NovelToon NovelToon
Kekasih Sahabatku

Kekasih Sahabatku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Diam-Diam Cinta / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Sesa adalah gadis cantik dan anggun yang secara diam - diam mencintai kekasih dari sahabat.

Memendam cinta kepada seorang pria selama 10 tahun lamanya. Tapi cinta tak berpihak padanya di saat sahabatnya menggandeng seorang pria sebagai kekasihnya yang tak lain adalah pria yang selama ini di cintai Sesa.

Tidak ingin melukai sahabatnya Sesa lebih memilih untuk melupakan cintanya. Tapi apa yang terjadi tak sesuai dengan harapan, di saat Sesa mencoba melupakan pria itu, justru mereka malah terikat sebuah benang merah.

Lalu apa yang harus Sesa lalukan? Akankah Sesa menolak keinginan keluarganya demi kebahagiaan sahabatnya? Atau lebih memilih mengikuti keinginan keluarganya meski hatinya sendiri terluka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

hancur

BRUKKKK...

Badan Yuga yang limbung terjatuh di pelukan Sesa. Bau alkohol menusuk indra penciuman Sesa. Sesa begitu terkejut karen baru pertama kali melihat Yuga seperti ini.

Sesa membaringkan suaminya ke ranjang setelah dengan susah payah memapah tubuh tinggi suaminya.

"Kenapa kamu seperti ini Mas? Apa kamu ada masalah?" Sesa bertanya tanya dalam hati.

Sesa ingin mengambil baju ganti untuk suaminya yang sudah sangat bau alkohol. Tapi tangan Sesa di tahan oleh Yuga.

"Jangan pergi, jangan tinggalkan aku sayang" Kemudian Yuga terisak pelan.

Belum sempat Sesa berpikir kenapa Yuga memanggilnya sayang, tapi Yuga sudah mengingatkan posisinya kembali.

"Della, jangan tinggalkan aku. Kenapa kamu pergi?" Yuga terus saja meracau dalam ketidaksadaran.

Untung saja Sesa belum sempat terbang tinggi karena panggilan Sayang itu. Karena setelah itu akan jatuh tersungkur.

Sesa duduk kembali di samping Yuga. Dipandangnya wajah tampan itu. Tangan Sesa terulur menghapus setetes air mata di sudut mata suaminya.

"Sebenarnya apa yang terjadi Mas? Ada apa dengan Della? Kenapa kamu melarangnya pergi? Apa Della pergi darimu? Tapi kenapa? Bukankah kalian saling mencintai?" Sesa merapikan anak rambut Yuga yang sudah tidak rapi lagi.

"Apa kamu akan sehancur ini saat aku pergi darimu?" Sesa sedikit terkekeh.

"Memangnya siapa aku bagimu hingga bisa membuat kamu hancur saat aku tak lagi disini" Sesa tersenyum kecut kemudian segera bangkit dari duduknya untuk membersihkan badan suaminya. Sungguh b*doh bukan, Sesa masih tetap merawat suaminya walaupun sakit hati yang didapatnya.

-

Matahari sudah mulai naik tapi Sesa belum terbangun dari tidurnya. Sesa baru bisa memejamkan matanya setelah sholat subuh. Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam hatinya sehingga membuatnya tidak bisa terlelap.

Yuga menggeliatkan tubuhnya. Mengumpulkan segenap nyawanya, lalu berlahan membuka mata.

"Jam berapa ini?" Yuga bergumam.

Yuga terkejut karena baru kali ini melihat Sesa bangun sebelum dirinya. Biasanya istrinya itu sudah berkutat di dapur dari pagi buta. Tapi hari ini Yuga bisa melihat wajah istrinya ketika tertidur. Masih tetap cantik dengan bulu mata yang lentik menghiasi kelopak matanya.

Yuga mencoba mengingat kejadian semalam. Pikirannya benar-benar kacau. Kemarin dia mencoba mencari Della ketempat yang sering didatangi kekasihnya itu. Tapi hasilnya nihil, bahkan Della juga sudah resign dari pekerjaannya. Hingga alkohol menjadi pelariannya.

Yuga melihat bajunya sudah berganti dengan piyama. Itu berarti Sesa yang telah membersihkan dirinya tadi malam. Yuga bangkit dari pembaringannya dan mencari keberadaan ponselnya.

"Halo, gimana Don? Udah ada perkembangan?" Yuga menyerahkan pencarian Della kepada Doni.

