Ambil Saja Suamiku

" Abang berangkat dulu ya ". pamit Aldi , tidak lupa ia pun mencium kening Nina begitu lama.

" Iya , hati - hati Bang , bekalnya sudah aku bawain sekalian ". Sebenarnya Nina sudah menawarkan akan membawakan makan siang ke kantor Aldi , namun Aldi menolaknya karena tidak ingin menambah beban pekerjaan bagi Nina , ia tau pekerjaan Nina juga sangat banyak.

Mengurus catering sungguh melelahkan, Aldi tau rasanya , karena ia juga suka membantu Nina jika ia libur kerja.

Beruntung sekarang Nina tidak perlu ke pasar, cukup dengan menggunakan telpon semua yang ia butuhkan akan datang sendiri ke rumahnya.

Cateringnya sudah lumayan di kenal , dan pesanan terus saja masuk meski itu hari biasa. Pegawainya pun bertambah , Nina sekarang di segani dan di hormati .

Banyak membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat di lingkungannya tidak membuatnya besar kepala.....bahkan ia semakin merendah .

" Terima kasih sayang , timbangan Abang sudah naik terus, kayaknya Abang makin gemuk gara - gara masakan istri Abang yang selalu menggugah selera ".

" Bagus dong, itu artinya aku bisa mengurus kamu Bang ".

" Iya , tapi Abang harus rajin olah raga juga Yang ".

" Olah raga saja , enggak perlu ijin dariku kan Bang ".

" Justru itu harus dengan persetujuan kamu Yang , kan olah raganya bareng sama kamu ". Aldi mengedipkan sebelah matanya, tapi Nina belum ngeh juga, hingga Aldi membisikkan sesuatu ke Nina.

" Abang ih , itu mulu deh , enggak bosan apa , hampir tiap malam kita melakukannnya ?".

" Jangan sampai dong Yang , kayaknya juga enggak bakalan bosen deh , habis kamu bikin nagih , dan akkhhhh ......".

" Kenapa Bang ?".

" Baru bahas beginian aja punya Abang sudah tegang Yang ". Bisik Aldi sengaja ke telinga istrinya, sekaligus mencuri ciuman di pipi Nina....Nina memutar bola matanya malas.

" Semalam juga sudah , Abang mending berangkat deh dari pada kelamaan di rumah makin tambah mesyum ". Nina membalikkan badan Aldi dan mendorongnya sampai di mana motor besar suaminya itu terpakir.

" Abang di usir nih Yang ?".

" Iya , sana cepat pergi , tapi cepat pulang juga ya , Abang jangan mampir - mampir loh !".

" Siap , Abang berangkat , kamu juga hati - hati di rumah , kalau mantan datang kasih racun saja ".

Nina tergelak , " Abang yang nyuruh ya ".

" Kalau bisa jangan yang langsung mati , biar dia tersiksa dulu gitu ".

" Dih makin kejam...berangkat sana Bang , makin ngaco kan ".

Setelah drama pagi ini , Aldi akhirnya berangkat juga , meski Nina harus menahan malu , karena Aldi tidak akan pergi sebelum Nina mencium kedua pipinya.

" Sudah berangkat Mbak Nin ?".

" Sudah Nur ".

" Tau enggak Mbak , nganter ke depan aja , Mbak Nina menghabiskan waktu hampir setengah jam loh ".

" Masa sih Nur....lama ya ?".

" Lama lah , oseng kangkung yang Nur buat aja sampai matang gini ".

" Hah iya ".

" Mas Aldi cinta berat sama Mbak Nin kayaknya , istilah orang bilang Bucin gitu ya Mbak , masa mau nglepas buat berangkat kerja saja sampai enggak rela begitu ".

" Aku bersyukur Nur , kalau memang Bang Aldi benar - benar cinta padaku , Aku ingin ini pernikahan terakhir bagiku Nur ".

" Aamiin Mbak , semoga do'a Mbak Nina terkabul ".

" Buat kamu juga Nur semoga do'a kamu juga terkabul , bagaimana hubungan kamu dengan wawan ?".

" Jangan di bahas Mbak , bukan jodoh Nur mungkin ".

