"Pergi dari sini...aku tidak ingin melihat wajahmu di rumah ini!!! aku tidak sudi hidup bersama penipu sepertimu." Bentakan yang menggema hingga ke langit-langit kamar mampu membuat hati serta tubuh Thalia bergetar. sekuat tenaga gadis itu menahan air mata yang sudah tergenang di pelupuk mata.
Jika suami pada umumnya akan bahagia saat mendapati istrinya masih suci, berbeda dengan Rasya Putra Sanjaya, pria itu justru merasa tertipu. Ya, pernikahan mereka terjadi akibat kepergok tidur bersama dikamar hotel dan saat itu situasi dan kondisi seakan menggiring siapapun akan berpikir jika telah terjadi sesuatu pada Thalia hingga mau tak mau Rasya harus bersedia menikahi mantan kekasih dari abangnya tersebut, namun setelah beberapa bulan menikah dan mereka melakukan hubungan suami-istri saat itu Rasya mengetahui bahwa ternyata sang istri masih suci. Rasya yang paling benci dengan kebohongan tentu saja tidak terima, dan mengusir istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebenaran tentang Rasya.
"Muke gile si Rasya....udah kemarin nikahnya nggak ngomong-ngomong, sekarang udah punya anak nggak ngomong juga ke kita." gumam Vino ketika melihat postingan terbaru di media sosial Rasya, di mana beberapa menit yang lalu sahabat mereka tersebut memposting seorang bayi yang wajahnya di tutupi oleh emote love, dengan caption papa akan selalu menemanimu bertumbuh hingga kelak kamu dewasa dan bertemu dengan wanita pilihanmu, putraku sayang.
Galih dan Radit yang merasa penasaran lantas berebut melihat postingan Rasya di layar ponsel Vino.
"Waaaah....gue jadi terharu dengan kata-kata Rasya." komentar Radit setelah ikut membaca caption di postingan Rasya.
"Sarfaras Wisatara." gumam Galih ketika membaca sebuah nama yang tercetak di sudut kanan bawah postingan di sosial media milik Rasya.
Seketika ketiga pria tampan tersebut berpikir keras, sebuah nama yang terdengar tidak asing di telinga mereka.
"Sarfaras...." ulang Vino sambil memaksa otaknya untuk berpikir keras. "Bukannya dulu Rasya selalu ngomong, kalau nantinya punya anak dia akan memberikan nama itu buat anaknya." sambung Vino setelah berhasil mengingat-ingat beberapa memori di masa remaja mereka dahulu, saat masih duduk di bangku SMA.
"Tapi..."
"Tapi apa???." sela Radit dan Galih secara bersamaan.
"Sudahlah... ketimbang ngebahas sesuatu yang nggak terlalu penting, lebih baik kita Video call sama Rasya buat ucapin selamat atas kelahiran anaknya!!!." sambung Vino.
Radit dan Galih pun setuju dengan ide Vino. pria itu lantas melakukan panggilan video. setelah tiga kali panggilan barulah panggilannya tersambung.
"Mentang-mentang udah jadi hot papa, Loe udah lupa ya sama kita-kita." kesal Vino karena Rasya lama sekali menerima panggilan video darinya.
Dari seberang sana Rasya terlihat mengulas senyum tipisnya. "Sorry.... sorry.... tadi lagi sibuk nidurin jagoan kecil gue." jawab Rasya.
"Btw, serius loe ngasih nama sarfaras buat anak kalian???." Vino yang masih di selimuti rasa penasaran lantas memastikan.
Rasya mengangguk membenarkan.
"Gila....kalau sampai bini Loe tahu sejarah dari nama anak kalian, bisa-bisa loe digantung di pohon toge, Ras..." ujar Vino yang tahu betul tentang sejarah dari nama yang diberikan Rasya pada putranya.
"Sebagai sahabat kita berharap bini Loe nggak akan pernah tahu tentang sejarah dari nama anak kalian, karena bisa jadi perang dunia ketiga akan terjadi." timpal Galih.
"Kayaknya hati Loe emang nggak bisa lepas dari wanita itu, sampai-sampai ngasih nama tersebut buat anak kalian." Radit yang tak habis pikir dengan jalan pikiran Rasya itu pun ikut berkomentar.
Ketiga pria itu terlihat kesal ketika menyaksikan Rasya di seberang sana justru tersenyum tanpa dosa.
"Gimana kalau wanita yang gue nikahi beneran gadis itu???." dengan wajah santainya, Rasya berujar.
"Hahahaha...." Radit, Galih, dan juga Vino kompak tergelak mendengarnya.
"Kayaknya Loe masih cukup waras deh Ras, untuk nggak ngelakuin tindakan yang mampu memancing kemurkaan Abang Loe sendiri." kata Galih di sela gelak tawanya.
"Dari pada Loe ngimpi di siang bolong, mendingan Loe siap-siap buat_" timpal Vino yang sengaja menggantung kalimatnya. dan setelahnya pria itu pun menyudahi panggilan secara sepihak tanpa peduli dengan rasa kesal Rasya akan tindakannya itu.
Ketiganya saling melempar pandangan lalu tersenyum penuh makna. "Let's go....!!!!."
Satu jam kemudian, di bandara internasional Soekarno-Hatta, ketiganya terlihat mengantri memasuki terminal keberangkatan seraya menggendong ransel milik masing-masing. Ya, sebentar lagi Galih, vino dan juga Radit hendak bertolak menuju kota S. Ketiganya sengaja ingin memberi surprise, dengan tidak mengatakan tentang kedatangan mereka pada Rasya.
Singkat cerita, tiga jam kemudian ketiga sahabat baik Rasya tersebut telah tiba di kota S. Dengan menggunakan taksi Online, mereka langsung bergerak menuju rumah sakit XXX.
Setelah mencari tahu keberadaan kamar perawatan pasien atas nama Nyonya Rasya Putra Sanjaya dari petugas resepsionis rumah sakit, kini Vino yang berjalan di depan langkah galih dan Radit, menyaksikan nomor kamar perawatan 104, sesuai informasi dari petugas resepsionis. "Kayaknya itu ruangannya." kata Vino.
Vino pun mendekat ke pintu ruangan, begitu pun dengan Radit dan Galih yang setia berjalan dibelakang langkahnya. Dari ventilasi kaca segiempat yang berada di bagian tengah pintu kamar perawatan, Vino dapat menyaksikan punggung tegap seseorang yang bisa dipastikan siapa pemiliknya, tengah berdiri di samping tempat tidur pasien. Posisi Rasya saat ini menutupi wajah sang istri.
"Satu, dua, tiga..." Vino pun memutar handle pintu.
"Surprise...." ujar ketiganya secara bersamaan. Namun sayangnya, ketika Rasya serta wanita yang kini tengah duduk di atas tempat tidur tersebut menoleh ke sumber suara, wajah ketiga pria itu pun berubah seketika. Niat hati ingin memberi kejutan, tapi justru mereka bertiga yang mendapat kejutan luar biasa hari ini.
"Kalian.... kenapa nggak ngomong kalau mau ke sini???." ucapan Rasya sekaligus menyadarkan ketiga pria itu dari rasa terkejut.
"Sengaja mau ngasih surprise buat Loe." balas Vino.
"Tapi sepertinya justru kita yang dapat kejutan." sambung Vino dalam hati.
"Oh iya... kenalin...ini Vino, Galih, dan juga Radit, mereka bertiga sahabatnya mas." Rasya memperkenalkan ketiga sahabatnya pada Thalia.
"Bro... kenalin ini istri gue, Thalia."
Thalia tersenyum pada ketiga sahabat Rasya, dan begitu pun sebaliknya. jika ketiga sahabat Rasya tersebut sangat mengingat dirinya, Thalia justru tidak mengingat sosok ketiga pria dihadapannya itu.
Mengingat Thalia akan menyusui baby Faras, Rasya lantas mengajak ketiga sahabatnya untuk bicara di luar.