". . . . . . . . ."

"Saya tidak mau tau, temukan Della secepat mungkin!!" Ucap Yuda dengan tegas. Kemudian mematikan sambungan teleponnya begitu saja.

Sesa yang sebenarnya sudah bangun dari tadi bisa dengan jelas mendengar apa yang Yuga bicarakan.

"Sebenarnya kamu kemana Della? Apa tujuanmu pergi seperti ini? Terakhir kali kita bertemu, aku sudah sangat senang saat kamu mau memaafkan ku, tapi ternyata sekarang kamu pergi entah kemana" Sesa masih bergelut dengan hatinya.

Sesa baru membuka matanya saat mendengar suara pintu kamar mandi tertutup. Sekarang sudah jam 8 pagi, Sesa bergegas menyiapkan sarapan untuk suaminya.

Karena bangun kesiangan maka Sesa hanya memasak seadanya. Suara langkah kaki menarik perhatian Sesa.

"Mas Yuga, ayo kita Sa..." Sesa tidak melanjutkan ucapannya karena lawan bicaranya sudah menghilang di balik pintu.

"Kenapa Mas Yuga kembali dingin sekali. Apa dia akan menyalahkan ku atas kepergian Della?" Della menatap masakannya sendu.

Sesa teringat Maya. Mungkin sahabatnya itu tau kemana perginya Della.

Sesa gelisah karena Maya tak kunjung mengangkat panggilannya. Hingga panggilan ke tiga baru bersambut.

"Iya Sa?"

"Maya kamu tau Della pergi kemana?" Ucap Sesa to the point.

"Ini kenapa sih ngga laki ngga bininya sama aja. Kemaren laki loe dateng juga cari Della, sekarang loe.. Gue juga baru tau Della pergi dari suami loe Sa"

"Kira-kira Della kemana yan May?" Sesa tampak sangat khawatir dengan keberadaan Della.

"Sa, suami loe yang punya anak buah banyak aja belum tau di mana Della. Apalagi gue" Maya memang berkata apa adanya.

Sesa diam tak menyahut Maya karena itu memang kenyataannya.

"Sa, loe masih di sana?" Maya heran kenapa Sesa tiba-tiba diam.

"Iya May" Jawab Sesa dengan lesu.

"Sesa, gue minta maaf atas kejadian minggu lalu. Seharusnya gue ngga pulang duluan ninggalin loe sama Della. Gue ngga tau kalau Della bakal senekat itu" Kini Maya mengingatkan Sesa pada kejadian minggu lalu dimana itu terakhir kali mereka bertemu dengan Della.

"Gapapa Maya, Itu bukan salah kamu. Lagian aku sudah pulang dengan selamat" Sesa memang tidak menyalahkan Maya dalam hal ini. Ia menganggap semua terjadi karena kebodohannya.

"Malam itu gue panik karena loe ngga angkat panggilan dari gue. Sampai panggilan yang kesekian kalinya tapi malah suara suami loe yang gue dengar. Dari suaranya gue tau dia juga panik karena loe ngga ada sama gue Sa. Gue mau cari loe tapi ngga bisa, gue kejebak banjir. Terus setelah beberapa jam gue dapat kabar dari suami loe kalau dia udah bisa temuin loe. Gue minta maaf sekali lagi Sa" Ucap Maya panjang lebar.

"Maya, aku ngga marah sam kamu sama sekali. Aku juga tidak apa-apa, Jadi kamu tidak usah menyalahkan dirimu sendiri" Sesa mencoba menghibur Maya.

"Kenapa loe baik banget sih Sa? Kalau loe cowok gue pasti udah jatuh cinta sama loe" Maya memulai banyolannya lagi.

"Kalau aku cowok juga aku ngga punya pacar kaya kamu" Sesa menanggapi guyonan Maya.

"Awas loe ya" Maya berteriak dari seberang sana.

"Ha ha ha Ya udah May aku mau berangkat ke cafe. Nanti jika kamu dapar info keberadaan Della jangan lupa kasih tau aku ya" Sesa ingin segera mengakhiri panggilan teleponnya.

"Siap bos, byeee" Balas Maya.

"Byeee" Sesa menekan tombol merah pada layar ponselnya.

"Ya Allah lindungilah Della di manapun dia berada" Doa Sesa dalam hati.

