Walau hanya sebatas wanita simpanan bagi James, Silvia sangat mencintai pria itu. Namun, Silvia harus menelan pil pahit ketika James memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Akhirnya, Silvia pergi meninggalkan James karena banyak tekanan yang memintanya menjauh dari pria yang amat dicintainya. Dia pergi dan menyembunyikan kehamilannya dari James.
Akankah Silvia dan James bertemu dan bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Setelah kejadian itu, tidak ada hal yang berarti. Keluarga Brown mengalah dan langsung memesan hotel karena mereka malu menjadi bahan omongan keluarga dan kerabat. Mereka semua kecuali Nathalie tetap menghadiri pernikahan James dan Silvia. Secara pribadi, kedua orang tua Nathalie meminta maaf atas kelakuan putrinya.
Pagi ini, semua orang sibuk mempersiapkan diri untuk menjelang pernikahan. Tentu saja Silvia menjadi wanita yang paling gugup menghadapi pernikahannya. Walaupun telah dikuatkan dengan berbagai hal, tetap saja Silvia merasa rendah diri.
"Apa kamu gugup?" tanya Bianca dengan perutnya yang membuncit. Perempuan itu tampaknya telah mencapai trimester akhir. Silvia melihat Bianca terlihat sedikit terengah-engah.
"Tentu aja, ini adalah pernikahanku, tidak mungkin aku tidak gugup!" jawab Silvia sambil berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri.
"Jam berapa kamu tidur semalam? Matamu terlihat sangat suntuk," balas Bianca menggelengkan kepala.
"Larut malam, aku tidak bisa tidur membayangkan hari ini. Tidak menyangka bila aku memutuskan untuk menikah. Padahal aku tidak pernah memimpikan menjadi istri James," ungkap Silvia.
Bianca tersenyum kemudian meminta Silvia untuk segera duduk. "Hari ini, kamu akan menjadi kakak iparku. Segera berdandan, James telah menunggumu di altar," ujar Bianca.
Silvia mengangguk mengiyakan ucapan Bianca. MUA segera meriasnya dengan teliti. James sudah mengatakan kalau mereka harus melayani Silvia dengan baik.
Sementara itu, di ruangan berbeda James telah siap dengan jas pengantinnya. Ini adalah hal yang paling dia tunggu. Delapan tahun dia mencari Silvia. Beruntung, wanita yang disadarinya begitu berarti masih mencintainya.
"Selamat, Bro! Ingat perkataanku dulu, jangan langsung berasumsi bila melihat sesuatu," ucap Tristan yang mengetahui jalan berliku James mendapatkan Silvia.
"Ya, aku akan mengingatnya. Tidak akan lagi aku gegabah dengan menyingkirkan wanita yang aku sayangi," balas James dengan tersenyum.
Baginya, masa lalu itu mengajarkan banyak hal. Selepas kepergian Silvia, tidak ada yang mampu menggantikan wanita itu. Baik sebagai seorang wanita maupun sekretaris. James meminta agar Daren menghandle jabatan tersebut sekaligus.
"Jaga dia baik-baik. Kau tidak boleh membuat lagi kesalahan yang sama James! Bahkan, aku hampir menyangka Nathalie akan berbuat lebih. Kau juga harus berhati-hati padanya. Jangan sampai perempuan itu kembali membuat hubungan kalian memburuk," ucap Tristan.
"Kau tenang saja, aku telah memastikan Keluarga Brown mengurus Nathalie dengan benar. Sebenarnya, aku ingin sekali mengenalkan dia padamu. Kurasa Nathalie cocok dengan kriteriamu, Tristan," ujar James sambil tertawa.
"Si*lan kau! Sampai kapan pun tidak mungkin Tristan Mahardika tidak akan mungkin bersama dengan perempuan itu. Dia cukup gila ingin membatalkan pernikahanmu dengan cara licik!" timpal Tristan dengan senyum mengejek.
"Ya, untungnya wanitaku tidak terpengaruh sedikitpun padanya," balas James.
"Semoga pernikahanmu lancar dan langgeng sampai Kakek dan Nenek. Jangan lagi terpengaruh oleh sesuatu yang tidak jelas kebenarannya. Itu bisa membuatmu kehilangan Silvia," saran Tristan sambil menepuk pundak James.
"Tentu, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini lagi. Silvia adalah milikku. Dia tercipta untukku. Aku tidak akan pernah melakukan hal bod*h seperti di masa lalu," ujar James.
