Dibunuh oleh suaminya sendiri dikehidupan sebelumnya, lalu dia kembali sebelum semua pengkhianatan dari sang suami dia rasakan.
Kembali untuk membalas rasa sakit dan kematiannya dengan cara yang cantik, memabalas dengan begitu tenang namun mematikan.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kehidupanku lagi. Kau pernah membunuhku demi wanita itu, jadi aku akan membuatmu dan wanita itu bersama menikmati apa yang pernah aku rasakan!"
Jangan lupa memberi dukungan pada karya-karya Ana ya 😄
Dukungan kalian memberikan semangat untuk Ana.
Terima kasih atas semua dukungan-dukungan kalian 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ⁖℘ձռձ༢࿔ྀુ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Orang-orang yang dibayar oleh Dao Ming An mulai bergerak, namun bukan untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Dao Ming An, melainkan sebaliknya.
Semua orang yang telah berkumpul, mulai masuk ke dalam kediaman Perdana Menteri Dao dengan menyelinap. Mereka dibagi menjadi dua kelompok.
3 orang terlihat melompat ke atas dinding kediaman, lalu melihat situasi di dalam kediaman Perdana Menteri Dao itu.
Ketiga orang itu saling melihat lalu mengangguk setelah memastikan keadaan di dalam kediaman aman, dan hanya ada beberapa penjaga saja.
"Kita masuk sekarang!" ucap salah satu dari mereka.
"Iya," ucap yang lain.
Ketiga orang itu lalu turun dengan pelan, dan berjalan menuju ruang baca milik Perdana Menteri Dao.
Setelah sampai di depan ruang baca, kedua orang pergi berpencar, sementara satu orang yang berada di depan pintu dengan pelan membuka pintu ruang baca itu lalu masuk ke dalam.
Dengan gerakan cepat namun tanpa suara, laki-laki yang berada di dalam ruang baca mencari sesuatu.
"Dengan sifat yang dimiliki oleh Perdana Menteri Dao, aku yakin jika dia akan menyembunyikannya di...."
Srak!
Laki-laki itu membuka laci bagian bawah salah meja yang ada di dalam ruang baca itu, "Sini! Aku menemukannya, dan dugaanku benar,"
Laki-laki itu mengambil sebuah kotak berwarna coklat lalu memasukan kotak itu ke dalam pakaiannya.
Tok!
Laki-laki itu mendengar suara ketukan dari luar, yang merupakan sebuah kode dari salah satu temannya yang berada di luar ruang baca.
Dengan cepat laki-laki itu berjalan menuju pintu, lalu keluar tanpa suara.
Dia berjalan ke arah berlawanan dari bunyi ketukan tadi.
"Apa sudah kau mengambilnya?" ucap orang yang berada di luar.
"Sudah, aku juga sudah mengganti kotak itu dengan yang lainnya,"
"Baik, kita pergi sekarang!"
Laki-laki itu mengangguk, kemudian mereka berdua berjalan ke arah lain untuk menemui teman mereka.
Setelah itu, ketiga laki-laki tadi kembali melompati dinding rumah Perdana Menteri Dao dan meninggalkan kediaman itu dengan barang yang telah mereka ambil.
Mereka berlari dari kediaman Perdana Menteri Dao, hingga akhirnya mereka masuk ke dalam sebuah rumah kecil yang berjarak cukup jauh dari kediaman itu.
"Apakah kalian mendapatkannya?" ucap seorang laki-laki yang duduk di sebuah kursi.
"Iya kakak, kami telah mendapatkan!"
Salah satu dari ketiga orang yang menyelinap meletakan sebuah kotak di atas meja.
"Bagus, kita akan menyerahkannya pada tuan Xiao, dua hari setelah pesta yang diadakan Kaisar di istana!" ucap laki-laki yang berada di kursi.
"Baik kakak!"
Laki-laki itu menatap kotak coklat yabg berada di atas meja, rencana yang sudah dia susun harus berjalan dengan baik. Agar keluarga Perdana Menteri Dao yang selalu sombong dan merasa paling baik di ibukota, akan merasakan betapa ingin matinya mereka menahan rasa malu.
...----------------...
Dalam kamar yang tidak begitu besar, seorang wanita tengah menunggu seseorang. Dia mengenakan pakaian yang cukup tipis, dan berdandan sangat cantik.
Tok tok
Wanita itu berjalan ke arah pintu, "Siapa?"
"Quan'er, ini aku!"
Mendengar suara orang yang dia tunggu, wanita itu dengan bahagia membukakan pintu kamar.
"Kak Ming An," ucap Quan Yu dengan bahagia.
Dao Ming An menatap penampilan wanita di depannya, awalnya dia akan memarahi wanita itu karena datang ke ibukota tanpa memberitahu terlebih dulu kepadanya.
Namun, melihat pakaian dan juga riasan Quan Yu, yang seperti kebanyakan wanita di rumah bordir (sangat menggoda), Dao Ming An pun segera masuk ke dalam kamar itu lalu menguncinya.
"Kakak Ming An, aku sangat merindukanmu," ucap Quan Yu seraya memeluk Dao Ming An.
Dao Ming An yang sejak beberapa minggu tidak pergi ke rumah bordir, mendapatkan pelukan dari wanita dengan berpenampilan cukup menggoda, mulia memejamkan kedua matanya.
"Sudah lama aku tidak bertemu wanita ini, ternyata dia cukup berani datang ke sini. Baiklah, anggap saja malam ini aku sedang beruntung! Setelah ini, aku akan mulai melakukan rencanaku ada Jian Ying!"
Dao Ming An membalas pelukan Quan Yu, "Kenapa kau datang ke sini? Bukankah aku sudah berkata jika aku akan ke tempatmu dua bulan sekali?"
"Aku merindukanmu, dan juga ini sudah lewat dari dua bulan,"
"Benarkah? Aku mempunyai banyak urusan, jadi tidak ingat. Maafkan aku,"
"Kau sangat kejam, kak Ming An!"
Dao Ming An membelai punggung Quan Yu, "Maafkan aku. Sebagai permintaan maaf, malam ini aku akan menemanimu yang sudah merias dirimu dengan begitu cantik,"
Tanpa menunggu perkataan dari wanita itu lagi, Dao Ming An mengangkat tubuh Quan Yu dan membawanya ke tempat tidur.
Dengan pelan Dao Ming An membaringkan tubuh Quan Yu, lalu menatap wajah yang begitu menggoda itu.
Angin berhembus, lilin yang menyinari kamar itu pun padam, tirai yang tadi terbuka kini menyembunyikan tubuh kedua orang itu.
(Maaf gitu saja kakak semua, Ana tidak bisa bikin adegan drama di dalam tirai 🙏😭)
...----------------...
Sementara itu, Jian Ying yang telah selesai mandi, duduk di depan meja riasnya. Dibantu oleh A Yin, Jian Ying mengeringkan rambutnya yang panjang dan halus.
"Yang Mulia, beberapa hari lagi adalah pesta yang diadakan Yang Mulia Kaisar untuk tuan muda Xiao. Apakah di hari itu anda akan mengenakan pakaian yang dibuat oleh Selir Yun?" ucap A Yin yang tengah menyisir rambut Jian Ying.
"Iya, aku akan memakai pakaian itu. Ibu Selir Yun pasti sudah memilih bahan dan penjahit terbaik di ibukota,"
"Selir Yun memang sangat baik dan menyayangi anda,"
"Dia juga baik dan menyayangi Luo'er,"
"Anda benar. Yang Mulia, dua hari yang lalu Selir Yun datang untuk mencari anda,"
"Iya, aku sudah bertemu dengannya kemarin saat kau membantuku mengambil barang di istana Ibu Selir An,"
A Yin mengangguk, sambil terus menyisir rambut Jian Ying.
"Rambutku sudah kering, kau bisa beristirahat sekarang,"
"Tetapi Yang Mulia..."
"Tidak apa-apa, aku akan melakukan semuanya sendiri. Kau pasti sudah lelah seharian ini. Beristirahatlah!"
"Baik Yang Mulia, terima kasih,"
A Yin memberi hormat sebelum dia keluar dari kamar Jian Ying.
"Dia ini, jika aku tidak memintanya beristirahat, pasti dia akan keluar saat aku sudah tertidur," ucap Jian Ying.
A Yin sudah menjadi pelayan yang berada di samping Jian Ying, ketika dia berusia 6 tahun. Jadi mereka tumbuh bersama, karena itu A Yin merasa seperti memiliki seorang teman dekat yang begitu baik, dan Jian Ying sendiri merasa sangat senang ketika A Yin bersikap biasa padanya, dia merasa seperti mereka adalah dua orang teman baik.
Jika saja Jian Ying bukanlah seorang putri kerajaan, pasti saat ini dirinya dan A Yin sudah berlarian dan sering melihat festival di luar istana dengan bahagia.
Namun, takdir langit berkata lain. Dan mereka hanya bisa menikmati semuanya jika Kaisar mengizinkan mereka keluar istana.