.
Nikolas pun langsung undur diri untuk kembali ke ruangannya, karena sebagai seorang asisten dari CEO perusahaan ternama, tugas serta pekerjaannya sangat banyak.
Benar saja, mungkin saat ini Nikolas baru berjalan sampai depan meja sekretaris Dave ... tapi ponsel pemuda itu sudah berdering. Hem siapa lagi yang menghubunginya kalau bukan sang ibu suri.
[Dave : Iya mam.]
Baru Dave mengatakan kata sesingkat itu, namun yang di sebrang sana justru langsung mengomel panjang kaki lebar dengan tiada henti.
[Dave : Huft, kalau mama cuma mau marah-marah di telpon sama Dave, lebih baik sekarang Dave matikan saja, karena masih banyak pekerjaan yang harus Dave selesaikan mam.]
Setelah Dave mengatakan hal itu, barulah sang mama berhenti untuk mengomel.
[Mama Dave : Oke- oke.]
[Mama Dave : Dave, kapan kamu mau bawa calon mantu buat mama, mama sudah pengen gendong cucu seperti teman-teman mama yang lain Dave.]
[Dave : Mama baru pulang dari arisan?]
[Mama Dave : Iya.]
[Dave : Kalau begitu mending gak usah ikut arisan apapun lagi, kalau cuma ujung-ujungnya jadi memprovokasi mama seperti ini.]
[Mama Dave : Tapi Dave - ]
[Dave : Stop mam, Dave lagi sibuk dan banyak kerjaan yang menumpuk, nanti kita bicarakan hal ini di rumah.]
Mama Dave pun memilih menurut dan langsung mematikan sambungnya telpon mereka.
Mama dari Dave memang selalu seperti ini, terlebih setelah selesai kumpul dengan teman-teman arisannya.
"Kayak gak ada hal lain yang lebih penting untuk di bahas." gumam Dave yang langsung kembali berkonsentrasi untuk menyelesaikan segala pekerjaannya.
❤️
Di apartemen Dimas pun saat ini kedua sejoli yang tadi ke gep sedang bertindak mesum pun kembali melanjutkan aktivitas iya-iya mereka tanpa beban dan rasa bersalah sedikit pun.
Memang benar jika Dimas sedari dulu menyukai saudari tiri dari Meyva, tapi sayang wanita itu sudah terlebih dahulu memiliki kekasih. Entah pikiran dari mana, Dimas malah menyatakan cintanya pada Meyva dengan tujuan agar bisa dekat dengan wanita pujaannya itu.
"Honey, kamu beneran gak apa-apa putus dari Meyva? Gak jadi nikah sama dia?" tanya si wanita yang kini duduk bersandar di dada bidang sang pria.
Posisi mereka saat ini masih duduk di ranjang bersandarkan headboard dengan tubuh yang masih sama-sama polos dan hanya tertutup sepotong selimut.
"Gak apa-apa baby, karena dari dulu yang aku cinta itu kamu, bukan dia." sahut sang pria dengan jari yang mencolek hidung wanitanya.
"Ah makin cinta aku sama kamu." ucap sang wanita.
"Aku juga semakin cinta sama kamu apalagi kamu bisa memberikan aku kepuasan." sahut Dimas.
pesan buat author tetap semangat ya..,Jgn perduli kan orang ya gak mengerti susah nya perjuangan seorang buat bikin ni novel💪💪👍👍👍