NovelToon NovelToon
Menikah Untuk Balas Dendam

Menikah Untuk Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:50.1k
Nilai: 5
Nama Author: Riria Raffasya Alfharizqi

Setelah akadnya bersama sang suami, Aleta mengetahui fakta yang menyakitkan. Laki-laki yang baru beberapa jam menjadi suaminya ternyata selama ini mengkhianatinya. Lebih menyakitkan lagi selingkuhan dari sang suami yakni orang terdekatnya. Aleta hancur, hidupnya tak berati lagi, namun ia tak ingin hidupnya sia-sia untuk laki-laki yang telah mengkhianatinya. Ia bersumpah akan membalas rasa sakitnya kepada kedua orang yang sekarang menjadi incaran atas rasa sakit hatinya.

Namun siapa sangka? setelah mendapatkan kehancuran dalam hidupnya, Aleta justru dipertemukan dengan seorang laki-laki yang akan merubah hidupnya, ia juga yang membantu Aleta membalaskan dendam.

Arfandra Nanggala, laki-laki mapan,tampan, juga sangat pintar dalam bersandiwara, menyembunyikan setatus dirinya juga termasuk bagian dalam sandiwara Arfandra.

"Kamu tidak ingat perjanjian kita diawal?"



"Untuk sekarang aku masih ingat, tapi tidak tahu ke depannya."


Damn

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 28

Aleta duduk di meja kerjanya dengan tatapan mata kosong ke depan. Bukan ia tidak bahagia setelah resmi bercerai dengan Dipta, namun ia sedang memikirkan nasib orang tuanya jika benar-benar tahu permasalahan yang ada.

Mama Desi sekarang sering sakit, kata dokter mama Desi tidak boleh terlalu banyak pikiran. Jelas jika beliau tahu maka sudah dipastikan hal lebih buruk mungkin bisa saja terjadi dengan beliau.

"Masih pagi udah ngalamun aja." Rika datang dan duduk di sebelah Aleta.

Gadis itu menoleh. Lalu tersenyum tipis. "Sendirian kak?" tanyanya mendapat anggukan kepala dari Rika.

"Kamu lihat saja, kenapa sih Ta? Cerita dong biar sama aku."

Aleta menghela napas cukup dalam. Lalu melirik ke lain arah yang tampak sepi, di sana hanya ada dirinya dan Rika saja. Sudah ada beberapa karyawan yang datang memang, tetapi di antara mereka banyak yang pergi ke kantin untuk sarapan di sana.

"Kakak percaya nggak kalau aku seorang jan-"

"Hello, rajin banget sih pada. Gue yang datang pagi eh kalian berdua uda dimari aja." Mili datang menaruh tasnya dan langsung ikut gabung bersama mereka.

"Lo nggak jadi cuti Mil?" tanya Rika.

Wanita itu menggeleng, lalu menampilkan wajah cemberutnya.

"Malas lah gue, mending kerja dari pada nengokin ponakan, yang ada gue ditanya-tanya kapan nikah, serem." Mili bergidik ngeri membayangkan keluarga besarnya yang sudah pasti akan menanykan perihal sensitif itu.

Meski selama ini cukup kebal telinga Mili bukan berati ia benar-benar cuek dengan pertanyaan itu. Mili merasa terganggu dan tersentil.

"Cakep. Gue juga paling malas kalau ibu-ibu komplek nanya gitu."

"Mba Rika, kerja terus nggak capek? Makanya nikah biar ada yang nafkahin," suara Rika menirukan suara ibu-ibu di kompleknya.

Seketika Aleta dan Mili tertawa mendengarnya. Meski tidak dipungkiri pasti menjadi Rika juga sama risihnya seperti Mili.

"Kesel nggak sih? Pada lemes banget mulut tuh ibu-ibu. Hidup-hidup gue, gue yang jalani kenapa dah ah rempong sekali."

Aleta dan Mili kembali tertawa melihat keluhan Rika. Mereka setuju dengan apa yang dikatakan oleh Rika tadi.

"Emang berapa sih umur lo Rik?" pertanyaan Mili berhasil membuat Rika melempar buku kecil ke arah Mili.

"Haha becanda seyeng, ya gimana ya? Kita juga sebenarnya pengen tapi kalau belum ketemu jodoh gimana lagi, dari pada salah jodoh kan?"

Aleta tergugu mendengar ucapan Mili barusan. Ia merasa tersindir meski apa yang Mili katakan bukan ditujukan untuknya.

