Dikehidupan pertamanya, dia adalah seorang teroris yang paling kejam, dan terus diburu oleh pihak kepolisian diseluruh dunia. Tangannya telah merenggut ribuan nyawa orang yang tak berdosa.
Namun petualangannya berakhir saat pesawat yang dia tumpangi terbang menukik dari ketinggian jelajah 35.000 kaki.
Siapa yang menyangka, jika jiwanya akan masuk kedalam tubuh seorang permaisuri yang lemah dan juga buruk rupa. Sanggupkah dia mengubah kehidupan malang yang dialami oleh pemilik tubuh yang ditempatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29
Bruk...
Tiba-tiba saja tubuh jendral ketiga kekaisaran macan putih itu ambruk di atas tanah, sepertinya Pria tua yang berada di hadapan Wei Wei saat ini sudah tak bisa lagi menahan siksaan yang sejak tadi terus saja diabaikannya.
Jenderal ketiga kekaisaran macan putih telah kehabisan banyak tenaga, apalagi saat ini dia telah mengalami banyak sekali luka akibat sayatan pedang yang dilakukan oleh Wei Wei, bahkan luka yang berada di perutnya terlihat menganga dan terus mengucurkan banyak darah, sehingga tubuh sang jenderal mulai terlihat sangat pucat.
Wei Wei bersorak kegirangan melihat musuh yang ada di hadapannya itu saat ini telah berhasil dia kalahkan, meskipun sebenarnya gadis pelayan itu bisa saja membunuh sang jendral dalam satu kali serangan, tapi karena dia ingin sekali meregangkan otot-ototnya yang kaku karena telah terlalu lama tidak digunakan untuk berkelahi, akhirnya membuat gadis pelayan itu memutuskan untuk sedikit bermain-main dengan jendral ketiga kekaisaran macan putih.
"Hahaha... Ternyata kau hanya memiliki badan besar namun otakmu benar-benar sangat kecil, Begitu juga dengan tenagamu! Payah... Bagaimana bisa kau jadi seorang jendral?" cibir Wei Wei sambil bertolak pinggang dihadapan jendral itu.
Sang Jenderal sudah tak bisa lagi membalas ucapan gadis pelayan itu, saat ini tubuhnya terasa sangat perih dan juga sakit, apalagi dia sudah hampir kehilangan kesadaran, namun dia terus berusaha untuk menjaga keseimbangan tubuhnya, mengingat bisa saja gadis pelayan itu menikamnya diam-diam pada saat dia pingsan.
"Kenapa kau tak membunuhku saja?" tanya sang jenderal.
"Apa maksudmu? Bukankah sejak tadi kita hanya bermain-main? Kenapa aku harus membunuhmu?" tanya Wei Wei dengan wajah yang tak berdosa.
Mendengar hal itu tentu saja membuat sang jenderal semakin kalap, meski saat ini tubuhnya terasa sangat lemah dan juga perih, tapi dia masih mampu untuk melototkan matanya ke arah Wei Wei yang menganggap jika pertarungannya tadi bersama gadis pelayan itu hanyalah sekedar permainan belaka.
Huang Yue Li hanya tersenyum tipis melihat kelakuan dari pelayannya itu, dia merasa sangat senang karena ternyata Wei Wei berhasil mengalahkan ketiga orang jenderal dari kekaisaran macan putih. Itu artinya pelatihannya selama ini berhasil.
Kaisar Yu Qing San segera melirik ke arah permaisuri Huang Yue Li, namun saat dia akan mengucapkan sesuatu, permaisuri Huang Yue Li langsung saja berbalik ke arahnya sambil memelototkan mata.
"Jangan pernah berfikir jika aku akan melepaskan ketiga pelayanku. Jika kau berani meminta mereka, akan kupastikan saat ini juga hidupmu akan berakhir." ucap Huang Yue Li seolah telah mengetahui maksud dari ucapan Kaisar Yu Qing San.
Gluk...
Kaisar Yu Qing San menelan salivanya dengan susah payah, saat ini dia baru saja mengingat jika permaisuri dan juga pelayannya itu memiliki racun di dalam tubuhnya, bukan hanya darah melainkan air liurnya pun mengandung racun. Jika saja dia salah mengucapkan sesuatu, itu berarti kematian akan segera mendekat ke arahnya.
Kaisar Yu Qing San langsung bergidik ngeri, dia tak mungkin bisa meminta ketiga orang pelayan itu untuk menjadi jenderal kekaisarannya, apalagi dia sangat yakin jika ketiga pelayan Huang Yue Li memiliki racun di dalam tubuh mereka, sehingga akan sangat berbahaya bagi dirinya untuk berdekatan dengan keempat orang wanita itu.
Akhirnya Kaisar Yu Qing San segera memutuskan untuk pergi dari sana, dan melihat para prajuritnya yang hingga saat ini masih terus bertempur dengan pasukan dari kekaisaran macan putih.
Trang...
Trang...
Trang...
