Erlangga Putra Prasetyo, seorang pemuda tampan dengan sejuta pesona. Wanita mana yang tidak jatuh cinta pada ketampanan dan budi pekertinya yang luhur. Namun di antara beberapa wanita yang dekat dengannya, hanya satu wanita yang dapat menggetarkan hatinya.
Rifka Zakiya Abraham, seorang perempuan yang cantik dengan ciri khas bulu matanya yang lentik serta senyumnya yang manja. Namun sayang senyum itu sangat sulit untuk dinikmati bagi orang yang baru bertemu dengannya.
Aira Fadilah, seorang gadis desa yang manis dan menawan. Ia merupakan teman kecil Erlangga. Ia diam-diam menyimpan rasa kepada Erlangga.
Qonita Andini, gadis ini disinyalir akan menjadi pendamping hidup Erlangga.Mereka dijodohkan oleh kedua orang tuanya.
Siapakah yang akan menjadi tambatan hati Erlangga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obat dosis rendah
Beberapa menit kemudian, Erlangga benar-benar terlelap di atas pangkuan istrinya. Rifka menyandarkan diri ke sandaran sofa. Ia dapat melihat paras teduh suaminya. Paras yang bertahun-tahun selalu mengganggu pikiran dan hatinya.Kala itu ia selalu menepisnya karena takut terjerumus pada zina hati dan zina mata. Saat ini ia dapat melihatnya dengan nyata. Bahkan dengan melihatnya saja sudah bernilai ibadah. Apa lagi lebih dari itu.
"Ya Allah, dia laki-laki yang kusebut dalam do'aku. Dia laki-laki yang aku pinta dalam setiap sujudku tanpa orang lain tahu. Masyaallah, bukan hanya tampan tapi penyayang. Sungguh engkau Maha Pengasih. " Batin Rifka.
"Haccim... haccim... "
Erlangga terjaga karena bersin. Ia bangun dan duduk. Rifka segera mengambilkan tisu untuk suaminya.
"Tolong matikan AC nya."
Rifka pun mematikan AC. Setelah itu ia duduk kembali di sofa. Erlangga menyandarkan kepalanya ke bahu istrinya.
"Sayang... "
Dari tadi Rifka tidak protes saat Erlangga memanggilnya dengan sebutan sayang. Walau bagaimanapun mereka sudah suami istri, sudah sepatutnya panggilan mesra keluar dari mulut pasangan mereka. Hanya saja bibir Rifka masih kamu untuk mengawali panggilan mesranya.
"Hem... "
"Pusing."
"Tidurlah seperti tadi. Aku pijit kepalanya."
Erlangga mengulum senyum. Ia pun berbaring ke pangkuan istrinya lagi. Rifka memijat kepala suaminya dengan lembut.Bukannya memejamkan mata, tapi Erlangga memperhatikan istrinya. Ia masih belum percaya bisa sedekat ini dengan sepupu juteknya. Terlebih status mereka sudah berubah.
Rifka tidak menyangka jika suaminya itu akan sangat mudah menerimanya. Justru nampaknya Erlangga yang menunjukkan kebucinan. Ia pikir selama ini Erlangga akan ilfeel kepadanya, karena ia selalu bersikap jutek kepada Erlangga.
"Enak juga pijitannya. Selain bisa mendesain pakaian ternyata tanganmu mahir memijat."
Tok tok tok
"Duh siapa lagi sih." Gerutu Erlangga. Namun ia tidak beranjak dari tidurnya.
"Ayo bangun, ada yang ketuk pintu. Nanti dipikir kita ngapa-ngapain."
Tok tok tok
"Er, Rifka... "
"Mami... "
Erlangga beranjak dan duduk bersandar.
"Buka saja Mi, nggak dikunci kok."
Ternyata Mami Fatin dan Bunda yang menghampiri mereka. Mami mau mengajak Rifka pulang karena sudah larut malam. Erlangga ingin sekali menahannya, tapi ia masih punya rasa malu. Sedangkan Rifka pasrah saja. Mami dan Bunda pun keluar dari kamar itu dan menunggu di bawah.
"Aku pulang dulu, istirahatlah."
Rifka mencium punggung tangan suaminya.
Kali ini Erlangga tak dapat menahannya lagi, ia mengecup puncak kepala istrinya seperkian detik. Hal tersebut membuat Rifka menjadi malu. Pipinya bersemu merah.
"Aku pulang."
"Tunggu!"
"Apa lagi?"
"Bu Dokter, obatnya lupa."
"Obat.....???"
"Bukannya tadi sudah diminum obatnya?"
"Obat yang lain." Ujar Erlangga sambil menaik turunkan alisnya.
Entah apa yang Rifka tangkap dari perkataan Erlangga.
"Ada-ada saja." Sahutnya.
Ia melanjutkan langkahnya. Namun Erlangga menarik tangan istrinya. Sehingga tubuh Rifka terjerembap ke pelukannya. Tak ayal Erlangga memeluk istrinya.
"Lepaskan, Mami dan Papi sudah menunggu. "
"Nggak mau!" Erlangga semakin mengeratkan pelukannya.
"Ish mesum."
"Biarin, mesum sama istri sendiri, dapat pahala."
