19+
Pertemuan mereka tidak pernah direncanakan, kejadiannya terlalu cepat memicu permusuhan juga Entahlah apa yang salah dia tak mengingat nya sama sekali. Yang terakhir kalinya antara mereka.
Berbagai konflik terjadi saling menyakiti dan rasa bersalah, serta cinta tersimpan dalam hati. Akankah mereka bersama atau akan berpisah.
Ini kisahnya mohon di skip aja jika tak suka jika suka di like aja.. author tak mau banyak komentar tapi terimakasih sudah mampir dan like juga vote and gift.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sumi Yati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Cinta itu buta
Vano mengetuk pintu kamar Sonia namun tak ada jawaban. "Sonia keluar. Ayo sarapan. Aku memasakkan makanan favorit mu." Teriak Vano yang awalnya mengetuk pintunya pelan berubah menjadi gedoran keras.
Tak sabaran ia memegang handle pintu kamar. Klik. "Ck. Rupanya tak dikunci. Dasar pemalas enggak bangun juga dengan gedoran keras seperti itu." Vano berdecak kesal memasuki kamar Sonia yang jelas-jelas tidak berpenghuni.
Hanya ada jejak-jejak percintaan mereka yakni Sonia dengan partner ranjangnya. "Kosong? Bagaimana mungkin? Kapan dia bangun?" Vano garuk-garuk kepalanya yang tak gatal.
Saat ia membalikkan badannya kembali keluar ia menatap keganjilan. Yakni meja rias nya Sonia yang bersih tanpa peralatan skincare nya. "Apa ini?" Batinnya.
Vano menatap sekeliling kamar tidur itu, dia tak mendapati koper wanita itu. Dua koper besar milik nya tak ada. Vano melangkah menuju almari pakaian besar milik Sonia. Masih ada yang tersisa namun ada sebagian besar yang hilang. "Kau pergi Sonia? Meninggalkan aku? Setelah sekian lama kita bersama? Mengapa?" Batin Vano.
Kecewa iya saat ini itu yang dirasakan oleh nya. Mereka bersama dari masa sulit hingga sekarang mereka memiliki properti bersama berupa apartemen, juga dua butik.
Di sebuah kamar mewah Sonia bermanja-manja dengan Akmal lelaki berkulit hitam yang menjadikan dia simpanan nya. Lelaki itu hanya terdiam saat Sonia menyusup di lengan kekarnya juga dadanya yang sixpack.
Akmal jika tidur tanpa pakaian hanya boxer saja yang melekat sedangkan Sonia mengenakan lingerie seksi. Namun itu sudah ditanggalkan oleh Akmal semalam. Sekarang ia polos dalam selimut tebal itu.
"Sayang, kau sudah mendapatkan orang yang mengatur usaha kecilku ? Apakah aku akan mendapat barang atau uang? " Tanyanya sambil memainkan jarinya ke dada Akmal.
"Belum sayang, lupakan saja. Kau bisa memulai bisnis baru. Aku akan memberikan modalnya. Dan aku akan cari asisten juga manajer baru untuk mu. Santai saja mhm?" Jawab Akmal masih asyik dengan tablet nya.
Sonia melihat sepintas lalu lelaki itu asyik menjawab surel juga melihat dokumen bisnisnya. "Baiklah. Tapi nanti aku bosan jika hanya menunggu mu di sini." Jawab Sonia sambil mengecup dada Akmal.
Lelaki itu hanya mengusap rambutnya Sonia. Mereka masih bermalas-malasan di ranjangnya Akmal. Sesekali mencium Sonia dan memberikan sandwich ke mulut nya. Sonia semakin manja dalam dekapan lelaki itu.
Di lain tempat Andita duduk di sofa lengkap dengan pakaian santai namun perlengkapannya melekat pas ditubuhnya. Pistol juga id card dilehernya.
Afrizal keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk sepinggang menatap nya lekat.
"Kau tak menanyakan kepada ku mengapa aku tak pulang ke rumah semalaman?" Tanya Afrizal pada Andita yang baru saja membetulkan tali sepatu.
"Kenapa? Apa aku harus tahu kemana kau pergi begitu?" Tanya Andita datar
"Kau tak marah atau cemburu?" Afrizal berganti bertanya pada nya.
"Aku suami mu, setidaknya kau bertanya padaku dan menanyakan apakah aku lapar, haus atau menegur ku saat terlambat pulang apalagi jika tak pulang ke rumah?" Cecar Afrizal meletakkan handuk kecil yang dikenakan nya untuk mengeringkan rambutnya.
"Untuk apa? Toh kau juga tak memperdulikan itu! Apa selama ini kau juga peduli dengan aku? Mengapa kau menjadi sensi seperti wanita pms?" Ganti Andita bertanya dengan menatapnya datar.
