Di dunia di mana kekuatan adalah segalanya, Liu Han hanyalah remaja 14 tahun yang dianggap aib keluarganya. Terlahir dengan bakat yang biasa-biasa saja, dia hidup dalam bayang-bayang kesuksesan para sepupunya di kediaman megah keluarga Liu. Tanpa ayah yang telah terbunuh dan ibu yang terbaring koma, Liu Han harus bertahan dari cacian dan hinaan setiap hari.
Namun takdir berkata lain ketika dia terjebak di dalam gua misterius. Di sana, sebuah buku emas kuno menjanjikan kekuatan yang bahkan melampaui para immortal—peninggalan dari kultivator legendaris yang telah menghilang ratusan ribu tahun lalu. Buku yang sama juga menyimpan rahasia tentang dunia yang jauh lebih luas dan berbahaya dari yang pernah dia bayangkan.
Terusir dari kediamannya sendiri, Liu Han memulai petualangannya. Di tengah perjalanannya menguasai seni bela diri dan kultivasi, dia akan bertemu dengan sahabat yang setia dan musuh yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ujian dan Tribulasi
Perjalanan menuju Sekte Pedang Langit membawa Ling Yan dan Liu Han melewati berbagai medan yang menantang—hutan lebat, sungai kecil, hingga bukit berbatu. Di sepanjang perjalanan itu, Ling Yan sengaja memberi Liu Han kesempatan untuk melatih kemampuan bertarungnya.
Setiap kali mereka bertemu dengan spiritual beast, Ling Yan memutuskan untuk tidak ikut campur, kecuali jika keadaan benar-benar berbahaya.
“Xiao Han,” kata Ling Yan suatu kali saat mereka mendekati hutan yang dipenuhi aura spiritual. “Kita mungkin akan bertemu beberapa spiritual beast di sini. Aku ingin kau menghadapi mereka sendiri. Pertarungan langsung adalah cara terbaik untuk belajar.”
Liu Han menatap Ling Yan dengan sedikit ragu. “Bagaimana jika aku tidak bisa mengalahkan mereka?”
Ling Yan tersenyum kecil. “Aku ada di sini. Kalau kau benar-benar kesulitan, aku akan membantumu. Tapi aku yakin kau bisa mengatasinya.”
Pertemuan pertama terjadi tak lama setelah mereka memasuki hutan. Seekor Serigala Taring Baja, yang berada di lapisan ketiga Qi Gathering, muncul dari balik semak-semak, menatap Liu Han dengan mata tajam penuh niat membunuh.
Liu Han menggenggam pedangnya erat, mencoba tetap tenang. Dengan langkah ringan, dia melangkah ke depan, mengarahkan pedangnya ke serigala itu.
“Fokus, Xiao Han,” kata Ling Yan sambil berdiri di belakang, mengamati dengan cermat. “Jangan terlalu agresif. Tunggu kesempatan.”
Serigala itu melompat ke arah Liu Han dengan kecepatan luar biasa. Liu Han menangkis serangan itu dengan pedangnya, lalu memutar tubuh untuk meluncurkan tebasan horizontal. Meskipun serangannya tidak langsung melukai serigala, dia berhasil membuatnya mundur.
Setelah beberapa serangan bolak-balik, Liu Han akhirnya menemukan celah. Dengan gerakan cepat, dia mengayunkan pedangnya ke arah leher serigala itu, mengakhiri pertarungan.
Ling Yan mengangguk puas. “Bagus. Tapi kau masih terlalu kaku dalam gerakanmu. Ingat, fleksibilitas adalah kunci dalam menghadapi lawan yang lebih cepat.”
Liu Han mengangguk, menyeka keringat dari dahinya. Meskipun lelah, dia merasa mendapatkan pengalaman berharga dari pertarungan itu.
Setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di sebuah lembah sunyi yang dikelilingi tebing-tebing tinggi. Ling Yan memutuskan bahwa ini adalah tempat yang baik untuk mencoba menembus ke ranah Earth Realm.
“Xiao Han,” katanya sambil duduk bersila di atas batu besar. “Aku akan mencoba menerobos ke ranah berikutnya. Ini adalah momen penting, jadi aku butuh kau berjaga-jaga. Tribulasi akan datang, dan aku tidak bisa membiarkan diriku terganggu.”
Liu Han mengangguk tegas. “Aku akan melindungimu, Kak Ling.”
Ling Yan memejamkan matanya, mulai mengumpulkan energi spiritual di sekitarnya. Aura ungu yang khas dari kekuatannya mulai berputar di sekelilingnya, semakin kuat setiap detiknya.
Langit yang sebelumnya cerah perlahan berubah. Awan gelap berkumpul di atas lembah, dan suara gemuruh terdengar dari kejauhan. Liu Han menatap langit dengan tegang, menyadari bahwa tribulasi petir Ling Yan sedang mendekat.