Terdengar suara dentingan pedang saat para prajurit itu bertempur dengan sangat ganas, bahkan Kaisar Yu Qing San bisa melihat sendiri jika saat ini pasukannya telah berubah bagaikan seorang Dewa pencabut nyawa, di hadapan musuh-musuhnya.
Ternyata kedatangan Huang Yue Li dalam pertempuran, membuat semangat juang para prajurit kembali berkobar, namun sayang para prajurit itu juga kini berubah menjadi seorang yang haus darah, hingga terus membantai satu persatu musuh yang ada di hadapannya sambil tertawa terbahak-bahak, menunjukkan perasaan senang begitu pedangnya dilumuri oleh darah lawan.
Kebringasan yang ditunjukkan oleh para prajurit kekaisaran Feniks emas tertular dari kedua orang pelayan permaisuri yang hingga saat ini terus saja membantai para pasukan dari kekaisaran macan putih.
"Hentikan pertempuran! Saat ini kalian telah kalah!" ucap Kaisar Yu Qing San.
Akhirnya para prajurit pun segera menghentikan pertempuran mereka, pasukan kekaisaran macan putih terlihat memelototkan matanya saat memandang jasad ketiga orang jenderal yang memimpin mereka, apalagi saat ini dengan santainya Wei Wei memenggal kepala sang Jenderal dan langsung melemparkannya ke arah para prajurit kekaisaran macan putih.
Gadis pelayan itu terlihat begitu senang, meskipun saat ini seluruh tubuhnya telah dipenuhi dengan darah lawan, namun tak membuat dia merasa risih ataupun jijik, Wei Wei berubah menjadi seorang yang gila darah.
"Katakan keputusan kalian! Menyerah atau mati!" ucap kaisar Yu Qing San memberikan pilihan.
Para prajurit dari kekaisaran macan putih pun saling memandang, saat ini mereka tak memiliki pilihan lain. Jika menyerah, mereka akan dijadikan budak seumur hidupnya oleh pihak yang memenangkan perang.
Jika memilih mati, mereka juga tak bisa membalaskan dendam untuk kematian saudara dan juga rekan-rekan mereka yang telah terlebih dahulu gugur saat pertempuran.
Bruk...
Bruk...
Bruk...
Akhirnya para prajurit dari kekaisaran macan putih itu pun segera melemparkan pedang milik mereka dan langsung menjatuhkan diri di hadapan Kaisar Yu Qing San, mereka mengakui kekalahan dan siap menerima hukuman dari orang nomor satu di kekaisaran Feniks emas itu.
Kaisar Yu Qing San tersenyum tipis, melihat para prajurit kekaisaran macan putih yang saat ini hanya tinggal 5000 orang berlutut di hadapannya, dia benar-benar merasa sangat beruntung dengan kehadiran sang permaisuri beserta ketiga orang pelayannya yang telah berhasil menumpas pasukan itu, hingga hanya bersisa sekitar 10% dari jumlah awalnya.
Meski begitu Kaisar Yu Qing San tak berniat untuk menjadikan para prajurit itu sebagai seorang budak, dia lebih memikirkan untuk menjadikan mereka sebagai benteng kekuatan kekaisaran Feniks emas.
"Kalian semua membuat keputusan yang sangat bagus! zhen tak akan menghukum kalian dengan menjadikan seorang budak, tapi zhen akan menjadikan kalian sebagai prajurit kekaisaran Feniks emas mulai hari ini." ucap kaisar Yu Qing San.
Mendengar hal itu tentu saja membuat para prajurit dari kekaisaran macan putih langsung menengadahkan wajah mereka, kemudian berdiri dengan gagah dan segera menanggalkan zirah perang yang dipakainya.
Kemudian mereka pun kembali berlutut di hadapan Kaisar Yuu Qing San.
"Kami bersumpah akan mengabdi dan setia pada kekaisaran Feniks emas dan siap mati demi kejayaan kekaisaran." ucap para prajurit itu dengan serentak.
Kaisar Yu Qing San tersenyum manis mendengar ucapan yang keluar dari mulut para prajurit itu, dia pun segera menyuruh mereka untuk bangkit dan bergabung dengan prajurit lainnya.
Selama ini Kaisar Yu Qing San memang tak pernah menjadikan lawan yang kalah sebagai seorang budak di kekaisarannya, dia sengaja mencari pasukan yang lebih banyak lagi dengan menjadikan mereka semua sebagai prajurit kekaisaran Feniks emas.
"Hidup kekaisaran Feniks emas!"
"Hidup!"
"Hidup kekaisaran Feniks emas!"
"Hidup."
"Hidup kaisar Yu Qing San!"
"Hidup."
"Hidup permaisuri Huang Yue Li."
"Hidup!"
Terdengar seruan para prajurit yang saat ini merayakan keberhasilan mereka dalam menumpas pasukan dari kekaisaran macan putih, bahkan saat ini para pasukan yang telah mengaku kalah itu pun ikut bersorak gembira bersama para prajurit yang lainnya.