“Tuan, Nyonya mengajukan gugatan cerai pada, Anda!”
“Hah! Apa dia seberani itu?! Biarkan dia melakukan apa yang ingin dia lakukan, kita lihat, pada akhirnya dia akan kembali meminta maaf dan memohon.”
Pada akhir yang sesungguhnya! si Tuan Muda, benar-benar ditinggal pergi tanpa jejak apapun hingga membuatnya menggila dan frustasi. Dan, empat tahun kemudian, di sebuah klub malam Kota Froz, ia di pertemuan dengan seorang wartawan yang sedang menjalankan misi penyamaran, untuk menguak kasus penculikan bayi empat tahun yang lalu, dan wartawan itu adalah wanita yang membuatnya frustasi.
“Dengan kamu pergi begitu saja apa kamu pikir bisa lepas begitu saja! Urusan kita di masa lalu belum selesai, istriku.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Alea Mati
Abraham menatap Sekretaris Lee lekat, lelaki ini menunggu penjelasan yang ingin disampaikan Sekretarisnya, “Lee, kamu sudah membuang waktuku selama 60 detik.”
Lee yang tersadar dari keraguannya melangkah maju, takut salah bicara dan malah membuat Abraham semakin murka, Sekretaris Lee memperlihatkan video pada lelaki itu.
Otot-otot di tangan Abraham mulai keras bermunculan satu persatu, wajahnya pun ikut mengeras seraya video berisi berita kecelakaan Alea diputar. (Korban ketiga yang ada di dalam taksi tersebut bernama Alea Kim, dan dinyatakan hilang, pihak terkait memastikan jika wanita yang bernama Alea sudah meninggal dunia walaupun jasadnya tidak ditemukan)
PRAK!
Belum selesai video itu diputar, Abraham sudah lebih dulu membanting tablet Sekretaris Lee.
“Apalagi yang wanita itu inginkan?” Tanya Abraham dengan raut wajah yang benar-benar mengerikan, ia marah! marah yang luar biasa.
Apalagi yang diinginkan….
Kali ini Sekretaris Lee tidak bisa menebak apa yang ada dipikiran Abraham, “Tuan….”
“Lee, seret dia pulang!” Titah Abraham yang langsung membuat Sekertaris Lee mengerutkan keningnya, kali ini ia mengerti. Abraham tidak mempercayai berita kecelakaan Alea, dia masih menganggap jika ini salah satu tipu daya wanita itu, untuk menarik perhatiannya.
Sekretaris Lee menarik nafasnya dalam-dalam, ia harus memberi penjelasan dan pengertian pada lelaki itu, “Tuan, terjadi kecelakaan tunggal di Jembatan Merpati yang menewaskan tiga orang, dan salah satu dari tiga korban adalah, Nyonya Alea.”
Abraham langsung bangun dari duduknya menarik kerah kemeja Sekretaris Lee, "Kamu berniat mengikuti skenario, wanita itu?!"
Lee masih sabar ia mengerti apa yang Abraham rasakan saat ini, “Tuan, meskipun jenazah Nyonya Alea tidak ditemukan. Tapi pihak kepolisian dan beberapa petugas yang terlibat dalam pencarian memastikan, Nona Alea tidak selamat dalam kecelakaan itu dan….”
“TUTUP MULUTMU, Lee!” Teriak Abraham tepat didepan wajah Sekretarisnya, rasanya ia ingin menelan Sekretaris Lee, hidup-hidup.
Sekretaris Lee mengeluarkan ID pengenal Alea, berikut ponselnya.
Abraham yang dikuasai emosi tiba-tiba gemetar kala mata elangnya melihat barang-barang pribadi milik istrinya.
“Benda ini yang petugas SAR, temukan di taksi, ini milik Nyonya Alea, kan,” ucap Sekretaris Lee, menyadarkan Abraham.
Abraham melepaskan cengkraman tangannya dari kerah kemeja Sekretaris Lee, lalu meraih dua barang milik Alea, jari-jari besarnya menggenggam kuat benda tersebut, “Dia tidak mungkin mati!” Katanya, dengan raut wajah yang sulit diartikan.
Dengan langkah kakinya yang panjang, Abraham meninggalkan ruangan itu tanpa dicegah Sekretaris Lee.
Kenapa lelaki itu marah? Bukankah seharusnya dia sedih mendengar kabar kematian istrinya. sebenci itukah Abraham pada Alea!
Dengan kecepatan tinggi, Abraham mengendarai mobilnya, tujuan lelaki ini Apartemen yang disewa Alea. Kenapa baru datang sekarang? Kenapa tidak sejak 1 minggu yang lalu saat wanita itu masih baik-baik saja.
BRAK! Abraham yang tidak bisa sabar jika harus mengetuk pintu Apartemen, memilih untuk menendangnya, “ALEA!” Teriaknya, menggema di ruangan yang kecil itu. Abraham terdiam sejenak saat 2 sosok yang ada di unit Apartemen Alea, terkejut! itu adalah Monica dan Pengacara Andreas, dua orang ini berniat mengemasi barang-barang Alea untuk dipindahkan ke rumah, Monica.
“Tuan Abraham! Apa yang Anda lakukan di sini?” Tanya Pengacara Andreas, dengan tatapan tidak suka penuh kebencian.
“Apa yang saya lakukan di sini! Bukankah pertanyaan ini sepantasnya ditujukan untuk Anda, pengacara Andreas?”
