Kekecewaanya terhadap sang Ayah membuat Azzura menerima dengan lapang ketika sang ayah akan memasukannya ke sebuah pesantren.
Ingin menolak namun hatinya terlalu lelah dengan keadaan.
Satu hal yang ia harapkan bahwa langkahnya menerima keputusan sang ayah hanya agar sang bunda kelak akan bahagia dan tak mendapat siksaan atas semua dosa-dosa nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TigaLima
Sesuai rencana,setelah magrib Ustad Yusuf beserta keluarga Abah Kiai besiap untuk pergi ke kediaman Ustadzah Halwa.Dikarenakan Naufal dan Rizal menginap makanya mereka ikut serta setelah sebelumnya di ajak Abah kiai dan mereka berdua terlalu segan jika harus menolak.
Beberapa hantaran mulai di masukan kedalam mobil yang akan di bawa salah satu akang santri.
Zura ,Umi,Nafa serta ibu Nay berada satu mobil yang di supiri langsung Gus Ilham.Sedangkan Abah kiai,Ustad Yusuf,Naufal satu mobil yang di supiri oleh Rizal.
Orangtua Ustadz Yusuf sudah meninggal,sedangkan 2 adiknya sedang sekolah dan tinggal di asrama sehingga tidak bisa ikut hadir.Akhirnya Abah dan umi lah yang menggantikan,selain itu Abah dan umi sudah menganggap Ustadz Yusuf sebagai anaknya.
Semua hantaran murni dari umi,Ustadz Yusuf yang sebelumnya ingin memberi biaya di tolak mentah-mentah oleh umi.Sebenarnya tidak enak,tapi umi memaksa di tambah titah Abah sudah turun yang akhirnya membuat Ustadz Yusuf tidak bisa menolak.
Bisa mengenal Abah Kiai dan keluarga adalah anugerah yang beribu-ribu Ustadz Yusuf syukuri,karena beliau-beliau memperlakukannya dengan baik.Memberikan kasih sayang yang sudah lama Ustadz Yusuf tidak merasakannya.Terlebih perlakuan umi yang tidak pernah membeda-bedakannya dengan anak kandungnya.
Bukan hanya Ustadz Yusuf tapi para santri pun merasakan hal yang sama.Dan itu yang membuat para santri betah untuk mondok.
3 antrian mobil mulai keluar gerbang dengan perlahan,suasana pedesaan memang mulai sepi jika masuk waktu magrib maka dari itu perjalanan cukup singkat,Hanya butuh 20 menit untuk sampai di kediaman Ustadzah Halwa.
Perlahan 3 mobil berhenti di depan sebuah rumah sederhana namun terlihat asri.Di depan halamannya sudah berada beberapa orang laki-laki yang bersiap menyambut sang tamu saat pintu mobil mulai terbuka.
Kang Santri mulai mengeluarkan hantaran yang di bantu beberapa orang pihak keluarga Ustadzah Halwa.Abah kiai memimpin rombongan memasuki rumah sedangkan suasana rumah cukup ramai karena Keluarga Ustadzah Halwa merupakan keluarga besar.Ustadzah Halwa mempunyai 2 orang kaka dan 1 orang adik belum adik dan kaka orangtua serta sepupu-sepupu nya yang memang rumahnya tidak terlalu jauh dari kediaman ruma Ustadzah Halwa.
Semua tamu dan keluarga nampak duduk lesehan di atas karpet.Tak lupa berbagai makanan ringan tersaji menyambut sang tamu. Mata Naufal yang tadinya sayu karena lelah mendadak kembali segar saat melihat berbagai makanan yang untuk pertama kalinya ia jumpai.
"Biasa aja matanya mas bro,jangan malu-malu in" bisikan Zura seketika membuat Naufal langsung mendelik tak suka pada zura. Sedangkan Gus Ilham dan Rizal hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kedua orang yang sepertinya tidak pernah akur dimanapun mereka berada.
Abah kiai dan para tetua mulai berbicara,semua orang hanya diam dan memperhatikan.
"Ustadz kedatangan kami kesini ingin mengantarkan anak kami Yusuf Abyan Baihaqi untuk meng Khitbah nak Halwa Nur Annisa " Ucap Abah kiai penuh wibawa.
"Sebelumnya kami menghaturkan beribu-ribu terimakasih pada Abah Kiai dan keluarga yang sudah berkenan untuk singgah di gubug sederhana kami,dan kami juga memohon maaf karena jamuan ala kadar kami yang kurang memuaskan.Saya sebagai orangtua hanya bisa mendukung dan mendo'akan anak-anak selebihnya keputusan ada di anak-anak.Maka dari itu saya menyerahkan semua keputusan pada Nisa ." ucap ayah Ustadzah Halwa
Halwa yang berada di belakang ayahnya Langsung menjawab bersedia saat Abah Kiai kembali bertanya,dan itu membuat semua orang merasa lega dan bahagia terutama Ustadz Yusuf yang sejak tadi hanya diam dengan tangan yang terus mengeluarkan keringat dingin.
Umi langsung bergerak maju untuk memasangkan sebuah gelang sebagai pengikat Ustadzah Halwa.Zura tersenyum senang melihat semua orang bahagia namun tidak dengan Gus ilham.Jauh di relung hatinya ia merasa sedih karena sang istri tidak mengalami proses ini.
"Maaf ya kita gak ada proses kaya gini" bisik Gus Ilham yang terlihat ada kesedihan dan penyesalan.Dan Zura yang melihat itu langsung menggenggam erat tangan Gus Ilham.
"Bagi Zura keadaan sekarang jauh lebih bahagia dan indah dibanding proses seperti ini.Semua sudah terjadi dan aku gak pernah menyesal by.Justru aku bangga dan bahagia karena Allah memudahkan segalanya untuk kita " jawab Zura dengan senyum hangatnya.
Semua proses telah selesai,semua sepakat pernikahan akan di laksanakan 2 bulan lagi karena bulan depan adalah acara resepsi Gus Ilham dan Zura jadi Ustad Yusuf di adakan satu bulan setelahnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Double up nih,jadi plis dukungannya sahabat🥰😘😘