Rifka berusaha untuk memalingkan muka. Karena ia benar-benar malu untuk menatap suaminya.
"Lihat aku!"
Rifka mengelengkan kepala. Erlangga melepas pelukannya dan menangkup kedua pipi istrinya sehingga mau tidak mau Rifka menatap mata suaminya. Jarinya tergerak untuk menyentuh bibir ranum itu.
"Ya Allah, bukankah ini halal bagiku." Batin Erlangga.
Namun Erlangga masih menghormati istrinya. Ia masih meminta izin untuk melakukan hal kecil itu.
"Sayang, boleh?"
"Hah, boleh apa?"
"Ini." Erlangga menunjuk bibir Rifka."
Sontak pipi Rifka merah merona.
"Kalau belum boleh nggak pa-pa. Aku akan bersabar." Ucap Erlangga.
Namun tanpa disangkanya, Rifka berjinjit lalu mengecup bibir suaminya. Sontak Erlangga terbelalak mendapati serangan mendadak dari istrinya.Rifka pun segera pergi ke luar kamar.
"Assalamu'alaikum."
Brak
Terdengar Rifka menutup pintu kamar dengan sangat kencang. Ia segera lari ke bawah karena malu kepada suaminya.
"Wa'alaikum salam. "
Sedangkan Erlangga masih terpaku di tempatnya. Ia memegang bibirnya sendiri.
"Ya Allah... aku nggak sedang mimpi kan?" monolognya.
Erlangga mencubit pipinya sendiri.
"Ah sakit... berarti aku nggak mimpi. Ya Allah... istriku manis sekali. Bisa-bisanya dia lari dari tanggung jawab, haha.... Awas nanti ya."
Amunisi yang diberikan istrinya, rasanya mampu menetralisir virus yang ada pada dirinya. Pusingnya dan demamnya langsung hilang, namun pusing yang lain yang ia rasakan.
Sementara di lantai bawah, pipi Rifka bersemu merah. Hal tersebut dapat dilihat oleh orang disekitarnya.
"Pasti habis ini Erlangga bakal sembuh nih, soalnya obatnya sangat ampuh." Goda Opa Wangsa.
Hal tersebut membuat yang lain mengulum senyum.
Rifka dan kedua orang tuanya pamit pulang.
Selama perjalanan Rifka tak henti-hentinya mengingat-ingat kejadian tadi. Ia merasa malu sendiri karena ulahnya.
"Duh, pasti dia mikirnya aku cewek gampangan. Tapi kan dia suamiku, aku istrinya. Kita pasangan halal." Batinnya.
Mami Fatin menyenggol perut suaminya untuk memberi kode. Ia melirik putrinya yang saat ini sedang senyum-senyum sendiri.
Kembali kepada Erlangga.
Ia baru saja selesai shalat Isyak. Setelah itu ia naik ke tempat tidur lalu mengirim chat kepada, istrinya.
💌 Hubby
Makasih sudah jenguk aku sayang
Obatnya manjur sekali, tapi dosisnya terlalu sedikit. 😄🥰😘
Rifka baru saja sampai di kamar. Ia langsung membaca chat dari suaminya. Chat dari Erlangga membuatnya senyum-senyum sendiri. Ia bingung mau membalas apa.
💌 Hubby
Nanti kalau sudah resepsi dosisnya ditambah ya, biar alergi ku nggak kambuh lagi 😚😚
-
^^^💌My Wife^^^
^^^Jangan banyak-banyak nanti over dosis.^^^
^^^Tidur gih, biar besok sehat kembali.^^^
💌 Hubby
Siap sayangku , makasih banyak😘
-
Rifka meletakkan handphone-nya lalu pergi ke kamar mandi untuk berwudhu'. Kemudian ia melaksanakan shalat Isyak.
Dua hari kemudian.
Undangan resepsi pernikahan mereka sudah mulai disebarkan. Oma Tristan mengerahkan anak buahnya untuk mengantarkan undangan kepada kolega dan keluarga. Serta mengirim undangan dengan kilat kepada kerabat yang jauh. Publik dibuat tercengang dengan undangan tersebut. Pasalnya pernikahan itu terjadi dalam lingkup satu keluarga. Namun orang yang mengerti tidak terkejut dengan hal tersebut. Apa lagi mereka tahu bahwa Erlangga bukan anak kandung Winda.
Kabar ini pun didengae oleh Qonita karena Pak Dion mendapatkan undangan dari Papa Pras.
Hati Qonita semakin hancur. Meski begitu, ia tidak bisa berbuat apa-apa.Ia tidak menyangka jika selama ini gadis yang ingin dinikahi Erlangga adalah sepupunya sendiri. Sepertinya ia harus belajar menerima keadaan ini.
Erlangga menelpon Aira untuk memberitahu resepsi pernikahannya. Ia meminta Aira dan keluarganya untuk hadir. Nantinya mereka akan dijemput oleh sopir keluarganya.
Aira memang sedang patah hati. Namun ia gadis yang baik. Ia yakin Allah sudah menyiapkan jodoh yang lain untuknya. Erlangga sudah menganggapnya keluarga, jadi ia dan keluarganya akan hadir pada acara resepsi pernikahan Erlangga dan Rifka.
Bersambung....
...****************...
semangat untuk up date nya
double up date nya thor di tunggu