"Aku suamimu! Tidakkah kau menaruh perhatian walaupun itu hanya pura-pura?" Tanya Afrizal kesal menaikkan satu oktaf suara nya.
"Bukankah kau yang menentukan semua nya? Mengapa kau kesal? Apa salahku jika semua nya kau yang menentukan keputusan nya." Balas Andita berdiri meraih jaket nya lalu mengenakan nya.
"Kau yang memutuskan hubungan kita, aku bahkan tak bisa menjawabnya karena kau menekankan pada setiap hubungan kita. Kau yang mengatur semuanya sesuai keinginan mu. Bagaimana bisa aku bicara atau menyanggah tentang keadaan kita?"
"Tidakkah kau mengerti posisinya? Apa aku ada hak Disni?" Tanya Andita jengah menatapnya dengan tatapan datar.
Andita membalikkan badannya keluar dari kamar mereka, brak. Afrizal menggebrak almari pakaian besar milik nya. Tak puas akan jawaban dari pertanyaan nya.
Andita tersentak ketika melangkah mendengar suara menggema itu saat pintu masuk kamar utama itu terbuka. Namun ia tetap lah melangkah keluar meninggalkan rumah yang mereka tempati.
Menutup telinga dan menulikan nya adalah pilihan baginya untuk kebaikan semuanya. Adalah salah jika ia berontak karena Afrizal adalah penguasa memiliki banyak koneksinya apalah arti perlawanannya itu.
"Cari pelakunya dan beri dia balasan nya ratakan usahanya secepatnya aku perlu jawaban nya." Teriak Afrizal pada asistennya.
Moodnya setelah selesai berbicara dengan Andita menjadi memburuk. Bagaimanapun ia lelaki normal ingin di cemburui dan di cintai, namun wanita yang ia kagumi selalu menampakkan wajah cantik yang datar juga acuh.
Sementara itu Andita berjalan santai menuju ke ruang utama gedung kepolisian. Di hadapannya mendadak muncul Adam. Lelaki itu sengaja menghadangnya.
"Sarapan pagi." Serunya ceria. Adam meraih tangan Andita menggiringnya ke bangku taman.
"Aku beli bubur ayam enak banget Ini lembut dan gurihnya..Mhmm." Adam menyorongkan Styrofoam ke tangan Andita.
"Makanlah. Aku ucapkan terima kasih karena kau memberikan pertolongan dan menangkap pencuri kemarin." Lanjut Adam menyeduh bubur ke mulutnya.
Andita hanya terdiam menatap wajah Adam yang tampan dan nampak humble mengikuti nya memakan bubur ayam tersebut.
Adam tersenyum menatap wajah cantik alami didepannya. Hatinya meleleh karena tak sia-sia ia berjaga-jaga di pelataran parkir menunggu wanita itu.
"Namaku Adam, aku owner cafe senang berkenalan dengan mu." Kata Adam memperkenalkan diri.
"Andita , hanya pegawai kecil di sini." Jawab Andita sambil memakan makanan itu tanpa menatapnya.
"Semoga kita bisa berteman dan berjodoh." Gumam Adam penuh harapan.
"Berteman mungkin namun berjodoh alangkah mustahil." Balas Andita lirih dan terdengar di telinga Adam.
Lelaki itu langsung tersenyum menatap wajah Andita. "Terimakasih atas sarapan pagi. Ini enak." Andita berdiri dan melanjutkan perjalanan menuju ke tempat kerjanya dengan memberi kode isyarat ke Adam.
Dan lelaki itu langsung mengangguk sambil tersenyum menatapnya dengan pandangan memuja.
"Kau tak pernah bisa tahu nasib ke depannya nanti tentang hubungan kita " Gumam Adam.
Adam berjalan menuju ke mobilnya dan mengendarai nya keluar menuju ke Cafe miliknya.
Lelaki itu menjadi owner beberapa Cafe juga tempat hiburan malam. Karena ingin kerja yang santai saja tanpa beban ini itu. Ia juga penyuka ons dan pemuja surgawi.
Namun semenjak insiden tersebut lelaki itu sudah tak tertarik untuk melakukannya. Entahlah ia selalu terbayang bayang pada Andita yang tidak melihatnya saat mereka bersisian bahkan meliriknya sekilas saja tidak. Seolah makhluk kasat mata yang tak nampak saat mereka bertemu untuk kedua kalinya.
amalan nya apa..end nya siapa
mungkin mak kau pun murahan 🤣🤣🤣
xada rasa penyesalan selepas merogol anak dara org yg ternyata masih bervirgin