Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14 - Panas Dingin Lagi
Kini Wildan telah pergi meninggalkan hotel. Dia mengendarai motornya untuk pulang. Wildan ingin bergegas membuat file dan mencetak foto hasil jepretannya tadi.
Sesampainya di rumah, Wildan langsung masuk ke kamar. Dia ingin menggunakan laptopnya. Namun sayang, Wildan tak menemukannya dimana-mana.
Alhasil Wildan menelepon Arman. Dia tanyakan mengenai keberadaan laptopnya pada sang adik.
"Kayaknya laptop Bang Wildan dibawa sama Bang Jali sama antek-anteknya deh. Lihat aja tv kita juga udah dibawa."
Begitulah jawaban yang didapatkan Wildan dari Arman. Hal itu membuat Wildan mendengus kasar. Tetapi dia tak bisa menunda kerjaannya sekarang. Semakin lama ditunda, maka akan tambah tertunda juga bayarannya.
Wildan akhirnya memutuskan minjam laptop salah satu temannya. Yaitu Jaka. Untungnya Jaka bersedia meminjamkan laptop pada Wildan.
Sekarang Wildan perlu mendatangi kostan Jaka. Dia kembali beranjak dengan motornya.
Ketika tiba di tempat tujuan, Jaka langsung menyambut kedatangan Wildan. Dia menyuruh Wildan duduk terlebih dahulu di kursi yang ada di teras. Mereka merokok di sana.
"Hidupmu susah sekali ya, Dan. Sampai-sampai laptopmu harus jadi korban juga," celetuk Jaka.
"Ya... Mau gimana lagi. Tapi aku pasti akan mengambil laptopku kembali. Ada banyak file berharga di sana," sahut Wildan.
"File berharga? Maksudmu video bokep?" tukas Jaka.
"Ah! Apaan sih!" Wildan cemberut. Namun itu tak berlangsung lama, karena dia segera tersenyum dan berkata, "Tahu aja kau!"
Sejenak mereka tergelak bersama. Tiba-tiba Jaka membulatkan mata. Dia terpikirkan akan sesuatu.
"Dan! Kau bawa kameramu nggak?" tanya Jaka.
"Iya. Kenapa?" jawab Wildan heran.
"Coba foto-foto kostanku deh. Kali aja dapat penampakan," bisik Jaka.
"Dih! Apaan sih. Tiba-tiba bicarain hal beginian. Lagian siang bolong begini mana ada hantu!"
"Aku tahu! Tapi kostanku ini angker loh, Dan. Tiap malam suara aneh selalu jadi makanan anak kost di sini."
"Kalau angker, kenapa nggak pindah?" Dahi Wildan mengernyit.
"Lah! Kau tahu kan kalau aku orang susah. Ini salah satu kostan termurah di kota ini. Aku cuman berharap gangguannya nggak semakin ekstrim." Jaka terlihat mengeluarkan kepulan asap rokok dari mulutnya. Dia menatap Wildan dengan serius. "Tapi coba deh foto pakai kameramu, Dan! Kalau nggak dapat, tak apa. Tapi kalau dapat, kan bagus juga buatmu," sambungnya.
"Bagus buatku? Apa bagusnya coba?" Wildan semakin tak mengerti.
"Orang-orang di negara ini kan suka hal-hal yang berbau horor, Dan. Kau bisa gunakan fotomu buat dapatkan uang. Kalau berhasil, nanti kita bikin aja akun sosial media yang khusus membahas hal begini," saran Jaka.
Wildan terdiam sejenak. Lagi-lagi dia mendapat masukan menantang dari temannya. Setelah berpikir, Wildan akhirnya memutuskan untuk setuju.
Jaka lantas mengajak Wildan masuk ke dalam kostan. Dia membawanya ke salah satu kamar kosong yang ada di sana.
"Kenapa ke sini?" tanya Wildan.
"Karena di sinilah biasanya kami mendengar dan melihat hal-hal aneh," jawab Jaka sembari membuka pintu kamar kosong di depannya. "Katanya kamar ini nggak pernah disewakan sama pemilik kost," lanjutnya yang sekarang sudah masuk ke kamar.
Wildan lantas bisa melihat keadaan kamar di sana. Kamar itu tidak memiliki kesan horor sama sekali. Namun benar-benar kosong dan tidak di isi dengan satu barang pun. Kamarnya juga bersih.
"Coba ambil fotonya deh!" suruh Jaka.
Wildan segera mengambil kamera dari dalam tas. "Kau mau difoto juga sekalian?" tanyanya.
"Boleh deh," jawab Jaka. Dia lalu membentuk huruf v dengan jarinya. Saat itulah Wildan menggunakan kameranya.
Deg!
Wildan kaget sekali saat memakai kameranya. Karena dia melihat Jaka tidak sendiri. Ada seorang perempuan yang berdiri di belakang lelaki itu. Perempuan itu berbaju putih, berambut panjang dan acak-acakan. Tampilannya benar-benar seperti sosok kuntilanak yang sering Wildan lihat di film-film.
Buru-buru Wildan menurunkan kameranya. Dia semakin dibuat takut, karena saat dirinya menurunkan kamera, perempuan itu sudah tak ada.
"Kau kenapa, Dan? Apa ada sesuatu?" tanya Jaka.
Wildan tidak menjawab. Tetapi dia malah mencoba melihat melalui kameranya lagi. Benar saja, perempuan tersebut kembali terlihat dari kameranya.
Setelah dibuat panas dingin karena melihat orang bercinta, sekarang Wildan kembali dibuat panas dingin karena hantu yang ingin eksis lewat kameranya.
kamera hantu kah yg dibeli wildan?
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA