(Sedang dalam proses perbaikan kata)
Ketika semua teman-temannya sudah menikah dan memiliki keluarga, Aldo seorang pria yang usianya hampir mencapai 30 tahun masih berjuang dalam urusan percintaannya. Ia telah bergonta-ganti pasangan lebih dari 100 kali dengan hubungan yang hanya berjalan selama beberapa Minggu dan tidak pernah lebih dari 1 bulan.
Di tengah sakit hatinya ketika kembali diputuskan oleh pacarnya yang entah sudah ke berapa kalinya, sebuah system kemudian datang untuk membantunya.
[Saya adalah system yang akan membantu Anda untuk menjadi seorang pria sejati, anda terpilih oleh system karena anda merupakan orang paling menyedihkan di dunia ini.]
Kedatangan system dengan banyak kemampuan spesial yang bisa ia dapatkan dengan mudah memanglah mengubah kehidupan Aldo 360 derajat, tapi misi yang diberikan oleh system juga sangatlah tidak masuk akal.
[Menikah dan membuat 10 anak. Hadiah: 1 miliyar Poin System, 1 miliyar Poin Kemampuan, 100 Miliyar Dollar, 100 tahun t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chp 2: Diusir Dari Kosan (Revisi)
Keesokan paginya, Aldo terbangun agak siang karena kelelahan setelah hari yang panjang. Ia menguap lebar sebelum melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 10.34.
"Sepertinya, tidak masuk kerja sehari tidak akan jadi masalah," gumamnya pelan, meski sudah bisa membayangkan wajah bosnya yang merah padam jika dia datang terlambat.
"Lagipula, aku punya hal yang lebih penting untuk dilakukan hari ini. System, kau di sana?" panggil Aldo.
[Saya selalu bersama Anda, Tuan.]
Syukurlah, ini bukan mimpi, pikir Aldo dengan lega.
"Ada misi untukku hari ini?" tanyanya penuh harap, berharap system memberinya sesuatu yang menarik. Namun, jawaban yang ia terima malah membuat semangatnya sedikit luntur.
[Pria sejati harus memiliki tubuh yang eksotis agar bisa menarik perhatian wanita. Jadi, misi pertama Anda adalah berolahraga.]
--- 𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫 ---
[Misi Harian]
Joging sejauh 1 km
Push-up sebanyak 30 kali
Sit-up sebanyak 30 kali
[Hadiah]
10 Poin System
10 Poin Kemampuan
Uang tunai Rp10.000
--- 𝔐𝔦𝔰𝔰𝔦𝔬𝔫 ---
"Apa tidak ada misi yang lebih berguna daripada olahraga? Seperti misi yang langsung memperkuat tubuhku atau memberiku kekayaan instan?" Aldo mengeluh sambil menghela napas.
[Saya adalah system yang dirancang untuk membantu Anda menjadi pria sejati, bukan untuk membuat Anda kaya. Masalah uang itu tanggung jawab Anda sendiri.]
[Lagipula, system sudah cukup baik dengan memberikan hadiah tunai. Apa itu masih kurang?]
Sejujurnya, Rp10.000 terasa sangat kecil bagi Aldo. Uang itu bahkan tidak cukup untuk membeli nasi bungkus yang layak. Namun, ia tahu menolak misi hanya akan menyulitkan dirinya sendiri di kemudian hari.
"Baiklah, aku terima misinya," katanya akhirnya sambil bangkit dari tempat tidur.
Hanya dengan mengenakan sepatu usang, celana pendek, dan kaus putih lusuh, Aldo bersiap untuk memulai misinya. Namun, langkahnya terhenti ketika seseorang memanggilnya.
"Eh, Tuan Aldo sudah bangun? Tumben siang begini. Apa semalam terlalu asyik bersenang-senang dengan pacarmu sampai lupa waktu?" sindir seorang wanita dengan nada tajam.
Aldo mendapati Bi Santan, pemilik kos-kosannya, berdiri di depan pintu dengan senyuman sinis. Wanita itu adalah janda beranak satu yang gemar berbicara tanpa filter.
"Ah, Bi Santan. Kemarin saya sangat lelah karena pekerjaan, jadi bangunnya agak siang," jawab Aldo dengan senyum terpaksa.
"Oh, begitu ya? Maaf kalau saya salah sangka," balasnya, pura-pura terkejut. "Ngomong-ngomong, putriku akan menikah beberapa bulan lagi dengan seorang manajer kaya. Saya harap kamu bisa datang ke pestanya."
"Benarkah? Kalau begitu, tolong sampaikan ucapan selamat dariku," jawab Aldo, meski senyum di wajahnya terasa semakin berat.
Putri Bi Santan adalah salah satu mantan Aldo beberapa bulan yang lalu. Namun, Aldo sudah lama melupakan semua mantan pacarnya karena jumlahnya yang terlalu banyak.
"Lalu, bagaimana denganmu? Kapan menikahnya?" tanya Bi Santan dengan nada menyindir.
Aldo tersenyum tipis. "Setelah aku menemukan wanita yang sempurna, aku akan menikahinya. Daripada terburu-buru menikah lalu bercerai, lebih baik menunggu yang terbaik."
Jawaban itu jelas ditujukan untuk menyindir Bi Santan, yang pernah menikah muda namun berakhir dengan perceraian. Wajah wanita itu seketika memerah karena marah.
"Kau... minta maaf sekarang atau aku usir dari tempat ini!" bentaknya.
Aldo, yang sudah muak, hanya mengangkat jari tengah ke arah wanita itu. "Simpan saja tempat menjijikkanmu itu bersama mulut kotormu!"
"Bagus! Keluar dari sini sekarang juga, dasar laki-laki tak tahu diri!" teriak Bi Santan.
Penghuni kos dan tetangga yang mendengar keributan itu hanya bergumam pelan.
"Nenek tua itu ribut lagi."
"Mentang-mentang punya menantu kaya, makin sombong saja."
Tatapan tajam Bi Santan membuat mereka buru-buru pergi. Sementara itu, Aldo mengemasi barang-barangnya ke dalam ransel besar. Barangnya memang sedikit, jadi tidak butuh waktu lama baginya untuk berkemas.
Kos-kosannya itu memang jauh dari nyaman—malam penuh nyamuk, siang dipenuhi kecoak, dan suara tikus bertarung di plafon membuat tidur Aldo tak pernah nyenyak.
Namun sebelum ia sempat pergi, Bi Santan kembali menghadangnya. "Eh, bayar dulu uang sewa bulan ini!"
Aldo menghela napas panjang. Dengan enggan, ia menyerahkan Rp1 juta untuk menutup urusan itu.
"Sekarang pergi, dan jangan pernah kembali!" seru Bi Santan puas.
Tanpa sepatah kata lagi, Aldo meninggalkan kos itu. Dalam hatinya, ia bersumpah akan membalas dendam suatu hari nanti.
[Sikap tegas dan keberanian Anda untuk tidak tunduk pada orang lain layak diapresiasi. Anda mendapatkan: 50 Poin System, 50 Poin Kemampuan, +5 Kharisma.]
Menarik juga, aku bisa mendapatkan hadiah hanya dengan bertindak, pikir Aldo sambil tersenyum tipis.
(Author: Maaf teks ini lebih pendek dari biasanya karena banyak yang dipotong setelah revisi)
kapan2 dukung karya abal2ku ya suhu...judule 'Psikiater, psikopat dan Pengkhianatan... trmksh...
itu pun kalau gak keikut arus 🤭🤭🤭
apa author gak tahu harga kos sederhana dan layak 😂😂😂🤣🤣
maaf thoor