" Kenapa?".

" Dia enggak mau karena Nur sudah punya dua anak , dia masih bisa terima meski janda asal tidak punya anak ".

" Masa mau sama emaknya enggak mau sama anaknya ?".

" Ya gitu lah , katanya ia mau mengurus kalau itu anak kandungnya ".

" Jahat banget sih si Wawan ".

" Biar aja Mbak , Nur bersyukur dia jujur dari pada kita udah nikah , bisa - bisa Nur janda untuk yang kedua kalinya nanti ".

" Iya kali ya Nur ".

" Ya udah Mbak , Nur enggak ambil pusing, fokus Nur sekarang nyari duit buat sekolah Noval dan Deni , ayo lanjut kerja Mbak ".Nina tertawa , bukannya dia malah Nur yang memerintahnya .

Tidak terasa sudah hampir sebulan pernikahan Aldi dan Nina berjalan. Selama tinggal di rumah itu, Nina merasa lega karena Arga dan Kiran untuk saat ini tidak lagi datang

*

*

Arga baru saja memarkirkan motornya , ia terpaksa melepas mobilnya karena terlalu berat untuk membayar cicilannya.

Saat bersama Nina , Arga tidak membayar uang kontrakan , dan yang membuat mereka boros memakai uang karena Kiran tidak mau memasak alhasil mereka selalu membeli makanan untuk di makan setiap harinya.

Kiran tidak seperti Nina , di kasih berapapun tidak akan protes.

Kiran melangkah dengan kesal, bayangan hidup mewah bersama Arga sirna sudah , bahkan mereka berdua sekarang masih tinggal di rumah kontrakan Kiran.

" Tau begini aku tidak mau merayu kamu dan dinikahi kamu Mas ". Gerutunya....sayangnya Arga mendengar semua itu.

Arga meremas tangannya , jika saja Kiran bukan seorang wanita, sudah pasti akan ia hajar mulutnya. Kali ini ia sedang lelah dan malas meladeni Kiran.

Tiap hari pertengkaran adalah makanan utama bagi Arga , ada saja yang sengaja Kiran ciptakan agar terjadi pertengkaran.

Mungkin Kiran lelah karena bukannya senang malah susah hidup dengan Arga. Ia memang sengaja melakukan sesuatu yang selalu memancing amarah Arga , karena Kiran berharap terucap kata talak dari suami sirinya itu.

Dengan begitu ia bisa mencari lagi mangsa yang lain , yang bisa membuatnya senang dengan bergelimang harta....targetnya sekarang tidak harus tampan yang terpenting banyak uangnya....Kiran tidak mau hidup susah .

Untuk apa tampan jika seperti Arga , lelaki kere seperti dia hanya membuat darah tingginya naik setiap hari.

" Jangan harap aku akan menceraikan kamu jika aku tidak bisa mendapatkan kembali Nina , kita akan hidup menderita bersama , aku tidak mau hancur sendirian, kamu juga harus ikut merasakannya karena semua ini berawal dari kamu Ran ". Ucap janji Arga masih berada di halaman , tentu saja Kiran tidak mendengarnya.

Arga tidak jadi masuk ke dalam rumah, ia kembali naik ke atas motornya dan melajukan motor itu tanpa tujuan..

Hingga tanpa Arga sadari , motornya berhenti di depan rumah Nina.

" Kok aku sampai di sini sih, apa karena terlalu rindu sama Nina ya....hampir sebulan kayaknya aku tidak bertemu dengannya ".

Arga masih berdiam diri di atas motornya, ada rasa enggan untuk mengetuk pagar rumah Nina, hingga.....sebuah motor besar berhenti , membuka gerbang dan masuk ke dalam sana .

" Bukankah itu Aldi , ngapain dia kesini....lancang juga sampai buka gerbang sendiri tidak ijin dulu sama Nina ".

Cukup lama Arga menunggu , tapi kenapa laki - laki itu tak kunjung keluar dari rumah Nina....apa yang sedang mereka di dalam sana....aaarrrgggghhh .

Arga mengeram marah , berbagai pikiran buruk terlintas di otaknya.

Bersambung...

di Vote , di like dan comment ya ....