Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Pernikahan Maryam Dan Reza
"Nona Maryam ... Sepertinya acara akan di langsungkan sebentar lagi, Bersiaplah.." Ucap seseorang diantara mereka yang telah mendapatkan kode melalui sambungan HT Miliknya.
***
Tangan -tangan terampil para wanita yang di minta kakek Amar untuk menyulap Maryam pun sudah selesai dengan tugasnya.
Setelah menyelesaikan tugasnya, satu per satu diantara mereka bergegas meninggalkan ruangan tersebut, menyisakan Maryam seorang diri di sana.
Hati dan perasaan Maryam saat ini sedang sangat tidak menentu , Jantung yang berdebar dengan hebatnya, menandakan sang pemilik sedang merasakan gugub yang luar biasa.
Disaat bersamaan Maryam melafalkan Dzikir untuk mengurangi kegelisahan dalam hatinya. Tidak berselang lama Seseorang masuk kedalam kamar, yang seketika membuyarkan lamunan maryam.
"Ummi" Ucap Maryam penuh semangat. Dan dibalas senyum oleh Ummi Maya, seraya mendaratkan pelukan dan kecupan bertubi-tubi di dahi Maryam yang hanya sedikit terlihat dari luar.
Maryam yang mendapati kedatangan Ummi nya langsung mencium punggung tangan Beliau dengan Takzim. Dan semakin mengeratkan Pegangan Tangan diantara mereka.
Ikatan batin yang terjalin antara ibu dan anak tersebut terjalin sangat kuat. ummi Maya membingkai wajah Maryam dengan kedua tangannya, dan saat itu Tanpa terasa bulir-bulir Bening merembes melalui sudut mata keduanya, Tanpa kata, hanya saling memandang. Ummi Maya mengetahui Bagaimana Perasaan dan kegundah gulanaan putrinya tersebut.
"Nak...! Ummi selalu berdoa, Semoga pernikahan kalian selalu di naungi Ridho Allah SWT. " ucap umi masih dengan Air mata yang terus mengalir di sudut matanya.
"Maafkan ummi yang tidak bisa berbuat apa-apa,"... Sergah ummi Maya kemudian
Suuuttttttt.....!!!! Seketika Maryam meletakkan ujung tangannya ke bibir ummi Maya.
Maryam tidak ingin uminya melanjutkan pembicaraannya, Maryam tidak ingin umminya semakin terisak dengan tangisnya. Sebisa mungkin Maryam menguatkan hati orang tua tersebut, meski hatinya sendiri Entah Seperti apa.
Maryam tidak ingin
"Ummi... Ini keputusan Maryam, Ummi tidak salah, dan umi tidak perlu meminta maaf" Jawab Maryam dengan lembut berusaha menguatkan hati orang tuanya
Hanya linangan Air mata yang dapat ummi tunjukan, Sudah habis rasanya Kata-kata umi untuk mengungkapkan betapa dirinya sangat terpukul.
"Tenanglah ummi... InshaAllah semua Akan Baik-baik saja, Maryam hanya membutuhkan dia dari ummi saja..." Tukas Maryam kemudian.
"Ummi akan selalu mendoakan nak, Mendoakan atas kebaikan mu dan Pernikahan kalian". Jawab Ummi seketika.
Setelah hati diantara keduanya cukup tenang dan mampu menguasai diri masing-masing. Ummi berusaha mencairkan suasana diantara mereka.
Ummi menceritakan tentang masa kecil Maryam , bagaimana manjanya dia dulu semasa kecil, sering berebut makanan atau mainan dengan kakaknya Mahira , namun selalu berakhir dengan Maryam yang justru mengalah kepada kakaknya, Masa-masa yang tidak akan pernah orang tua tersebut lupakan.
Ummi merasa baru sebentar Mengasuh Maryam, Sedari Maryam Lulus Sekolah Menengah Pertama Maryam sudah di Kirim ke pondok oleh Abi nya, dan Hanya bisa bertemu setiap 6 bukan sekali saat liburan semester. Baru saja Maryam Kembali ke pelukan Ummi nya, dan saat ini sudah harus menikah.
Mendengar cerita yang di sampaikan oleh ummi , Maryam merasa tenang dan bahagia. dengan Mengingat masa-masa kecil nya saja Maryam sudah bisa mengukir Senyum di bibir manisnya.
"Dulu.. Maryam Sangat suka berlarian kesana kemari... Dan sampai-sampai ummi kewalahan mengejar mu, Kamu akan Sangat senang ketika ummi kebingungan mencari dimana keberadaan mu, Maryam kecil akan tertawa terbahak-bahak kalau ummi sudah menemukannya " Ucap ummi pelan dengan pandangan tertuju ke arah Maryam.
Dengan rasa penuh haru dan bahagia , Maryam hanya memperhatikan setiap kisah yang Umminya ceritakan, dengan sesekali tersenyum kearah ummi nya.
"Ummi bahagia Sekali... Anak ummi yang dulu Selalu suka jika ummi menggendongnya, Saat ummi Menceritakan Satu Dongeng sebelum tidur, dan Tidak terasa Saat ini Maryam akan Menikah, dan Menjadi Seorang istri, Tidak Terasa waktu berlalu begitu Cepat" Tukas Ummi Maya kemudian.
"Ummi... Ummi jangan sedih ya, InshaAllah Maryam akan Sering-Sering mengunjungi Ummi dan Abi" Ucap Maryam penuh haru, dengan beberapa kali mencium Punggung tangan Bidadari Surganya itu.
Ummi Maya hanya memberikan senyum kebahagiaan yang di perlihatkan di wajah nya yang tidak lagi muda.
"Bersiaplah nak... Mungkin sebentar lagi Ijab Qobul akan di mulai, Tadi Abi beserta yang lainya sudah siap di Ballroom Hotel" Tukas ummi Maya dengan lembut disertai Usapan di punggung putrinya.
Maryam dan Ummi Maya memang hanya menunggu di dalam ruangan tersebut sampai Lafaz Ijab Qobul selesai di ucapkan oleh Reza. Namun dalam ruangan tersebut Ummi Maya dan Maryam dapat melihat dengan jelas, melalui layar televisi setiap prosesi yang di lakukan. Dan bagaimana setiap rangkaian Acara di laksanakan.
Dengan Debaran Jantung yang sudah tidak menentu, Maryam memperhatikan Secara seksama melalui Layar televisi di dalam ruangannya. Dimana Penghulu yang masih mempersiapkan Berkas-berkas yang akan di tanda tangani Setelah selesai pengucapan Lafaz Ijab Qobul.
Terlihat pula disana Abi Hanif yang duduk tepat di hadapan Reza, dan Abi Hanif selaku Wali dari Maryam yang akan Memimpin Acara Ijab Qobul tersebut, dan Kakek Amar yang duduk di Samping Pinggir bersebelahan dengan Reza yang bertugas sebagai saksi.
Terlihat pula beberapa saudara, dan keluarga besar Maryam disana. duduk berjajar rapi menyaksikan rangkaian Acara yang berlangsung.
Sesekali Ummi Maya menguatkan putrinya tersebut dengan menggenggam Tangannya yang terasa lebih dingin dari biasanya.
Terlihat melalui Pandangan mata Maryam bagaimana Tampan dan Rupawannya Calon suaminya itu, seketika tersirat Senyum di bibir Mungil Maryam.
Bagaimana Seorang Reza Abizar El-Sirazy, Seorang CEO Kaya raya yang terkenal memiliki hati dingin, dan sebentar lagi akan SAH menjadi suaminya, Menjadi pendamping hidupnya, Menjadi Pelengkap Hidupnya, dan Menyempurnakan Separuh dari ibadahnya.
"Ummi.... " Ucap Maryam lirih yang merasa sangat Gugup.
"Tenang sayang, Berdzikir lah, InshaAllah semuanya Akan Lancar " Ucap ummi Maryam menenangkan.
***
Di dalam Ruangan Besar terdapat Dekorasi yang sangat mewah, dan bunga-bunga yang tersusun Rapi, dan Indah di setiap sudut dan sisi ruangan tersebut, Semerbak harum dari Bunga Yang menyeruak di dalam ruangan tersebut membuat hati menjadi tenang.
Bunga Peony dan Bunga Gardenia lah yang di pilih oleh kakek Amar, bunga yang Menjadi simbol dari Kesetiaan dan Cinta kasih antara Mempelai Pria dan Wanita, yang saat ini menghiasi seluruh Ruangan tersebut.
Duduklah Reza Abizar El-Sirazy disana Tepat di hadapan Orang Tua Maryam Albatul Rahmah, Gadis cantik yang sebentar lagi akan SAH menjadi istrinya.
Berbeda dengan Maryam yang tampak gugup meski berada di ruangan yang sepi dan hanya bersama dengan Ummi Maya. Maryam merasakan gugup dan tegang yang sangat luar biasa.
Namun Bagi Reza hal ini merupakan sesuatu yang biasa, karena ini bukan kali pertama bagi Reza mengucapkan Ikrar Ijab qobul. dan Merupakan pengalaman ke dua baginya, hal ini menjadikan Reza lebih tenang dalam setiap prosesinya.
Terlebih juga karena pernikahannya kali ini adalah permintaan dari sang kakek, bukan keinginan dari diri Reza sendiri.
Selain kakek Amar, disana juga duduk seorang wanita yang berusia sudah cukup sepuh, Yang merupakan Nenek dari Reza Abizar El Shirazy yaitu Nenek Halimah. Jarang terlihat memang, namun dalam acara Pernikahan cucunya ini beliau tetap memaksakan untuk hadir meski dalam kondisi tidak sehat.
Sejak Rencana Perjodohan Reza dengan Salah satu Putri dari sahabat Kakek Amar, Nenek Halimah merupakan orang yang paling bersemangat mendukung rencana tersebut.
Terlebih mengetahui jika Calon cucu Menantunya ini merupakan wanita yang Sholihah, wanita yang senantiasa menjaga pandanganya, Berbeda dengan Mantan Cucu Menantunya dulu, atau Mantan istri Reza yg pertama.
