NovelToon NovelToon
Demi Menjaga Kewarasan

Demi Menjaga Kewarasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.

Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.

Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.

Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 14 Kepura-puraan Rico

"Gimana Ric, kamu sudah beritahu istrimu kalau Sonya sama Agung mau nginep di sini?" tanya Dewi saat anak lelakinya pulang kerja.

"Sudah Buk, jawabnya ya gitu," balas Rico.

"Kenapa gak Ibuk sendiri saja yang ngomong ke Jelita? Jangan bilang Ibuk bikin masalah lagi sama dia," lanjut pemuda itu.

"Ibuk bikin masalah apa sama dia? Kamu kalau ngomong jangan sembarangan lo, Ric," bukan Dewi namanya kalau mudah untuk mengakui kesalahannya.

"Nanti waktu mereka nginep di sini, Agung biar tidur sekamar sama kamu, trus Sonya sama Sisca," wanita berumur 48 tahun tersebut membuat pengaturan.

"Iya Buk. Jelita sudah pulang apa belum, Buk?" ucap Rico.

"Belum," jawab Dewi singkat.

"Ya sudah Buk, Rico mau ke atas dulu trus mandi."

Sambil menaiki anak tangga pemuda itu memikirkan Jelita, karena sejak pergi dari rumah tanpa pamit dengan ke 3 ART nya, istrinya itu berubah menjadi dingin dan tidak mau makan bersama seperti biasanya lagi.

Seraya mengganti baju, Rico berusaha menerka-nerka kenapa sikap istrinya berubah. Dia tidak percaya jika hubungannya dengan Elvira sudah diketahui oleh Jelita karena selama ini dia berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikannya.

Jam sudah menunjukkan pukul 7.39 malam, tapi Jelita masih belum pulang juga, padahal biasanya jam setengah 6 dia sudah kembali dari toko. Setelah dilapori oleh Elvira, perempuan cantik berumur 27 tahun itu rasanya malas untuk pulang apalagi ketemu dengan Rico dan keluarganya. Hatinya benar-benar sudah gak respek sama mereka.

derrtt derrtt

HP Jelita bergetar, ada pesan masuk dari Rico yang menanyakan keberadaannya, namun perempuan cantik berumur 27 tahun itu sama sekali tidak memberikan respon. Merasa Jelita sepertinya memang sedang marah, pemuda berumur 30 tahun itu pun sengaja menonton TV sambil menunggu kepulangan istrinya.

Jam 8.12, terdengar suara sepeda motor Jelita memasuki halaman, segera saja Rico beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah ke depan rumah untuk menghampiri istrinya yang sedang memasukkan motor ke garasi.

"Kok baru pulang Dik? Kamu lagi marah sama keluargaku ya? Ibuk sama Sisca bikin masalah lagi sama kamu?" cecar Rico karena butuh kejelasan.

"Tanpa aku beritahu seharusnya kamu sudah tahu jawabannya kan?" masih belum saatnya Jelita membongkar kebusukan Rico dan keluarganya karena kepikiran dengan keamanan Elvira yang masih belum memberi keputusan.

"Maksud kamu apa sih Dik? Aku kok gak paham," pemuda berumur 30 tahun itu pura-pura pilon karena masih yakin jika hubungannya dengan Elvira belum diketahui oleh istrinya.

"Kamu pikir saja sendiri," sahut Jelita yang langsung meninggalkan Rico tapi lengan kirinya tiba-tiba dicekal oleh pemuda itu.

"Kamu mau apa?! Lepasin!" hardik Jelita dengan suara tertahan sambil berusaha melepaskan cekalan Rico namun gagal. Setelah mendapat laporan dari Elvira, perempuan berumur 27 tahun itu tiba-tiba merasa was-was, takutnya Rico nekat dan berani melecehkannya sekalipun mereka pasangan suami istri yang sah.

"Kalau kamu ada masalah sama aku atau keluargaku, sebaiknya kamu ngomong jujur Dik, jangan dingin kayak begini. Hawa rumah kan jadi gak enak," pemuda itu pasang sikap sok bijak.

"Sepertinya kamu terbiasa acting ya, Ric," sindir Jelita yang membuat Rico heran karena baru kali ini istrinya menyebut namanya langsung tanpa ada kata 'mas' seperti biasanya.

"Acting apa maksud kamu Dik? Kalau ngomong yang jelas gitu lo," pemuda tersebut tetap bertahan dengan kepura-puraan nya.

"Pak Senoo!!" Jelita terpaksa memanggil ART nya karena menjadi takut berdekatan lagi dengan Rico.