Tiba-tiba, kilatan petir pertama meluncur dari awan gelap, menghantam Ling Yan dengan kekuatan besar. Tubuhnya bergetar, tetapi dia tetap bertahan, menyerap energi petir itu ke dalam tubuhnya untuk memperkuat fondasi kultivasinya.
Petir kedua datang dengan lebih besar dan lebih cepat. Kali ini, Ling Yan menggertakkan giginya, mengarahkan semua energinya untuk menahan serangan itu. Tubuhnya terluka, tetapi dia tidak menyerah.
“Dia sangat kuat,” pikir Liu Han, mengagumi tekad Ling Yan meskipun tubuhnya tampak bergetar hebat di bawah tekanan petir.
Ketika petir ketiga muncul, langit seolah-olah terbelah. Kilatan cahaya itu jauh lebih besar dari dua sebelumnya, menyelimuti Ling Yan dengan energi yang cukup untuk menghancurkan batu besar di sekitarnya.
Liu Han hampir melangkah maju, tetapi dia menahan dirinya. Dia tahu bahwa ini adalah ujian yang harus dilalui Ling Yan sendiri.
“Bertahanlah, Kak Ling,” bisiknya pelan, menggenggam pedangnya erat untuk berjaga-jaga jika ada ancaman lain yang muncul.
Ketika petir ketiga akhirnya mereda, Ling Yan masih duduk di tempatnya. Tubuhnya penuh luka bakar kecil, dan napasnya terdengar berat. Namun, aura di sekelilingnya berubah. Itu bukan lagi aura puncak *True Foundation*. Sebaliknya, aura itu terasa jauh lebih kuat, lebih stabil, dan penuh dengan tekanan yang hanya dimiliki oleh kultivator di ranah Earth Realm.
Ling Yan membuka matanya perlahan, dan senyum tipis muncul di wajahnya. “Aku berhasil,” katanya dengan suara pelan tetapi penuh kepuasan.
Liu Han mendekat, membantu Ling Yan berdiri. “Kak Ling, itu luar biasa. Aku hampir tidak bisa percaya melihat bagaimana kau menahan tribulasi itu.”
Ling Yan tertawa kecil, meskipun tubuhnya masih terlihat lemah. “Tribulasi adalah bagian dari jalan kita sebagai kultivator. Tapi aku tidak bisa melakukannya tanpa keyakinan bahwa kau ada di sini untuk berjaga.”
Liu Han tersenyum, merasa lega melihat Ling Yan berhasil menerobos.
Setelah beberapa jam istirahat untuk memulihkan diri, mereka melanjutkan perjalanan. Ling Yan, meskipun masih merasa lelah, terlihat lebih percaya diri dengan kekuatan barunya.
“Kak Ling, bagaimana rasanya berada di ranah Earth Realm?” tanya Liu Han, mencoba memecah keheningan.
Ling Yan tertawa kecil. “Rasanya seperti dunia ini terbuka sedikit lebih lebar. Tapi itu hanya langkah pertama. Perjalanan kita masih panjang, Xiao Han.”
Liu Han mengangguk. “Aku akan terus berlatih dan menjadi lebih kuat. Aku ingin bisa bertarung di sisimu tanpa menjadi beban.”
Ling Yan menepuk pundak Liu Han. “Kau sudah jauh berkembang, Xiao Han. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Dengan bakatmu, aku yakin kau akan melampaui banyak orang di masa depan.”
Dengan semangat baru dan tujuan yang jelas, mereka melanjutkan perjalanan menuju Sekte Pedang Langit, membawa tekad yang lebih kuat untuk menghadapi apa pun yang menanti mereka.
Setelah istirahat yang cukup untuk memulihkan stamina Ling Yan pasca-tribulasi, mereka melanjutkan perjalanan ke Sekte Pedang Langit. Langit pagi yang cerah memberikan suasana tenang, tetapi Ling Yan tetap waspada, sementara Liu Han terus memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengasah kemampuan dan kekuatannya.
Dalam perjalanan itu, Ling Yan kembali menemukan bakat luar biasa Liu Han. Dengan setiap pertarungan melawan spiritual beast atau latihan intensif di malam hari, aura Liu Han semakin kuat. Dia berhasil menaikkan kultivasinya dari lapisan kelima Qi Gathering ke lapisan ketujuh hanya dalam beberapa hari.
Ketika Ling Yan menyadari ini, dia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
“Xiao Han,” katanya suatu malam saat mereka berhenti di tepi sungai kecil. “Kecepatanmu dalam menaikkan kultivasi benar-benar… mengerikan. Kau seperti jenius muda yang muncul dari cerita legenda.”