“Tuan, saya tidak tau tujuan utama Anda datang kesini untuk apa, tapi jika Anda ingin mencari Nona Alea, itu sudah terlambat.”
Abraham tidak terima dengan kata terlambat yang dituturkan Pengacara Andreas, ia mencengkram leher lelaki itu hanya dengan satu tangan, “Anda berani bicara seperti itu pada, saya.”
Pengacara Andreas mengukir senyum meledek pada lelaki itu, “Untuk apa seperti ini Tuan Abraham, Nona Alea sudah tidak ada.”
Abraham kembali murka dengan kata-kata yang diucapkan Pengacara Andreas, ia mengepalkan tangan siap memukul wajah pengacara muda itu namun Monica segera mencegahnya.
“Cukup! Jika kalian ingin berkelahi silahkan keluar dari sini.”
Abraham yang terlalu emosi baru menyadari kehadiran Monica di sana, ia sangat tahu jika Monica adalah sahabat baik Alea dan sudah pasti gadis itu tahu segala-galanya tentang Istrinya, ia melepaskan pengacara Andreas dengan mendorong lelaki itu di tembok lalu ia berjalan mendekati wanita yang sedang memasukkan pakaian Alea ke dalam koper.
“Dimana dia?” Tanya Abraham, dengan tatapan mata yang mengintimidasi.
“Dimana! Apa yang Anda tanyakan, Tuan Abraham?”
“Kamu membantunya untuk berbohong! Berpura-pura! sebelum saya kehabisan kesabaran dan menghancurkan semua yang ada di sekelilingmu, sebaiknya cepat katakan, dimana dia?”
Dia yang dimaksud lelaki ini, Alea, kan!
Monica yang tengah berduka terpancing emosinya, ditambah lagi saat ia mengingat fakta Abraham yang selama ini menyia-nyiakan temannya, “Kenapa! Apa kamu tidak percaya jika Alea sudah tidak ada? Dia sudah mati pun kamu masih tidak mempercayai! Tuan Abraham!” sebelum melanjutkan mencaci maki lelaki itu, Monica menarik nafasnya dalam-dalam, “Tuan Abraham, apa kamu masih tidak sadar jika selama ini sudah menyia-nyiakan Alea? Kamu bersedia menikahinya hanya untuk mengekang dan mengurungnya di dalam Villa sebagai Nyonya Abraham, tidak memberikan dia cinta dan kasih sayang hidup dalam bayang-bayang kebencian suaminya! Kamu terlalu dikuasai rasa benci atas kejadian tiga tahun yang lalu, tapi! Apa pernah kamu bertanya satu kali saja kepada Alea, apa dia benar-benar terlibat?!”
“Diam!” Suara berat Abraham, meminta Monica untuk menutup mulutnya.
“Ok! Saya akan diam, karena semuanya pun sudah berakhir. Saya tahu Anda begitu bahagia atas berita kematian Alea, jadi tidak perlu berpura-pura marah dan tidak terima seperti ini, Tuan Abraham,” ucap Monica lalu ia pergi dari sana disusul dengan Pengacara Andreas.
Tubuh Abraham yang tiba-tiba lemas, ia jatuhkan diatas kasur yang beberapa Minggu ini menjadi tempat tidur istrinya, Abraham mengingat kejadian malam itu, wajahnya kembali mengeras, "Kamu tidak boleh mati, Alea! Tidak semudah itu kau bisa pergi dariku," gumam lelaki ini dan bergegas meninggalkan Apartemen Alea.
****
Abraham mendatangi tempat terjadinya kecelakaan, juga Halte tempat terakhir kali Alea berada. Namun dia tidak menemukan sesuatu yang diharapkan. Abraham mengerahkan semua orang-orang terkuatnya untuk menyelidiki kasus kecelakaan ini dan paling utama mencari Alea.
"Bawa wanita itu dihadapan saya secara hidup-hidup!" inilah perintah dari Abraham yang harus dipatuhi tanpa ada protes. Semua bingung, bagaimana bisa membawanya secara hidup-hidup sedangkan beberapa penyelidikan yang sudah mereka lakukan menunjukkan jika wanita itu benar-benar mati dalam kecelakaan tersebut.
Sudah berminggu-minggu, Abraham tetep mencari Alea, ratusan penyelam ia kerahkan untuk membuktikan jika wanita itu benar-benar mati di dasar bendungan. Tapi tidak ada apapun yang mereka temukan. Wanita itu hilang bagai ditelan bumi. Di saat semua percaya jika Alea benar-benar mati, Abraham masih tetap mencarinya. Puluhan bukti sudah Sekretaris Lee, jabarkan pada lelaki itu tapi Abraham tetep tidak percaya. Setiap orang yang melintas di Halte tempat terakhir kali Alea terlihat, di seretnya untuk memberi keterangan.
CCTV di halte rusak tidak bisa merekam apa yang terjadi saat itu, mereka hanya bisa menyimpulkan dari satu kamera sebuah restoran yang menangkap Alea, tengah di ancaman senjata tajam oleh seorang lelaki yang menjadi korban tewas di kecelakaan itu, itupun tidak terlalu jelas. Wanita dan Anak perempuan yang Alea bantu, belum terdeteksi keberadaannya di sana.
Makasih sudah up banyak2 thor 🥰
Di tunggu kelanjutannya 💃💃