Kinara yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri segera pulang ke kampung halamannya untuk segera bertemu dengan kakak kandungnya yang sejak lama tinggal bersama sang nenek.
Namun hal tak terduga terjadi, kakaknya yang ditemukan tak bernyawa di belakang sekolah, menimbulkan berbagai spekulasi.
Mampukah Kinara menyibak rahasia kematian sang kakak ?.
Yuk baca cerita lengkapnya disini, dan jangan lupa like serta dukungannya agar Kinara bisa menyibak rahasia kematian sang kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiana Lail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 22. Kehilangan
Tubuh Kinan terlihat kejang-kejang sebelum akhirnya ia kembali pingsan. Kinara kehilangan fokusnya, saat ia melihat reaksi tubuh sang kakak.
Kinara berteriak seperti orang gila, ia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi terhadap sang kakak. Terlebih lagi ia tidak ingin kehilangan keluarga satu-satunya yang ia miliki saat ini.
"Kakak ! Semuanya tolong lakukan sesuatu, tolong selamat kakak ku." ucap Kinara seperti orang gila.
Para dokter dan tem medis terhebat yang ada dirumah sakit tersebut segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien.
Black hanya bisa memeluk tubuh Kinara agar ia tidak bertindak ceroboh. Meskipun Kinara adalah seorang pemimpin mafia yang sangat ditakuti, tetap saja ia adalah seorang gadis yang takut kehilangan sang kakak.
Black menarik paksa tubuh Kinara agar segera keluar dari ruangan itu. Hal itu ia lakukan karena tidak ingin suara dan teriakan Kinara mengganggu tim dokter yang sedang berusaha untuk menolong Kinan.
"Nona tenanglah, kita doakan yang terbaik untuk nona Kinan. Sekarang biarkan mereka melakukan yang terbaik untuk nona Kinan." ucap Black dengan suara yang lembut.
Kinara hanya bisa menangis dan meraung, meratapi nasib yang menimpa Kinan. Saat ia memeluknya tadi, ia bisa merasakan bahwa tubuh Kinan tidak baik-baik saja.
Bahkan detak jantung Kinan sangat lemah, seperti orang yang akan pergi meninggalkan dunia ini selamanya.
"Black apa yang sebenarnya terjadi ? Bukankah kak Kinan sudah diselamatkan, tapi mengapa hal ini terjadi." ucap Kinara dengan sesenggukan.
"Nona Kinan telah diracuni selama ini, bahkan mungkin sejak nona Kinan masih bayi. Hal itu yang menyulitkan tim dokter untuk menyelamatkan nona Kinan." jelas Black.
Kinara langsung melepaskan pelukan Black, ia menatap tajam wajah pria dihadapannya itu. Dengan penuh amarah Kinara meraih kerah baju Black.
"Apa maksud mu ? Hah. Jangan asal bicara, jika Kak Kinan diracuni sejak masih bayi pasti hal itu juga berlaku untuk ku !. Jadi apa maksud mu ?." tanya Kinara sambil mengepalkan tangannya tepat di wajah Black.
"Tenanglah Nona, aku akan menjelaskan semuanya. Tapi tolong turunkan tangan nona dan tenangkanlah hati dan perasaan nona." jawab Black sambil menahan tangan Kinara.
Ia tidak ingin menjadi samsak tinju Kinara. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika wajahnya yang tampan itu menjadi babak belur di tangan Kinara.
Kinara melepaskan cengkeramannya dan ia segera duduk di bangku yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
Black mengikuti Kinara. Ia akan menjelaskan semuanya, semua yang terjadi pada tubuh Kinan saat ini.
"Saat nona Kinan tiba di rumah sakit ini, tim Dokter telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap tubuh nona Kinan."
"Jika luka yang kita lihat itu pasti dengan mudah dapat kita sembuhkan, bahkan racun yang ada didalam tubuh nona Kinan bisa kita sembuhkan jika racun itu baru setahun atau dua tahun ada ditubuh nona Kinan."
"Sayangnya racun itu telah bertahun-tahun bersemayam di dalam tubuh nona Kinan. Dan racun itu telah mendarah daging, ke seluruh anggota tubuh nona Kinan."
Black berhenti sejenak untuk menghela nafas, ia tidak bisa membayangkan bagaimana cara Kinan melewati hari-harinya selama beberapa tahun ini.
