Kalila Maizah, seorang gadis yang bercita-cita ingin menikah dengan seorang bule. Saat bermain Instagram, diberanda nya lewat unggahan seorang pengusaha bersama rekannya. Maizah yang pada dasarnya pecinta cowok ganteng langsung gercep mencari Instagram si bule ganteng yang ada di dalam unggahan itu.
Maizah tidak nyangka bahwa dia diikuti balik oleh bule itu! Bahkan dia minta untuk ditampar oleh temannya saking tidak percayanya.
Bagaimanakah kisah Maizah selanjutnya? Bagaimana dia bisa mendapatkan cita bule itu? Mampukah dia mewujudkan impian untuk menikah dengan bule?
Saksikan kisah nya dengan membaca cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mawar Jk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 7
Miniatur Gantungan kunci masih tersisa banyak. Maizah berencana membagikannya pada tetangganya dan juga keluarga yang lain.
"Waduh, makasih banyak ya Maizah. Seneng banget Tante dapat oleh-oleh dari luar negeri, " ucap Daia menerima Miniatur Gantungan kunci dari Inggris, Singapura dam juga Korea.
"Iya sama-sama Tante," Balas Maizah tersenyum ramah.
Para tetangga heboh saat mendapatkan miniatur gantungan kunci. Bahkan saat membeli sayuran di tukang sayur keliling pun mereka tak henti-henti membicarakannya.
Melati dan Dahlia datang ingin membeli sayuran juga. Keduanya datang bersamaan dengan Romlah.
"Eh, Melati. Emang benar ya Maizah dapat cowok bule?" Tanya salah satu dari mereka.
"Iya, tepatnya dari Inggris. Kemarin ke Makassar, tapi gak sempat ke sini karena harus ke Korea lagi," Jelas Melati seraya memilih sayuran.
"Oalah, gitu. Tapi makasih loh ya udah di kasih oleh-oleh juga,"
"Iya, mana bagus banget lagi," timpal yang lain.
"Dia beli banyak banget jadi sekalian aja di bagian. Yang ini berapa pak?" Tanya Melati seraya memegang kentang, Maizah suka mengolahnya.
"Lima ribu tiga bu, langi naik harga kentang sekarang ini," Jawab tukang sayur.
"Yaudah saya mau 20rb pak,"
"Tumben kamu diam-diam Romlah," tegur ibu-ibu itu pada Romlah yang diam seraya memilih sayuran.
"Iya, biasanya kamu paling banyak bicara. Membanggakan pacar Melani itu,"
"Lagi malas bicara aja," Jawab Romlah cuek.
"Malas apa malas nih?"
"Malas aja, kenapa sih kalian," sewot Romlah.
Melati menggelengkan kepalanya. Menerima uang kembalinya. "Makasih ya pak,"
"Iya, sama-sama," Jawab tukang sayur
"Udah kak?" Tanya Dahlia pada Melati.
"Iya udah,"
"Ayo,"
"Kita pamit duluan ya ibu-ibu," Pamit Melati dan Dahlia.
"Iya-Iya,"
Romlah melirik tajam Melati dan Dahlia. Suasana hatinya menjadi buruk karena dua saudara itu. Dengan tak semangat dia memilih apa yang hendak di belinya.
Setelah membeli Romlah pulang, begitupun dengan yang lain. Sampai di rumah bibirnya komat kamit mengumpati Melati dan Dahlia.
"Kenapa bu, pagi-pagi udah ngomel aja," ucap Melani yang baru bangun dan hendak mengambil air minum.
"Kamu belum tau emang?"
"Tau apa?" Tanya Melani setelah meneguk air minum.
"Maizah udah punya cowok,"
"Oh gitu,"
"Kok gitu aja reaksi kamu?" Tanya Romlah heran.
"Loh, Melani harus bagaimana emang? Kan normal kalau Maizah dapat pacar,"
"Bukan pacar kayak pacar kamu, tapi bule. Maizah dapat pacar bule Sultan!"
"What!?"
"Nah kan, kaget juga kamu,"
"Bagaimana bisa?" Tanya Melani yang masih terkejut.
"Mana ibu tahu, mereka tadi pagi membagikan oleh-oleh dari Inggris, Singapura dan Korea, "
"Banyak banget," Melani menutup mulutnya terkejut.
"Kapan pacar kamu ke sini? Nanti suruh belum yang lebih mahal lagi, jangan cuma martabak dan juga gorengan,"
Melani tidak menjawab, dia berjalan ke kamarnya dengan raut wajah yang seakan tak percaya apa yang barusan dia dengar.
Dalam kamar Melani menghubungi cowoknya.
"Kok gak aktif sih, apa dia belum bangun ya? Hm pasti dia habis begadang main game ini. Ck sudah dilarang begadang juga masih ngeyel," dengan sebal Melani melempar hp nya di kasur lalu berjalan menuju jendela.
