Farrel adalah seorang playboy kelas kakap, sudah banyak wanita yang dia kencani dari berbagai macam profesi. Baginya wanita hanya mainan saja, yang akan dia tinggalkan setelah merasa bosan. Tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Dia adalah seorang pria dengan sejuta pesona. Siapapun wanita yang melihatnya akan terpesona dengan ketampanannya, apalagi dia adalah seorang pengusaha yang kaya raya.
Namun, malam itu dia salah masuk ke dalam kamar hotel membuat dia melakukan kesalahan fatal dengan seorang wanita yang tidak dia kenali. Wanita itu meletakkan sebuah cek senilai seratus juta di atas meja, agar Farrel tutup mulut.
Farrel sangat terkejut ketika mengetahui kenyataan bahwa wanita itu ternyata adalah istri dari saudara sepupunya. Apakah dia harus bertanggung jawab karena telah merenggut kesuciannya ataukah mencari wanita lain sebagai tambatan hati? Padahal ada banyak wanita yang mengharapkan cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Farrel adalah seorang playboy kelas kakap, sudah banyak wanita yang dia kencani dari berbagai macam profesi. Baginya wanita hanya mainan saja, yang akan dia tinggalkan setelah merasa bosan. Tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Dia adalah seorang pria dengan sejuta pesona. Siapapun wanita yang melihatnya akan terpesona dengan ketampanannya, apalagi dia adalah seorang pengusaha yang kaya raya.
Namun, malam itu dia salah masuk ke dalam kamar hotel membuat dia melakukan kesalahan fatal dengan seorang wanita yang tidak dia kenali. Wanita itu meletakkan sebuah cek senilai seratus juta di atas meja, agar Farrel tutup mulut.
Farrel sangat terkejut ketika mengetahui kenyataan bahwa wanita itu ternyata adalah istri dari saudara sepupunya. Apakah dia harus bertanggung jawab karena telah merenggut kesuciannya ataukah mencari wanita lain sebagai tambatan hati? Padahal ada banyak wanita yang mengharapkan cintanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Terlihat seorang pria tampan yang sedang membaca beberapa pesan masuk yang telah dikirim dari wanita-wanita yang sedang dia kencani.
[Hei sayang, sedang apa kamu malam ini?]
[Aku kangen banget sama kamu, Farrel.]
[Malam Farrel, apa kamu sudah makan? Kalau belum, aku ingin makan malam bersamamu.]
[Farrel, aku cinta kamu.]
[Farrel, walaupun pacarmu bukan hanya aku saja, percayalah bahwa aku adalah wanita yang paling mencintai kamu. Aku sayang kamu.]
[Farrel, mengapa kamu sangat tampan dan mempesona? Membuat aku tidak bisa tidur nyenyak.]
Seorang pria bernama Farrel pun menghela nafas ketika membaca beberapa pesan yang dikirim oleh beberapa kekasihnya. Dia tidak memiliki waktu untuk menjawabnya satu persatu, karena dia harus bertemu dengan seseorang hari ini. Pria itu pun menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku kemaja yang dia kenakan.
Farrel Gibson, pria berusia 24 tahun itu adalah seorang playboy kelas kakap, sudah banyak wanita yang dia kencani dari berbagai macam profesi. Baginya wanita hanya mainan saja, yang akan dia tinggalkan jika sudah merasa bosan. Tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Dia adalah seorang pria dengan sejuta pesona. Siapapun wanita yang melihatnya akan terpesona dengan ketampanannya, apalagi dia adalah seorang pengusaha yang kaya raya dan sang pewaris perusahaan Gibson Group.
Seperti malam ini, Farrel keluar dari mobil mewahnya, dia tengah memasuki sebuah restoran mewah di kota Jakarta. Terlihat ada banyak wanita menatap ke arahnya, sampai ada salah satu dari mereka tidak fokus dengan apa yang sedang dia minum, membuat minuman tersebut tumpah ke pakaian yang dia kenakan.
Siapa yang tidak terpesona dengan ketampanan pria blesteran Indonesia-Eropa itu. Pria yang berparas sempurna, memiliki bola mata berwarna biru terang, hidung mancung, rahang tegas, tubuh atletis, dan memiliki tubuh yang tingginya melebihi rata-rata.
Farrel sudah terbiasa dipandang dengan cara seperti itu oleh setiap wanita, membuat rahim para wanita bergetar seolah meminta disentuh olehnya. Hampir setiap malam dia menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan seorang wanita, walaupun dia tidak pernah sampai melepaskan keperjakaannya, karena dia tidak ingin para kekasihnya memanfaatkan hal itu untuk memiliki anak dari Farrel. Dan Farrel ingin melakukannya dengan seorang wanita yang dia cintai pada suatu saat nanti.