Nenek Halimah jarang terlihat memang dikarenakan sedang mengalami sakit, sudah sejak lama tepatnya sejak Reza bercerai dengan Mantan istri sebelumnya.
Sejak saat itu kondisi nenek Halimah semakin menurun. Dan hal itu lah yang menjadikan salah satu alasan Kakek Amar Segera mencarikan Pendamping untuk Cucu Semata wayang nya ini.
"Bagaimana Mas Reza Apa sudah siap?..." Ucap Penghulu kepada Reza , yang seketika di jawab dengan mantap
"SIAP!!" Tanpa keraguan Reza menjawab
"Alhamdulillah, Baiklah mas Reza Saya akan menjelaskan beberapa tatacara dalam Ijab qobul ini"... Ucap penghulu menjelaskan beberap tatacara dalam ijab khabul
1) Ta’ayin Az Zaujain
Ta’ayin Az Zaujain, yakni menyebutkan secara pasti mempelai wanita yang hendak dinikahkan. Misalnya harus menyebutkan nama secara lengkap. Contohnya seperti “saya nikahkan anda dengan anak saya
2) Harus Ada Keridhaan dari Kedua Mempelai
Jika misalnya ada salah satu pihak yang akan dinikahkan tidak setuju, maka otomatis akad nikah tidak akan sah.
Namun beda cerita jika mempelai wanita belum balig, maka keputusan boleh diwakilkan pada wali nya. Tanpa meminta persetujuan calon mempelai wanita tersebut.
3) Adanya Wali
Menurut sabda HR. AL-Khamsah yang artinya tidak ada atau tidak sah sebuah pernikahan jika tidak ada wali. Dengan begitu sudah dapat menjelaskan jika syariat islam telah mewajibkan seorang wanita harus didampingi wali supaya pernikahannya sah.
4) Adanya Saksi
Ada hadist dari Imran bin Hushain yang artinya “tidak ada pernikahan kecuali dengan wali dan dua saksi yang berlaku adil”. Ini cukup menjelaskan jika kriteria akad nikah yang sah yaitu harus terdapat saksi.
Pengucapan lafadz Ijab yang akan di Ucapkan oleh Penghulu / Ayah dari mempelai wanita yang Setelah selesai di ucapkan harus segera di jawab oleh Mempelai Pria tanpa adanya Jeda, Karena itu merupakan Syarat Sah nya Qobul.
"Dan inshaAllah semua syarat di atas sudah terpenuhi semua, maka dari itu Acara Segera saja kita mulai" Ucap Penghulu tersebut.
Diketahui bahwa dalam pernikahan Maryam Dan Reza ini yang akan menikahkan adalah Langsung oleh Abi Hanif, atau merupakan Ayah kandung dari Maryam Albatul Rahmah.
Dengan Mantap Abi Hanif menjabat tangan calon menantunya tersebut .
“Ananda Reza Abizar El Shirazy bin Alm. Lukman Amar Pratama, Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Putri saya yang bernama Maryam Albatul Rahmah, dengan maskawinnya berupa Seperangkat Alah Sholat, Perhiasan Emas Sebesar 24 Karat , dan Uang Tunai Sebesar Seratus Sembilan puluh Satu Juta, Dua Ratus Dua Puluh Dua Rupiah dibayar Tunai.”
"Saya Terima Nikah Dan Khawinya Maryam Albatul Rahmah Binti Muhammad Hanif Dengan Maskawin Tersebut Dibayar Tunai"
"Bagaimana Saksi , Sah???" Ucap penghulu
SAH
"Sah"
"Sah"
"Sah"
Alhamdulillah .....
Seketika Penghulu Membacakan Doa kepada kedua mempelai.
اَللّٰهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ اٰدَمَ وَحَوَّاءَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَسَارَةَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ سَيِّدَنَا يُوْسُفَ وَزُلَيْخَاءَ وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَيِّدَتِنَا خَدِيْجَةَ الْكُبْرَى وَأَلِّفْ بَيْنَهُمَا كَمَا أَلَّفْتَ بَيْنَ سَيِّدِنَا عَلِيِّ وَسَيِّدَتِنَا فَاطِمَةَ الزَّهْرَاءَ
Allâhumma allif bainahumâ kamâ allafta baina Adam wa Hawwa, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ Ibrâhîm wa Sârah, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ Yûsuf wa Zulaikha, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ Muhammadin shallallâhu ‘alaihi wa sallama wa sayyidatinâ Khadîjatal kubrâ, wa allif bainahumâ kamâ allafta baina sayyidinâ ‘Aly wa sayyidatinâ Fâthimah az-Zahrâ
Artinya: “Ya Allah, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Adama dan Hawa, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Ibrahim dan Sarah, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Nabi Yusuf dan Zulaikha, rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Baginda Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallama dan Khadijah Al-Kubra, dan rukunkan keduanya sebagaimana Engkau rukunkan Ali dan Fathimah Az-Zahra.”
***
[[Mohon dukungan untuk Karya Saya Yang masih Jauh dari Kata Baik ini ya ]]
[[Terima kasih Telah Bersedia Membaca Karya Saya- Sehat dan Lancar Rejeki Selalu ]]