James sudah berjanji pada dirinya sendiri tidak akan menyikapi suatu hal dengan tergesa-gesa. Dulu, dia tidak mencari tahu terlebih dahulu tentang foto yang dikirimkan oleh orang yang ingin menghancurkan hubungan mereka.
Kemarin, saat melihat ketenangan Silvia menghadapi Nathalie. Dia sadar kalau tidak memiliki semua kesabaran tersebut. Mungkin, dia tidak akan berlaku sesopan Silvia yang membalas Nathalie hanya dengan ucapan. James mungkin akan menghajar siapa pun yang mendekati Silvia.
Di ruangan lain, Silvia telah selesai dirias. Dia menetap pantulan wajah di cermin dengan terkesima. Hasil riasan itu sangat memukau hingga Silvia sedikit tidak mengenali dirinya sendiri.
"Kau sangat cantik, Sayang!" ucap Sonia yang berada di ruangan tersebut.
"Terima kasih, Ma," balas Silvia sambil tersenyum.
"Maafkan Mommy, di masa lalu sempat tidak menyetujui hubungan kalian. Bukan masalah aku tidak menyukai status sosialmu. Hanya saja, aku takut kamu tidak dapat bertahan di lingkungan Keluarga Davis. Kamu tahu, bukan? Semua orang sebenarnya memiliki karakter seperti Nathalie. Hanya saja, melihat ketegasanmu kemarin, aku yakin kamu dapat menjadi Nyonya Davis. Namun, saranku, tidak apa-apa kamu memberikan seseorang sebuah tamparan pada wanita yang ingin merebut James dari sisimu. Aku akan berpihak padamu, Via," ujar calon ibu mertua Silvia.
"Terima kasih, itu sangat berarti untukku, Mom. Aku harap tidak ada Nathalie lain yang akan berusaha merebut James dariku. Kalau pun ada, aku akan siap menghadapinya. Seperti kata Mama, aku adalah Nyonya Davis yang harus tegas memberantas pelakor yang ingin merebut James dariku!" tukas Silvia dengan senyum di wajahnya.
"Ya, Mama juga berharap kamu dapat dewasa memandang sebuah permasalahan. Kamu memiliki Mama dan Bianca. Jangan merasa sendiri. Mungkin, dulu kamu merasa sendiri hingga harus pergi dari sisi James. Mulai saat ini, kami adalah keluargamu. Jadi, jangan segan untuk membagi keluh kesahmu pada kami."
Perkataan Sonia membuat mata Silvia memerah dan menjatuhkan setitik air mata. "Apa yang kamu lakukan? Riasanmu dapat luntur!" tukas Sonia yang langsung menyambar tisu untuk menghentikan tangisan Silvia.
"Terima kasih. Mama membuatku merasakan kembali kehangatan seorang Ibu. Aku akan terus mengingat hal yang Mama sampaikan hari ini." Sonia lantas memeluk Silvia.
Silvia yang tidak memiliki siapa pun di dunia ini tentu terharu dengan semua yang dikatakan oleh Sonia. Dulu, Helga melakukan apa pun untuk Silvia. Bahkan, hal yang tidak benar pun tetap diberikan dukungan. Sekarang, dia memahami bila kehadiran seorang Ibu sangat berarti dalam hidupnya.
"Nyonya, waktunya sudah tiba," ucap seorang pelayan menghentikan pelukan calon mertua dan menantu itu.
"Baiklah, sudah waktunya kamu benar-benar akan menjadi menantuku, Via. Tolong jagalah James dan dampingi hidupnya," ujar Sonia.
Silvia menganggukkan kepala dan bersiap untuk menuju tempat pernikahannya. Perempuan itu harus siap menjalani kehidupan rumah tangga yang tentunya tidak mudah. Ujian mereka memang sudah dilewati, sebelum pernikahan banyak cobaan yang menyertai kisah James dan Silvia.
Cinta Silvia pada James yang semula dia kira bertepuk sebelah tangan akhirnya berakhir. Pria itu juga mencintai Silvia. Bahkan, delapan tahun mereka berpisah, James tidak pernah memiliki seorang kekasih atau wanita yang dekat dengannya. Silvia harus yakin bahwa pria yang berdiri di ujung altar itu adalah pria yang tepat untuknya.
"Kau cantik sekali, Sayang," ucap James ketika Silvia telah berada di sisinya.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca.
Maaf telat update ya, Kak. Aku sedang banyak pekerjaan di real life. Diusahakan akan rutin update kembali. Terima kasih. ❣️
rumah tangga tampa goncangan itu luar biasa