Liu Han hanya tersenyum tipis sambil memasukkan rumput Vitalitas Qi yang telah dia panen sebelumnya ke dalam kantong penyimpanannya. “Aku hanya beruntung, Kak Ling. Aku memiliki sumber daya yang cukup untuk mendukung kultivasiku.”
Ling Yan menggeleng, memandangi Liu Han dengan penuh rasa ingin tahu. “Sumber daya memang penting, tetapi bukan itu yang utama. Akar spiritualmu pasti luar biasa. Hanya dengan itu kau bisa menyerap energi spiritual secepat ini tanpa merusak fondasimu.”
Liu Han tidak membantah, tetapi juga tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Dia tahu bahwa garis keturunan spiritualnya yang berubah menjadi akar emas adalah salah satu alasan kecepatan kultivasinya, tetapi buku emas yang menyatu dengan tubuhnya tetap menjadi rahasia yang dia simpan rapat-rapat.
Setelah beberapa hari perjalanan, mereka akhirnya mendekati wilayah perbatasan Sekte Pedang Langit. Gunung-gunung megah yang menjadi rumah sekte itu mulai terlihat di kejauhan, puncaknya diselimuti awan putih yang tenang.
Namun, sebelum mereka memasuki wilayah sekte, Liu Han memutuskan untuk berbicara dengan Ling Yan secara langsung. Saat mereka berhenti untuk istirahat di sebuah dataran tinggi, Liu Han memanggil Ling Yan yang sedang memeriksa peta perjalanan mereka.
“Kak Ling, ada sesuatu yang ingin kuminta darimu,” kata Liu Han dengan nada serius.
Ling Yan menoleh, sedikit terkejut melihat ekspresi serius Liu Han. “Ada apa, Xiao Han?”
Liu Han terdiam sejenak sebelum melanjutkan. “Tentang kekuatan yang muncul saat melawan Mo Zu… mode yang aku sebut ‘Mode Transendent’. Aku ingin meminta Kak Ling untuk merahasiakannya, setidaknya untuk saat ini.”
Ling Yan mengernyit. “Kenapa? Dengan kekuatan seperti itu, kau bisa mendapatkan pengakuan luar biasa di sekte. Bahkan mungkin kau akan langsung diterima sebagai murid inti.”
Liu Han menggeleng. “Justru itu masalahnya, Kak Ling. Aku tidak tahu apa kekuatan itu sebenarnya. Jika aku terlalu menonjol sebelum aku memahaminya sepenuhnya, itu bisa menjadi pedang bermata dua. Aku khawatir orang-orang akan melihatku sebagai ancaman atau mencoba memanfaatkan aku.”
Ling Yan terdiam, merenungkan kata-kata Liu Han. Dia tahu pemuda itu memiliki alasan yang masuk akal, meskipun kekuatan itu jelas luar biasa. Akhirnya, dia menghela napas dan tersenyum kecil.
“Baiklah, Xiao Han. Aku akan merahasiakannya,” katanya. “Tapi aku harap, jika kau sudah memahami kekuatan itu, kau akan memberitahuku. Kau tahu aku ada di pihakmu.”
Liu Han tersenyum lega. “Terima kasih, Kak Ling. Aku berjanji, jika saatnya tiba, aku akan menceritakan semuanya.”
Ling Yan menepuk bahunya. “Baiklah. Kalau begitu, mari kita teruskan perjalanan. Sekte Pedang Langit sudah hampir di depan mata.”
Saat mereka melanjutkan perjalanan, aura megah Sekte Pedang Langit semakin terasa. Jalur setapak yang mereka lalui mulai dihiasi dengan patung-patung pedang besar, simbol kebanggaan sekte itu. Aura spiritual di udara juga semakin kuat, memberikan kesan bahwa mereka mendekati tempat di mana para kultivator hebat berkumpul.
Liu Han memperhatikan sekelilingnya dengan rasa kagum. Ini adalah pertama kalinya dia mendekati sekte besar, dan pemandangan ini memberikan kesan yang tak terlupakan.
“Kak Ling,” katanya sambil melirik patung-patung pedang itu. “Seberapa besar sekte ini?”
Ling Yan tersenyum. “Sekte Pedang Langit adalah salah satu sekte terbesar di wilayah ini. Wilayahnya meliputi beberapa gunung, dan murid-muridnya berasal dari berbagai tempat. Kau akan segera melihatnya sendiri.”
Liu Han mengangguk, merasa antusias tetapi juga sedikit gugup. Dia tahu bahwa langkah ini adalah awal dari babak baru dalam hidupnya—sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan peluang besar.
Dengan langkah pasti, mereka melanjutkan perjalanan menuju pintu masuk Sekte Pedang Langit, siap menghadapi apa pun yang menanti mereka di sana.
Bersambung...