kunjungi ig author meylani_ lindak untuk melihat karya-karya author lainya
Aku menjaga kesucian ku untuk suami yang begitu aku cintai. Namun, ternyata ia tak pernah menginginkannya.
Sebuah dendam mengubah cinta menjadi benci.
"Aku menikahimu, bukan karena aku menginginkan mu. Tetapi hanya ingin balas dendam atas penghinaan ayahmu pada ku, sekarang status sosial kita berbeda, sekarang kau lah yang tak pantas untuk ku Ze"
Bagai tersambar petir Zhezha mendengar pernyataan Yoga, pria yang dinantinya selama lima tahun.
Aku akan tetap menunggu kamu, meski seribu tahun lamanya. Namun, ada batas bagi seorang istri untuk menunggu, dan aku akan menunggu sampai jatuhnya talaq 3. Batas dimana ketidak mungkinan lagi untuk memiliki kamu.
"Terima kasih Mas, telah mengeluarkan aku dari kutukan perawan tua itu. Mungkin kutukan itu memang benar, aku akan tetap jadi perawan, meski aku sudah resmi jadi istri mu. "
Bagaimana kisah Zhezha, akan Zhezha menemukan cinta lain selain Yo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meylani Putri Putti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cari Kerja
Karena pak Yanto ngotot untuk pulang ke kampungnya Zhezha juga tak bisa berbuat apa-apa.
Keesokan harinya Meli dan Zhezha mempersiapkan kepulangan kedua orang tuanya. Sebelum itu ia harus menebus obat-obat pak Yanto dan membayar administrasi rumah sakit.
Untuk biaya obat, konsultasi dokter, serta perawatan pak Yanto selama sehari Zhezha harus menggelontorkan uang Lima juta.
Zhezha menghitung uang kembaliannya dari petugas kasir.
Hanya tinggal lima puluh lima ribu dan itu adalah uang terakhir yang ia miliki.
Sekantong obat dan beberapa jenis vitamin berada di junjingannya tangannya saat ini.
Setelah mendapatkan obat tersebut ,Zhezha menyerahkannya pada Meli.
" Bu ini obat aya Semua sudah Zhezha tebus disini, biar ibu gak repot tebus di kampung lagi, " ucap Zhezha.
" Kenapa pakai uang kamu Zhe, uang yang kamu berikan bulan kemarin masih ada Nak, " ucap Meli sambil melihat sekantong obat yang harganya selangit menurutnya.
Zhezha sengaja membeli obat-obat paten, sebagai ikhtiar untuk menyembuhkan ayahnya. Padahal mereka bisa saja menggunakan asuransi kesehatan milik pemerintah tanpa perlu membayar.
Simpan untuk ibu saja, ibu di sana pasti butuh uang banyak. Maaf untuk sementara Zhezha belum bisa ikut pulang Bu, setelah urusan Zhezha selesai, Zhezha akan pulang. Biar sama-sama kita rawat ayah. "
" Gak usah Nak, kamu di sini saja tinggal bersama suamimu, kalau pun kamu ingin pulang dan hanya sekedar menjenguk ayah, silahkan untuk datang. Tapi gak usah tinggal bersama kami. "
" Loh kenapa Bu? " tanya Zhezha.
Bu Meli pun berbisik di telinga Zhezha.
" Ayah gak suka kalau kamu membawa Yoga, " bisik Meli.
Zhezha kaget mendengar penuturan ibunya.
' Astagfirullah, ternyata ayah dan mas Yoga sama-sama masih menyimpan dendam, ' batin Zhezha.
" Iya, kalau Zhezha pulang ke kampung, Zhezha akan pulang sendiri, " ucap Zhezha.
" Maaf Zhe, kamu jangan tersinggung ya Nak. "
" Iya bu, Zhezha tahu jika ayah tak menyukai mas Yoga, tapi kenapa sampai segitunya ? " tanya Zhezha heran.
" Gak tau lah Zhe, ayah cuma bilang waktu akad nikah kalian selesai dan pada saat sungkeman. Yoga berbisik pada ayah. Yoga mengatakan' jika dia akan membawa kamu pergi dan berjanji akan mencukupi kebutuhan kamu secara materi, ' Tapi Yoga gak bilang jika dia akan membahagiakan kamu. Nah karena itu ayah khawatir jika kamu di sia-siakan oleh Yoga. Maklum saja Zhe, Yoga masih muda dan sukses, wajahnya ganteng pula. Kalau dia mau,dia bisa menikah dengan beberapa wanita lainnya dan itu yang dikhawatirkan ayah ," papar Meli.
