Sarah seorang wanita yang dibenci dan di pandang buruk oleh semua orang, karena berhasil menikahi seorang pria kaya raya dengan cara yang licik.
Semua orang membencinya dan menghinanya, hingga suatu hari ia bertemu dengan orang yang sangat membencinya tapi akhirnya orang itu malah terobsesi kepadanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OSP : Bab 28
Hujan turun dengan deras, Damini menemani Dodi untuk beristirahat di dalam kamar. Sementara Sarah dan Andrew berada di teras rumah dengan mata yang menatap air hujan yang turun dari langit, dan menciptakan suasana yang terasa sangat sejuk dan indah.
"Ayahmu sakit parah.. Kenapa kau tidak kembali membawanya ke rumah sakit." Tanya Andrew dengan mata yang masih fokus pada air hujan.
"Kondisinya sudah tidak memungkinkan, tubuhnya sudah sangat lemah. Jadi kami hanya bisa membawanya pulang." Jelas Sarah dengan tatapan dingin, meski ia membenci Andrew tapi pria itu telah membantunya membuat ayahnya bisa tersenyum dan ceria lagi untuk hari ini.
"Jadi selama kau menikah Reno tidak pernah datang ke sini? Apa dia tahu ayahmu sedang sakit parah." Tanya Andrew yang merasa penasaran, ia ingin tahu bagaimana hubungan asli Reno dan Sarah.
Sarah tersenyum mengejek, "Apakah itu penting, kenapa sekarang kau jadi banyak bertanya tentang kehidupan ku?" Tanya Sarah yang enggan menjawab pertanyaan dari Andrew.
"Aku hanya ingin lebih tahu tentang dirimu, apa masalahnya... Lagi pula, dimana ayahmu akulah suami mu." Jelas Andrew dengan senyuman di wajahnya.
Sarah tersenyum mengejek, "Hubungan ku dengan Reno hanya sebatas sebuah pernikahan biasa, kami tidak pernah tidur bersama.. Aku juga hanya beberapa kali bertemu dengannya selama 2 tahun terakhir ini dan lagi dia juga tidak pernah tertarik tentang ku." Jelas Sarah yang menceritakan hubungannya dengan Reno.
"Jadi kau menikah dengan pria itu, apa karena kau butuh uang untuk pengobatan ayahmu?" Tanya Andrew yang seakan bisa membaca situasi yang tengah terjadi saat ini.
Sarah tersenyum dan menyandarkan punggungnya di sebuah tiang, ia menatap ke arah hujan yang turun secara perlahan dan membuat kebisingan yang menyejukkan telinga.
"Mau aku menikah atas tujuan apapun, semua itu tidak ada urusannya denganmu. Lagi pula kita baru saling kenal, terlebih lagi aku tidak menyukai mu! Jadi sebaiknya kau jangan bersikap seolah kau mengenal ku, hingga kau ingin tahu tentang ku lebih jauh lagi." Jelas Sarah dengan tatapan mencemooh.
Andrew terdiam sejenak, wanita di sampingnya memang tidak pernah menjaga ucapannya.
Andrew perlahan berjalan mendekati Sarah, kini mereka saling berhadapan satu sama lain. "Cuaca sedang dingin, harusnya kau menggunakan baju hangat." Ucap Andrew yang memberikan jas miliknya dan memasangkannya di pundak Sarah.
Sarah terdiam sejenak, "Setelah hujan reda kau bisa langsung pulang." Jelas Sarah yang langsung kembali melepaskan jas milik Andrew dan menyerahkan kembali kepada pria itu.
"Pakailah, aku tahu cuaca sedang dingin." Jawab Andrew dengan tatapan hangat di matanya.
Sarah terdiam, "Aku tidak butuh rasa simpati mu itu." Jelas Sarah yang menarik tangan Andrew dan menyerahkan jas pria itu.
Andrew tersenyum dan malah menarik tangan Sarah yang membantu wanita itu masuk ke dalam pelukannya, hidung Sarah bisa mencium aroma maskulin dari tubuh Andrew. Wangi parfum Andrew seakan membuat candu bagi setiap wanita yang mencium wanginya.
Hingga Sarah tersadar ia langsung mendorong tubuh Andrew dan menatap pria itu dengan tajam. "Jangan macam-macam." Jelas Sarah dengan kesal.
Andrew tersenyum, wanita di depannya seperti seekor anak kucing liar yang harus di jinakkan.
"Aku hanya memeluk mu dan tidak melakukan hal aneh-aneh, dan jika aku macam-macam mungkin aku sudah membawa mu ke atas ranjang dan mengajak mu bercinta." Jelas Andrew dengan senyuman di wajahnya.
Otak Sarah malah kembali mengingat momen panasnya dengan Andrew, ia langsung mengusir pria itu dengan tegas. Tapi Andrew malah menggelengkan kepalanya dengan pelan, "Ayah mu meminta ku untuk menginap, dan aku tidak bisa menolak." Jelas Andrew.
"Di rumah ku sudah tidak ada kamar kosong, jika kau ingin menginap kau bisa menginap di luar." Jelas Sarah dengan tegas, ia menolak keras kedatangan Andrew yang malah bertindak seakan pria itu adalah tuan rumah.
Andrew tersenyum tipis, "Apa kau lupa, di sini aku berperan sebagai suami mu. Tentu saja aku harus tidur satu kamar dengan mu, lantas jika aku tidur di luar.. Apa yang akan ayahmu pikirkan tentang hubungan kita." Jelas Andrew.
Sarah menggelengkan kepalanya, ia tidak menyangka jika Andrew adalah orang yang pintar mencari alasan untuk bisa tetap tinggal.
"Mulutmu memang hebat dalam bersilat lidah." Jelas Sarah dengan tatapan mata yang mencemooh.
"Jangankan bersilat lidah.. Lidahku ini sangat pandai dalam memainkan banyak hal, yang membuat seseorang ketagihan." Bisik Andrew tepat di telinga Sarah, yang membuat wanita itu kesal dan wajah yang memerah.