"Gue yakin Ras, sebelum semua ini terjadi, sebelum Loe menikahi Thalia, Loe pasti hampir digorok kan sama Abang Loe, iya kan???." bagaimana Vino tidak over thinking coba, secara Thalia adalah kekasih dari kakaknya sendiri lalu bagaimana mungkin kenyataannya kini pria itu lah yang menjadi suami Thalia.
"Nggaklah.... justru Abang gue yang maksa gue buat nikahin Thalia." jawab Rasya seadanya. "Lagian, Gue kan udah pernah bilang ke Loe bertiga, kalau jodoh pasti nggak akan kemana." sambung Rasya dengan seulas senyum manis yang semakin menambah porsi ketampanan di wajahnya.
"Kok bisa sih Ras, mas Abi nggak murka sama Loe????." Galih pun ikut bersuara saking penasarannya.
"Hubungan mereka sudah lama berakhir dan Abang gue pun sudah menikah, bahkan sebelum gue nikah sama Thalia." jawab Rasya.
"Sumpah, gue masih nggak percaya kalau Loe bisa nikah sama gadis yang Loe taksir sejak dulu, dan pada akhirnya Loe bisa memberikan nama itu untuk anak kalian, Rasya." apapun yang terjadi hingga Rasya dan Thalia bisa sampai menikah yang jelas sebagai sahabat, Vino ikut bahagia.
Ya, satu Fakta yang selama ini disembunyikan Rasya dengan apik, yakni perasaannya pada Thalia. Perasaan yang sudah mulai bersemi sejak mereka masih duduk di bangku SMA. bukan hanya sekedar mengangumi serta berangan hidup bahagia bersama sosok teman satu sekolahnya tersebut, Rasya bahkan sudah menyiapkan sebuah nama indah jikalau ia benar-benar berjodoh dengan Thalia kelak. Tetapi sayangnya beberapa tahun kemudian, Rasya harus menelan kekecewaan ketika gadis pujaan hatinya diperkenalkan oleh sang ibu sebagai wanita yang akan di jodohkan dengan abangnya sendiri, yakni Abimana.
Bukan hal yang mudah bagi Rasya ketika harus berlapang dada melihat wanita yang dicintainya bersama dengan pria lain, apalagi pria tersebut merupakan kakak kandungnya sendiri, tetapi Rasya terus berusaha meyakinkan diri bahwa cintanya pada Thalia begitu tulus sehingga melihat wanita itu hidup bahagia sudah cukup baginya.
Jika cinta, lalu mengapa selama ini Rasya bersikap dingin pada Thalia??? Jawabannya tak lain karena rasa kecewa, Rasya berpikir Thalia telah menghalalkan segala acara agar bisa tetap berada dilingkungan kehidupan Abimana dan justru mengorbankan dirinya dalam hal ini. itulah mengapa Rasya selalu bersikap dingin pada Thalia. sampai pada malam itu kekecewaan Rasya berpuncak saat mengetahui kebenaran ternyata sang istri masih suci dan itu artinya di kamar hotel pada malam itu tidak terjadi apapun diantara mereka, sehingga Rasya pun semakin yakin jika Thalia memang sengaja menjebak dirinya demi kepentingannya mendekati lingkungan kehidupan Abimana hingga pikirannya yang sedang kalut saat itu tega mengusir sang istri dari apartemen.
semoga ringan dan gak belat belit 😍😍😍
Jangan dibuat berbelit-belit ya thorrr
Terima kasih sudah menulis cerita ini 😍😍
lha slm jdi istrimu sja... km sia2kan... km perlakukan dgn bgitu buruknya...
makasih udah up lagi kk...
semoga sering2 update lagi ya kk🤗🙏🏻
ayo deh baby kamu rewel sepanjang malam,biar papa mu bisa tidur dengan mama mu...
udah bolak balik di intip...😅
Selalu ada untuk temannya...
makasih kk othor akhirnya udah up lagi 🤗🙏🏻
jangan cuma omdo...