Zhezha melirik ke arah ayahnya yang tengah tertidur pulas, kemudian ia meneteskan air matanya.
" Sejak kamu pergi bersama Yoga , ayah selalu kepikiran kamu terus Zhe, hingga kesehatannya terganggu. Ayah terlalu sayang sama kamu Zhe. Dia khawatir anak kesayangannya di sia-siakan orang, " papar Meli.
Mendengar hal itu, Zhezha langsung menangis.
'Ternyata ayah punya firasat yang kuat terhadap ku. Ya Allah apa karena firasatnya tersebut, makanya sejak dulu ia begitu menentang hubunganku dan mas Yoga, ' batin Zhezha. Ia pun kembali menangis.
" Zhe, kamu gak apa-apa kan? " tanya Meli.
" Hiks, iya Zhe gak apa-apa Bu, hanya saja Zhe sedih karena memikirkan Zhe, kesehatan ayah jadi menurun, " ucap Zhezha sambil mengusap kening ayahnya yang tidur dengan mulut ternganga.
" Ya sudah, tunggu ayah bangun saja baru kita berangkat. Minta pak sopir tunggu saja dulu Zhe. Kasihan ayah semalaman gak tidur, " usul Meli.
" Iya Nanti Zhezha yang telepon pak sopirnya Bu. "
***
Siang harinya, Zhezha pun bersiap mengantarkan kedua orang tuanya.
Sebelum masuk mobil Zhezha menghampiri pak Yanto.
" Yah, gak usah banyak pikiran lagi, ya. Zhezha di sini baik-baik saja kok, Yang penting ayah jaga kesehatan ayah dan minum obat yang teratur, " ucap Zhezha.
" Iya Zhe, ayah pamit ya. Terima kasih karena kamu sudah mau repot-repot mengobati ayah. Maaf kalau ayah ada salah selama ini kepada kamu Zhe, " ucap Pak Yanto dengan bibir yang gemetar dan bola mata yang berembun menatap Zhezha.
" Ayah kenapa bicara seperti itu, ayah gak ada salah sama Zhezha. Justru Zhezha yang banyak salah karena gak mau dengar kata ayah. Maafkan Zhezha ya Yah, gara-gara mikirin Zhezha ayah jadi sakit, hiks " Zhezha pun menangis memeluk pak Yanto.
Keduanya saling menangis haru, pak Yanto mengusap punggung putrinya.
Setelah beberapa saat kemudian mereka pun mengurai pelukannya. Dengan mata yang berembun Pak Yanto menatap ke arah Zhezha.
" Hati-hati di jalan ya Yah, " ucap Zhezha ketika ayahnya akan berangkat.
Zhezha membantu mengangkat tubuh pak Yanto untuk masuk ke dalam mobil
Setelah itu ia menghampiri Meli.
" Bu, Zhezha titip ayah. Jaga saja makan dan minum ayah. Biar Zhezha yang usahakan uangnya di sini. Zhezha akan kerja Bu, jadi ayah gak usah khawatir lagi. Nantinya apa yang Zhe beri kepada ayah dan ibu adalah hasil keringat Zhezha sendiri Bu. "
" Iyalah Zhe, tapi jika Yoga keberatan, kamu gak usah kerja. Kita hidup seadanya saja, " nasehat Meli.
Zhezha hanya diam dan mengangguk.
' Mas Yoga memang gak mengizinkan Zhezha untuk bekerja Bu, tapi ia juga gak punya hak. Karena ia sendiri yang telah membuang Zhezha Bu, ' batin Zhezha.
***
Setelah mengantar kepergian orang tuanya. Zhezha menelpon Lilis. Lilis sudah janji untuk mengantar Zhezha menemui pemilik usaha laundry.
Ia harus segera bekerja, setidaknya dengan bekerja Zhezha tak lagi menggantungkan hidupnya pada Yoga.
Beberapa saat kemudian Lilis datang menghampiri Zhezha. Mereka pun langsung menuju tempat yang di maksud oleh Lilis.
***
MObil Lilis berhenti di sebuah ruko di pinggir jalan raya.
" Di sini Lis? " tanya Zhezha.
" Iya, dulu pertama datang ke kota ya aku bekerja disini, " ucap Lilis.
" Ehm, semoga masih ada lowongan ya Lis, " ucap Zhezha penuh harap.