"Bahkan racun itu telah merusak jantung dan organ dalam nona Kinan. Tidak ada yang bisa menghilangkan racun tersebut karena sudah terlalu lama di tubuh nona Kinan." jelas Black sambil menundukkan kepalanya.
"Tidak, tidak mungkin ! Kak Kinan pasti akan selamat." jawab Kinara sambil menggelengkan kepalanya.
Ia merasa dunianya akan runtuh mendengar ucapan Black. Jika Kinan telah diracuni sejak bayi lalu siapa yang tega berbuat hal itu.
Dan bagaimana dengan kondisi tubuh Kinara saat ini, bukankah mereka lahir dan tumbuh bersama dalam pengasuhan yang sama.
"Nona bisa melakukan pemeriksaan terhadap tubuh nona, saya khawatir ada racun serupa di dalam tubuh nona. Mengingat nona tumbuh dalam pengasuhan yang sama." ucap Black dengan suara yang bergetar.
Kinara menatap wajah pria yang ada disampingnya. Ia juga memikirkan hal yang sama.
"Baiklah aku akan melakukan pemeriksaan, tapi setelah aku tau bagaimana kondisi kak Kinan !." jawab Kinara.
Kinara dan Black sama-sama terdiam, mereka berkelana dengan pikiran masing-masing. Sesekali Black menatap gadis cantik yang memiliki lesung pipi itu.
Terukir senyum disudut bibirnya. Bahkan dia menggeleng-gelengkan kepalanya di antara senyuman yang jarang sekali ia tunjukkan.
"Nona, pasien ingin bertemu dengan anda." ucap salah satu perawat yang keluar dari ruangan Kinan.
Kinara langsung masuk untuk melihat kondisi Kinan. Kinan tampak pucat namun senyuman yang manis itu tetap menghiasi wajahnya.
"Kinara, jangan pernah menangis, akan lebih baik jika kakak pergi untuk menyusul kakek. Jaga dirimu baik-baik, dan ingatlah pesan kakak jangan pernah percaya dengan siapapun."
"Dan asal kau tau bahwa neng masih hidup sampai saat ini. Tapi jangan pernah kau kembali ke kota J, karena mereka adalah orang-orang yang jahat." ucap Kinan dengan suara yang sangat lemah.
"Kak jangan pernah mengatakan hal itu lagi, aku tidak mau sendiri ! Aku ingin bersama kakak." ucap Kinara dengan berurai air mata.
Kinan tersenyum dan mengusap wajah sang adik. Dihapusnya air mata yang mengalir deras di pipi adiknya.
"Kakak harus pergi, jaga diri baik-baik. Seharusnya kau tidak pernah kembali seperti yang kakek harapkan. Agar kau bisa melanjutkan hidup dengan baik."
"Salam untuk uncle Bram, sampaikan terimakasih ku karena ia mau menjaga adik kesayanganku ini dengan baik." ucap Kinan.
Kinara tak mampu mengatakan apapun, ia langsung memeluk tubuh sang kakak dengan sangat erat.
"Taukah kau adikku, mimpiku selama ini bisa meninggalkan dunia ini setelah aku memelukmu." ucap Kinan dengan suara yang semakin lemah.
Namun pelukannya sangat erat, Kinara semakin menangis mendengar ucapan sang kakak.
"Kakak harus kuat untukku, kakak harus bertahan demi aku. Aku tidak punya siapa-siapa selain kakak." ucap Kinara.
Namun, sang kakak sudah tidak bisa merespon ucapannya. Bahkan pelukannya semakin melemah dan akhirnya terlepas.
"Kakak ! Bangun kak ! Bangun !." ucap Kinara sambil mengguncang tubuh sang kakak.
"Kakak bangun ! Jangan tinggalkan Kinara."
Kinara seolah tak mendengar ucapan orang-orang yang ada disekitarnya. Ia tetap meminta sang kakak untuk bangun. Ia memanggil nama sang kakak sambil terus menggoyangkan bandannya.
Namun sekuat apapun ia berteriak memanggil nama sang kakak, tidak ada jawaban apapun atau respon dari sang kakak.
Kinan tersenyum sambil menutup rapat kedua matanya. Semua alat medis yang menempel ditubuhnya sudah tidak ada yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Kehilangan seorang kakak yang sangat ia rindukan selama bertahun-tahun membuat Kinara hancur seakan dunia runtuh seketika.