-

Sesa dan Dewi menyelesaikan pekerjaannya saat menjelang makan siang. Cupcake dengan hiasan cantik-cantik sudah siap sebagai hadiah anak-anak panti. Sesa tersenyum senang dengan hasil pekerjaannya. Sesa memang sebagai donatur tetap di salah satu panti asuhan pinggiran kota jakarta. Setiap satu bulan sekali Sesa juga sering memberikan cake buatannya untuk seluruh anak panti. Ada kepuasan tersendiri saat melihat senyuman anak-anak ketika menikmati cake buatannya.

Sesa ditemani Dewi menuju panti asuhan Pelita Harapan. Hanya butuh waktu 45 menit dari cafe Sesa jika jalanan tidak padat merayap. Mobil Sesa baru saja memasuki pekarangan panti asuhan itu, tapi anak-anak sudah berlarian menyambut kedatangan Sesa. Tentu saja Sesa sangat senang melihat itu semua. Senyuman mereka mampu menghibur hati Sesa.

"Kakak Cantik" Anak-anak itu memeluk kaki Sesa saat Sesa baru saja keluar dari mobilnya.

"Halo sayang" Sesa mensejajarkan tinggi badannya dengan mereka lalu membalas pelukan mereka dengan penuh kasih sayang.

"Tatak tantik, kita cemua tangeeeennnn cekali cama tatak tantik" Ucap gadis kecil dengan kuncir kuda yang Sesa tau bernama Rania itu.

"benarkah? Kakak juga kangeennn sekali sama kalian semua" Sesa mengulas senyuman melihat ekspresi bahagia dari anak-anak itu.

"Oh iya, kakak punya sesuatu loh buat kalian. Tapi kalian harus baris dulu yang rapih jangan rebutan ya?" Ucap Sesa dengan suara lembutnya yang mampu menghipnotis anak-anak segera menuruti perintahnya tanpa bantahan.

"Yeeee kita dapat hadiah" Mereka berteriak senang lalu menuruti ucapan Sesa.

Dewi membantu Sesa membagikan cupcake satu persatu. Dewi juga ikut bahagia bisa melihat senyuman tulus anak-anak yang sudah bahagia hanya dengan hadiah sekecil ini.

"Terimakasih nak Sesa" Suara itu mengejutkan Sesa yang sedang terhanyut dengan kebahagiaan anak-anak panti.

"Ibu, maaf Sesa dari tadi belum menyapa ibu" Sesa mendekat lalu mencium wanita yang sudah berumur itu. Beliau adalah Ibu Ningsih pengurus panti asuhan Pelita Harapan ini.

"Tidak papa, Ibu bahagia sekali kamu selalu menyempatkan diri mengunjungi kami" Ibu Ningsih memang sangat menyukai Sesa. Bukan karena dia gadis kaya raya namun karena sifat dermawannya.

"Maaf Sesa baru bisa datang lagi Bu, beberapa waktu lalu Sesa sangat sibuk jadi tidak bisa datang kesini" Ucap Sesa.

"Tidak maslaah nak. Ibu tau kamu memang anak yang pekerja keras.Tapi lihatlah senyuman mereka bukankah mampu menjadi obat penatmu selama ini?" Ibu Ningsih tersenyum memandang mereka yang sedang menikmati hadiah dari Sesa.

"Benar bu, jika melihat mereka semua beban di pundak Sesa menghilang seketika" Sesa membenarkan kata-kata Bu Ningsih.

"Ayo kita ngobrol di dalam saja" Ajak Bu Ningsih.

"Maaf Bu, sepertinya Sesa tidak bisa lama karena Masia ada pekerjaan di cafe. Lain kali Sesa pasti datang lagi" Ucap Sesa sedikit menyesal.

"Baiklah nak, selesaikan pekerjaan mu. Tapi ingat jangan terlalu bekerja keras. Jagalah kesehatanmu" Pesan Bu Ningsih.

"Iya Ibu terimakasih. Oh iya, Sesa bawakan cake kesukaan ibu. Sebentar biar Dewi yang ambilkan" Sesa melihat ke arah Dewi, Dewi yang tau maksud Sesa segera beranjak untuk mengambil satu buah paper bag berisi cake untuk Bu Ningsih.

"Ini Bu" Dewi mengulurkan paper bag itu.

"Terimakasih, ini pasti enak seperti biasanya" Bu Ningsih tersenyum senang.

"Pasti dong bu, Siapa dulu yang buat" Ucap Dewi cengengesan.