Namun sayangnya sampai kini Farrel tidak pernah bisa mencintai salah satu dari wanita yang dia kencani. Farrel menjadi seorang playboy karena ingin menghindari perjodohan, dia ingin segera mendapatkan calon istri sesuai pilihannya sendiri, sehingga dia mengencani banyak wanita untuk dia seleksi, dan semua kekasihnya tahu akan hal itu.
Farrel pun duduk di sebuah kursi yang sudah dipesan oleh mantan kekasihnya, wanita itu bernama Adel. Farrel sudah memutuskan wanita itu satu minggu yang lalu.
"Untuk apa kamu menyuruh aku datang kesini?" tanya Farrel dengan nada ketus.
"Sebentar lagi aku akan pergi ke Jepang, setidaknya aku ingin bertemu dengan kamu untuk terakhir kalinya, Farrel." Awalnya Adel tidak terima diputuskan oleh Farrel begitu saja, tapi sepertinya wanita itu memiliki rencana bagaimana caranya untuk mendapatkan Farrel seutuhnya.
Adel pun berkata kembali, "Sejujurnya aku sangat mencintai kamu, Farrel. Aku siap menunggu kamu sampai kamu jatuh cinta kepadaku."
"Sayangnya aku sama sekali tidak merasakan getaran apapun setiap kali bersama kamu. Dari awal sudah aku peringatkan untuk tidak jatuh cinta kepadaku. Hubungan kita hanya untuk bersenang-senang saja." Farrel sama sekali tidak merasa bersalah kepada Adel, karena dari awal dia sudah memperingatkan Adel untuk tidak jatuh cinta kepadanya.
Pembicaraan mereka terhenti ketika ada seorang waitress datang membawa dua gelas minuman yang sudah mereka pesan. Kemudian waitress itu pun menganggukkan kepalanya dengan pelan kepada Adel, sebagai sebuah kode bahwa waitress tersebut sudah menjalankan apa yang diperintahkan oleh Adel.
Mungkin karena Farrel merasakan haus, dia segera meminum jus strawberry pesanannya. Namun, entah mengapa tiba-tiba saja dia merasakan ada sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya. Tubuhnya terasa panas, seakan merasakan gairah yang menyeruak dan mendesak tanpa diajak kompromi, dan kepalanya terasa pening.
"Arrghh... ada apa dengan tubuhku?" gumamnya dengan nada pelan.
Adel pun tersenyum melihat Farrel yang terlihat sangat gelisah seperti itu, dia segera memegang tangan Farrel, "Farrel, kamu kenapa?"
Farrel melepaskan tangan Adel dengan kasar, pria menatap tajam kepada Adel, "Ah sial! Pasti kamu memasukkan obat perangsang ke dalam minuman aku, kan?"
Adel tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, "Iya, aku melakukannya. Dan aku siap untuk memuaskan kamu malam ini. Bagaimana?" tanya Adel sambil meraba-raba paha Farrel untuk menggodanya.
"Shittt!" Farrel mengumpat.
Pria itu pun segera berdiri, "Sayangnya keinginan kamu tidak akan terwujud. Aku tidak sudi menyentuh tubuhmu. Kamu pikir aku tidak tahu bahwa selama ini kamu sering tidur dengan pria lain?"
"Tapi Farrel..."
Farrel segera pergi meninggalkan restoran tersebut. Dia berusaha untuk bisa berkonsentrasi menyetir mobilnya dalam keadaan tubuhnya yang sangat tersiksa, hasrat yang dia rasakan semakin bergejolak tak tertahankan.
Farrel memasangkan headset ke telinganya, dia segera menelpon sahabatnya, Andra.
"Hallo, ada apa, Rel?" tanya Andra setelah menerima panggilan telepon dari sahabat baiknya.
"Gue butuh seorang wanita untuk bermalam dengan gue malam ini juga." Farrel tahu bahwa Andra memiliki banyak kenalan para wanita malam.
Andra mengerutkan keningnya, "Lho lu kan punya banyak cewek, Rel. Lu tidurin aja salah satu cewek lu. Wah wah akhirnya sang playboy mau melepaskan keperjakaannya nih."
Andra malah menggoda Farrel.
Kalau Farrel meniduri salah satu diantara kekasihnya, itu akan terlalu beresiko, pasti akan dijadikan kesempatan untuk hamil mengandung anak Farrel. Tapi dengan Farrel melampiaskan hasratnya kepada wanita malam, Farrel tidak perlu bertanggungjawab.
"Gue butuhnya wanita malam."
Andra pun berpikir sejenak, kemudian dia berkata. "Hm ya udah, lu datang saja ke Hotel Bonita, nanti lu masuk ke kamar nomor 116. Gue punya kenalan seorang cewek, namanya Fanny. Dia sering standby disana. Nanti gue hubungi si Fanny buat siap-siap."
Namun, bagaimana kalau ternyata Farrel salah masuk ke dalam kamar? Dia malah masuk ke kamar seorang wanita yang akan melakukan malam pertama dengan suaminya? Karena sebenarnya wanita malam yang bernama Fanny itu selalu standby di kamar nomor 119.