" Iya Zhe. Disini selalu ada lowongan karena selalu rame, hanya saja banyak pegawai yang gak betah karena kerjaan nya cape, upahnya pun gak sebanding. "
"Gak apalah Lis, yang penting ada penghasilan saja dulu. Gak lama lagi aku juga sudah pulang kampung Lis, " ucap Zhezha.
" Alah pulang ke kampung mau kerja apa Zhe, palingan juga kerja di pabrik tahu dan tempe yang upahnya tak seberapa, "ucap Lilis dengan bibir mengerucut.
Lilis membawa Zhezha bertemu dengan pemilik laundry.
" Selamat siang mbak Yuli, " sapa Lilis.
" Eh Lilis, tumben kemari ? Aku pikir sudah jadi OKB gak mau datang kemari, " ucap pemilik laundry tersebut.
Zhezha melihat semua orang yang ada di ruangan itu terlihat begitu sibuk.
" He he, mbak Yul. Masih ada lowongan gak? " tanya Lilis sambil memutar-mutar kunci mobilnya.
" Haha, lowongan selalu ada Lis, kebetulan kami lagi sibuk-sibuknya nih, " sahut mbak Yuli sambil memasukkan lipatan pakaian dalam plastik khusus.
" Oh kalau begitu saya bawa orang nih mbak, bisa dong diterima kerja? " tanya Lilis.
" Punya pengalaman gak? " tanya mbak Yuli karena melihat Zhezha yang tak seperti orang susah yang butuh pekerjaan.
" Nyuci baju bisa sama melipat pakaian juga bisa, " sahut Zhezha.
" Tapi kerjaan kita di sini benar-benar sibuk ya, gak boleh sambil main handphone, kecuali target kerjaan sudah beres, " ucap Yuli.
" Iya mbak, saya bersedia. "
" Disini juga pakai sistem borongan Ya, jadi gaji ditentukan seberapa banyak kamu bisa mengerjakan pekerjaan kamu." Yuli menerangkan secara terperinci.
Zhezha menyimak penjelasan dari calon atasan tersebut.
" Baik Mbak, saya bersedia. "
" Oke, kalau gitu besok kamu bisa mulai bekerja, " ucap Yuli.
" Oh Terima kasih, Mbak. " Zhezha menyambut dengan bahagia.
Setelah menemui pemilik usaha tersebut mereka pun segera keluar dan langsung masuk ke dalam mobil.
Lilis memutar kunci kontak mobilnya kemudian membawa mobil itu perlahan meninggalkan tempat tersebut.
" Lis, kamu masih ada, waktu gak? " tanya Zhezha.
" Ada, kenapa? " tanya Lilis.
" Aku mau minta tolong cari kontrakan atau kos-kosan. Kamu tau gak dimana kos-kosan yang ada di sekitar area sini? " tanya Zhezha.
" Ya taulah! Kan dulu aku juga ngekos di sekitar sini. "
" Ya udah Yuk,kita lanjut cari kost-kosan untuk aku. "
" Eh, tapi entar dulu Zhe. Ini sudah waktunya makan siang. Perutku sudah keroncongan nih. Mesti di isi. "
Zhezha pun merasakan hal yang sama, perutnya dari tadi berbunyi.
" Kita cari makan dulu ya Zhe, tapi kamu yang traktir ya, " ucap Lilis sambil melirik ke arah Zhezha.
Ehm, Zhezha mengeluarkan uang kembaliannya sebesar lima puluh lima ribu.
" Uangku cuma ada segini Lis, cukup makan di mana? " tanya Zhezha.
" Hah, duit kamu cuma segitu Zhezha. Astaga, jual cincin berlian 65 juta tinggal lima puluh lima ribu ? ckckckck. " Lilis kaget sambil berdecak heran, karena baru sebulan Zhezha menjual cincin berliannya.
" He he, kan aku untuk bayar operasi ayahku Lis, " sahutnya.
" Ya sudah lima puluh lima ribu kita masih bisa warteg Zhe, tapi minumnya es tawar saja ya, ha ha. "
" Ha ha, istri bos, masih selera makan di warteg? " tanya Zhezha meledek.
"Ha ha, aku ini gaya saja selangit Zhe, tapi kamu tenang saja, selera masih kampungan kok. Ha ha, " sahut Lilis.
" Ha ha, kampungan bagaimana maksudnya Lis? " tanya Zhezha.
" Gimana gak kampung coba. "
" Om Rudy biasa ngajak aku ke restoran Western, restoran Jepang gitu. Jadi waktu makan sama dia aku makannya dikit saja, kalau om Rudy tanya kenapa aku makannya dikit. Aku jawab lagi diet, padahal aku gak ngerti sama makanan yang begituan. "
" Terus, " sahut Zhezha menyimak.