Sesa dan bu Ningsih tertawa bersama melihat tingkah Dewi.

***

Sesa tiba di cafe sudah menjelang sore hari. Entah kenapa dari tadi pikirannya tertuju kepada suaminya. Ingin rasanya untuk segera pulang, melihat apakah suaminya baik-baik saja atau tidak. Mengingat tadi malam Yuga pulang dalam keadaan mabuk, Sesa takut jika suaminya melakukan hal yang sama.

"Mba Sesa kenapa kok gelisah sekali?" Ucap Lina yang dari tadi memperhatikan gerak gerik Sesa.

"Gapapa kok Lina. Emm kamu tolong bilang sama Dewi ya kalau saya mau pulang duluan. Saya capek banget" Sesa memutuskan lebih baik pulang saja.

"Iya mba, nanti saya bilang mba Dewi kalau sudah kembali" Dewi memang pergi membeli bahan kue yang habis persediaan.

"Oke, aku titip cafe ya" Sesa menepuk pundak Lina kemudian menuju ruangannya untuk bersiap pulang.

***

Saat ini Doni sedang berada di sebuah kelab malam. Menemani sahabatnya yang sudah mulai tidak sadarkan diri akibat alkohol yang diminumnya dari tadi.

"Udah lah Ga, ayo pulang ini udah malam. Kasian bini leo nunggu di rumah" Doni sebenarnya bisa saja menyeretnya untuk pulang. Namun ancaman pemecatan selalu dia dapatkan dari sahabatnya itu.

"Bini? Gue ngga punya bini. Gue cuma punya pacar. Namanya Della." Ucap Yuga dengan suara yang tidak jelas.

"Terserah loe deh" Doni menyerah membujuk sahabatnya itu.

-

-

Siapa nih yang udah gedeg sama Yuga??

Enaknya diapain ya??

Jangan sampai ketinggalan ya, buat liat penyesalan apa yang akan di dapat Yuga.

1
Fitri Yani
aduh ini si Sesa knpa jdi menyek2 gini sihh
Taty Hartaty
ternyata ada ya malu² kambing /Grin/
Taty Hartaty
hmmm Mending pergi ihhh jalan di tempat aja cerita nya
Taty Hartaty
ihhh pengen nya Sesa pergi aja
Taty Hartaty
siapa ya
Taty Hartaty
astaga knp jg dibawa s rumah,Yuga tunggu Lo menyesal,ihh Thor bikin Sesa pergi trus Yuga patah hati ☺️
Rose 19
wah karma mu sudah berjalan ternyata, gimanasi rasanya di cuekin Yuga enak nya. /Joyful//Joyful//Joyful/maf aku senang atas deritamu
Rose 19
klo bisa ganti aja otaknya Yuga sama otak udang
Rose 19
Yuga selamat tabungan karma mu bertambah akan tiba saatnya kamu menikmatinya nanti.
Rose 19
Sesa entah bodoh atau munafik kamu mau aja jadi tameng meraja yang gak punya hati
Rose 19
klo aku jadi kamu Sa, udah aku tinggal kabur bodo amat sama keluarga si Yuga.
Rose 19
yuga gobl*k,anj***,ban****,kadal burik, buaya buntung ngapain loe ajak pacar loe ke apartemen se***. kan jadi esmosi aku🤬🤬🤬
Rose 19
untuk apa bertahan klo kenyataannya kamu yang paling tersakiti Sesa. /Sob/
Rose 19
udah lah Sa, kamu mundur dari pada di maki terus sama yang katanya sahabat. egois kamu Dela yang kamu tau cuma dari sisi kamu aja kamu gak tau gimanasi sakitnya Sesa.
Rose 19
othor tolong kirim orang ketiga untuk Sesa dan Yuga, tapi cwo klo bisa setara dengan Yuga.
Rose 19
ikut sesak, mencintai sendiri emang gak enak Sa. yang enak itu makan bakso pakai sambal.
Rose 19
kamu jangan egois Yuga bukankah Sesa sudah mundur dari perjodohan tapi kamu yang malah menariknya semakin dalam.
Rose 19
salahkan hati sesa saja yang salah berlabuh...
D_Mayanti
Luar biasa
Moreno
Segitu cintanya Yuga ke Della, setelah sekian banyak hal jahat yg dilakukan Della ke Sesa dan juga fitnah ke kakeknya, dibentak doank hukumannya 😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!