Dari jendela dia melihat Maizah yang menyapu di samping rumah. Melani menatap Maizah dengan tajam. Padahal Maizah enggak salah apa-apa, kok tiba-tiba dia enggak suka gitu.
"Ck, kenapa aku kesal sendiri dengar Maizah dapat pacar bule? Pacar aku lumayan ganteng kok, sama kaya lagi," gumannya yang masih menatap Maizah.
Saat Hendak pergi dari sana Melani berhenti mendengar suara nyaring dari Lily. "Kak, kak Arvid nelpon nih,"
Karena sangat penasaran Melani menempelkan telinganya pada jendela kaca tersebut, berharap dapat mendengar pembicaraan Maizah dengan pacarnya.
"MELANI,"
Melani memejamkan matanya saat mendengar suara Ibunya yang tak kalah nyaring dari Liliy. Melani menahan geram lalu menghampiri sang ibu.
"Ck, Ibu gangguan aja,"
***
Maizah kini sudah kembali lagi ke kota. Kehidupannya berjalan seperti biasa. Pulang kuliah, mengerjakan tugas dan sekali-kali video call-an bersama Arvid.
Arvid juga semakin sibuk di sana karena memiliki projek. Sesekali Arvid juga pergi luar negeri. Selama dari Korea Selatan sudah lima negara yang dia kunjungi lagi.
Selama itu pula tak henti-hentinya dia membeli oleh-oleh untuk Maizah. Total, sudah ada enam dus yang ada di kamar Maizah. Saking sibuknya juga Maizah belum sempat membukanya.
"Nanti saya hubungi lagi ya, selamat istirahat honey." ucap Arvid dari seberang sana.
"Iya, kamu juga jangan lupa istirahat. Jangan hanya bisa bekerja saja,"
Semakin lama bersama, dia tahu bahwa kekasihnya itu workaholic. Itu mulai berubah sejak bersamanya, itulah yang dikatakan Elio padanya.
"Siap Honey,"
Setelah telpon di matikan Maizah menatap tumpukan dus itu. Karena tidak bisa membawa semuanya pulang Keluarnya lah yang akan datang ke sana mengambilnya.
Maizah dan kedua sahabatnya sibuk mempersiapkan segala hal sebelum pergi KKN. Arvid berjanji akan ke Indonesia lagi sebelum Maizah benar-benar pergi KKN.
Tok tok tok
"Zah kami pulang," seru Citra dan Putri mengetuk pintu kamar Maizah.
Ceklek
"Nih, pesanan kamu," Citra memberikan plastik berisi martabak pesanan Maizah.
"Makasih ya bestie," ucap Maizah senang, sudah lama banget enggak makan martabak.
"Sama-sama, kita langsung ke kamar ya. Gerah banget pengen mandi," Pamit mereka berdua.
"Iya,"
Ceklek
Maizah kembali menutup pintu kamarnya. Dengan tak sabaran dia langsung menyantap martabak telur kesukaanya.
"Udah lama banget enggak makan ini," Ucapnya terharu.
Setelah menghabiskan martabaknya Maizah jadi bosan. Tugas kuliah sudah selesai, kedua sahabatnya juga ketiduran saking lemahnya.
Melihat oleh-oleh dari Arvid yang belum dia buka, gadis itu pun mengambil gunting bersiap membuka dus-dus itu.
Niatnya ingin membuat satu atau dua dus aja, Maizah kebablasan membuka keenam dua tersebut. Dan sekarang kamarnya benar-benar penuh oleh isi dari dus-dus itu.
"Banyak banget. Kayaknya aku harus melarang Arvid membeli apa-apa sebanyak ini deh. Kalau sudah suami istri mah gak apa," saat ucapan terakhir Maizah terkekeh.
Akhirnya dia sendiri yang membereskannya. Membagi oleh-oleh itu untuk dirinya, sahabatnya dan juga keluarganya. Tak lupa Maizah juga simpan untuk tetangga kamarnya yang lain.
Setelah beres semua Maizah berbaring di lantai. Ternyata capek juga ya membereskan semuanya sendirian.
"Gini ada udah capek,"
"Gimana ya nanti kalau udah KKN? Apakah akan sesuai ekspektasi aku? Jadi takut saat mikirinnya, padahal dulu gak sabar KKN," Maizah mengela nafas lalu kembali diam entah memikirkan apa.
Tak lama, Maizah mengambil gawainya lalu menghubungi Arvid. Mengucapkan terima kasih untuk oleh-olehnya. Senang banget dapat cowok royal, tapi lama kelamaan dia gak enak juga selalu dibeliin sedangkan dia enggak kasih apa-apa.
Karena pusing memikirkan hal itu Maizah pun berhenti memikirkannya. Menonton drama kesukaannya untuk mengisi kekosongan. Ingin bicara sama pacar, tapi terhalang karena perbedaan waktu.
Tbc.
^^^Mawar Jk ^^^