" Setelah pulang dari restoran aku beli saja nasi padang di bungkus dengan lauk daun Ubi santan, perkedel sama sambal ijo dan pete rebus, terus aku mintain kuahnya dibanyakin. Dan...saat itulah aku balas dendam deh tuh, nasi padang satu bungkus nambah sepiring nasi lagi di rumah ku, makanya kuahnya aku minta banyakin sampai hampir banjir . Ha ha jadi puas aku makan, " papar Lilis dengan gaya lucunya.
",Hahaha, gak nyangka kamu seratus itu Lis, ha ha, " sahut Zhezha dengan tawa pecahnya.
" Ha ha, makanya. Kamu tenang saja berteman denganku gak perlu nguras kantong. Karena aku sudah puas menguras kantong suami ku, ha ha," tawa Lilis bahagia.
Zhezha ikut tertawa melihat sahabatnya yang terlihat santai dalam menghadapi hidupnya.
Padahal dulu Lilis adalah gadis kampung yang lugu. 'Sungguh pergaulan bisa merubah karakter seseorang.' batin Zhezha.
Sama halnya dengan Yoga, dulu Yoga adalah pemuda kampung yang lugu, yang sabar dan sederhana, Kata-kata yang keluar dari mulutnya pun begitu lembut, hingga Zhezha merasa jika Yoga adalah lelaki terbaik yang pernah ia temui.
'Dulu kami saling berjanji untuk memperjuangkan cinta ini. Namun sekarang kami justru saling menghindar. Mungkin aku bukan jodoh yang terbaik untuk mas Yoga, begitupun sebaliknya. Mas Yoga bukanlah jodoh yang terbaik untukku. Semoga saja kami tak akan menyesal dengan perpisahan ini. Aku dan mas Yoga juga bisa temukan bahagia, meski tak lagi dalam ikatan cinta. ' batin Zhezha
Zhezha melirik cincin pernikahan yang sebentar lagi akan ia jual. Tak ada lagi kenangan tentang Yoga yang ia simpan. Hanya puing-puing kenangan yang masih tersimpan di memori ingatannya.
Jika Yoga hanya persinggahan baginya, adakah cinta yang tulus yang akan menjadi tempat labuhan cinta Zhezha yang sebenarnya?
Temukan jawabannya hanya di sini. So stay tune terus ya sayank koe 😘😘
smoga Wisnu jd pengobat luka yg begitu dalam bwt Zhezha...
Yoga sungguh kamu keterlaluan, d saat Zhezha baru pulang dr RS kamu torehkan lg luka yg begitu dalam..smoga kamu cepat menyadari nya, dn d saat kamu sadar..Zhezha udh jauh dr jangkauan mu 😬
klo dendam ma bapa nya, anak nya jangan d bawa2 dooong..belum tentu anak nya punya tabiat sma kaya orangtua nya
kamu wanita kuat Zhee kamu pasti bisa melewati smua cobaan ini,,biarkan Yoga bersikap seperti itu..nanti jg ada masa nya dia akan menyesali smua perbuatan nya yg udh nyakitin kamu 🥺
kamu dgn mudah nya melampiaskan dendam mu terhadap pa Yanto dgn menyakiti Zhezha,,ingat Gaa dendam g hrs d balas dgn kejahatan tp tunjukanlah dgn keberhasilan qta!!!
lihat lah anak mu pa Yanto, dia mulai menjalani dendam nya Yoga terhadap mu pa Yanto..gara2 anda yg terlalu sombong dn serakah Zhezha d perlakukan tdk semesti nya sbagai seorang istri oleh suami nya 😠
ingat pa Yantooo roda itu selalu berputar, g selama nya orang akan terus d atas..bukti nya skarang pa Yanto smua kekayaan nya udh habis d jualin bwt berobat...tp pa Yanto masih aj sombong!!!
sampe Zhezha d lamar ma beberapa pria g sedikit pun Yoga ngasih kabar keadaan nya d kota,,,,apakah Yoga sengaja utk menguji kesetiaan Zhezha ga ngasih kabar hingga 5 tahun lama nya?
tp hidup memang harus d perjuangkan klo qta pengen jd orang yg sukses,,tp pertanyaan nya..mampukah qta menerjang keras nya dunia dgn sgala rintangan nya?
hanya Tuhan yg tau akan kemampuan qta...😔
Tetap semangat berkarya & sehat selalu..