Melihat istrinya memanggil Pak Seno, Rico pun langsung melepas cekalannya yang tak berselang lama muncullah sosok Pak Seno di garasi dengan tergopoh-gopoh.

"Iya Mbak, ada apa ya?" tanya ART itu penasaran.

"Laki-laki brengsek ini mau kurang ajar sama aku, Pak," lapor Jelita seperti seorang anak yang mengadu ke bapaknya yang tentu saja membuat Rico kaget campur heran karena dibilang 'brengsek' oleh istrinya.

Rupanya teriakan Jelita tadi didengar juga oleh Baskoro dan Dewi yang membuat pasangan suami istri itu langsung ke luar rumah lalu menghampiri mereka bertiga.

Merasa suaranya tadi sudah menarik perhatian mertuanya, Jelita pun langsung meninggalkan garasi dengan menahan emosi diiringi tatapan tanda tanya dari Pak Seno, Baskoro dan Dewi.

"Istrimu sudah kamu apakan, Ric?" selidik Baskoro curiga.

"Rico gak ngapa-ngapain Jelita lo Pak, tadi Rico tanya ke dia jam segini kok baru pulang trus apa dia itu sedang marah sama kita," pemuda itu merasa menjadi terdakwa.

"Beneran?" sengak Baskoro yang masih belum percaya dengan omongan anaknya.

"Beneran Bapaak," sahut Rico dengan memberi penekanan pada kalimatnya tanpa mengungkit soal dia yang mencekal lengan istrinya.

"Haish, aku kira tadi kenapa, ternyata istrimu itu lagi caper to," sungut Dewi yang langsung ngeloyor pergi dan masuk ke dalam rumah lagi, yang kemudian disusul oleh Pak Seno yang melanjutkan kegiatannya nonton youtube di taman samping rumah Jelita.

"Sebenarnya ada masalah apa sih, Ric?" tanya Baskoro pelan setelah tinggal berdua saja dengan Rico.

"Beberapa hari terakhir ini sikap Jelita kan berubah jadi dingin dan gak mau makan bersama kita lagi to Pak, makanya ini tadi Rico tanya soal itu termasuk jam pulangnya yang lebih malam dari biasanya," terang pemuda tersebut.

"La terus jawabannya bagaimana?" ucap Baskoro ingin tahu.

"Ya Jelita cuma jawab tanpa dia beritahu harusnya kita tahu sendiri begitu, kan Rico juga gak paham maksudnya bagaimana. Apa jangan-jangan Ibuk sama Sisca bikin masalah lagi sama dia," di depan bapaknya, Rico juga main acting seolah tak bersalah sama sekali.

"Sejak kita bertiga tinggal di sini kamu ngasih uang berapa ke Jelita?" lanjut pria berumur 51 tahun itu.

"Rico cuma mampu ngasih 500 ribu, Pak," balas pemuda itu terus terang.

"Cuma 500 ribu?" Baskoro langsung kaget.

"La gimana lagi Pak, gaji Rico itu cuma 2,5 juta lo. Yang sejuta diminta Sisca untuk bayar kegiatan kuliah, trus Ibuk juga maksa minta 500 ribu. Uang Rico yang tinggal sejuta ya aku bagi rata sama Jelita, kan Rico juga butuh duit untuk beli bensin, Pak," jelas pemuda tersebut yang membuat bapaknya jadi emosi saat tahu Dewi juga minta uang 500 ribu ke anaknya.

"Ibukmu itu makin lama makin bikin jengkel saja. Padahal habis gajian kemarin Bapak sudah ngasih 500 ribu ke dia, la kok ternyata dia ikutan nodong 500 ribu juga ke kamu. Trus duit sejuta itu mau dia pake untuk apa, wong makan tiap hari saja Jelita yang modalin," gerutu pria berumur 51 tahun itu.

"Kalau begitu pas Pak Lik dan Bu Lik ke sini ya biar Ibuk saja yang nanggung biaya hidup mereka," Rico ikutan emosi.

"Halah, Ibukmu itu apa mau tekor. Sudah tabiatnya dari dulu pinginnya mau menang sendiri. Bapak sudah pernah nasehati dia agar gak rewel soal lauk yang diberikan Jelita, tapi ya tetep saja mulutnya protes, akhirnya ya jadi begitu kan sikapnya Jelita," imbuh Baskoro.

1
Saad Kusumo Saksono SH
bagus
Kezia Suhartini: trimakasih untuk apresiasinya... 🙏
total 1 replies
Idahas 3105
sdh numpang gak mau bantu2 lagi
Idahas 3105
beuhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!