"Bener, salah pilih pasangan yang ada makan ati terus kitanya, bukannya menikmati hidup malah menikmati kesengsaraan," ujar Rika menambahkan.

"Oh ya Ta, tadi kamu mau ngomong apa?" tanya Rika mengingat obrolannya dengan Aleta tadi.

"Nggak usah lah kak, nggak penting juga," ujar Aleta tetap dipaksa oleh Rika.

"Nggak pengting juga aku mau dengerin. Ayo lah Ta katakan. Jangan bilang kamu juga disuruh nikah cepet atau malah dijodohin," tebak Rika yang sudah pasti salah besar.

Aleta tidak disuruh nikah cepat apa lagi dijodohin. Aleta menikah karena pilihannya dan atas dasar rasa suka. Namun jika yang seperti itu saja bisa bercerai apa lagi yang dijodohin.

"Hmmm, kalian benar. Salah pilih pasangan yang ada bikin sengsara dan makan ati terus," ujar Aleta diangguki oleh keduanya.

"Kan? Makanya kita harus selektif nggak sih nyari pasangan, minimal kenal dulu 2 tahun lah biar tahu doi gimana," ujar Rika langsung mendapat gelengan kepala dari Aleta.

"2 tahun terlalu singkat kak. Kalau yang 5 tahun aja bisa nyakitin. 8-10 tahun aku rasa sudah cukup untuk kita benar-benar mengenal."

"What? Gila kamu Ta. Segitu udah bisa buat nyicil mobil ya? laki-laki yang nggak sat set jauh-jauh deh."

Aleta hanya bisa menghela napasnya dengan dalam. Mungkin ia sedang sial saja dipertemukan dengan laki-laki seperti Dipta. Meski sudah bersama selama bertahun-tahun, nyatanya tidak membuatnya benar-benar mengenal Dipta dengan baik.

Bukan berati Aleta menutup hatinya untuk laki-laki. Tetapi ia akan lebih berhati-hati lagi. Ia cukup trauma tetapi ia juga sangat ingin membalas rasa sakit hatinya. Bisa tidak ya Alesa dan Dipta merasakan seperti apa yang ia rasakan, atau setidaknya Aleta bisa menunjukan kalau hidupnya baik-baik saja setelah permasalahannya dengan mereka.

Sementara di tempat lain. Fandra masih berada di ranjang besar miliknya. Selimut tenal berwarna putih belum ia singkap, namun sebuah benda dengan layar menyala di depannya sudah menemaninya hampir satu jam yang lalu.

Tangannya terampil mengetik dengan sesekali menyeruput segelas kopi di sebelahnya. Hari ini Fandra tidak pergi ke kantor untuk bekerja sebagai OB. Pekerjaannya banyak yang mangkrak untuk ditanda tangani. Tumpukan berkas sudah menanti dan Fandra berniat menyelesaikannya sekarang.

Sebuah notif pada ponselnya mengalihkannya. Aleta yang mengirimkan pesan padanya. Meski hanya sebuah kata-kata biasa namun cukup membuat Fandra merasa dihargai.

Aleta menanyakan keberadaannya yang tidak terlihat di kantor. Juga menanyakan keadaan Fandra apakan baik-baik saja atau tidak, terakhir Aleta akan memberitahu sesuatu yang sebenarnya sudah Fandra ketahui tanpa sepengetahuan Aleta.

"Selamat Aleta. Kamu sudah terbebas dari sibrengsek itu, tunggu aku," ujar Fandra menaruh kembali ponselnya dan fokus pada layar di depannya.

Sekitar pukul 4 sore. Aleta sudah selesai dengan pekerjaannya. Memang para karyawan pulang dijam 4 sore. Terkadang jika lembur bisa sampai jam 5 sore. Tetapi sangat jarang terkecuali ada hal yang mendesak dan harus segera diselesaikan.

Aleta sedang menunggu taksi. Ia sudah memesannya tadi.

"Bareng aku aja Ta." Dimas datang menawari tumpangan.

Aleta menggeleng dengan senyum. "Makasih kak Dim, lain kali aja, aku ada urusan juga soalnya."

Dimas mengangguk mengerti. Ia segera pamit dan meninggalkan Aleta. Tidak lama setelah kepergian Dimas, sebuah motor kini menepi di dekatnya. Motor yang cukup familiar karena Aleta cukup mengenal si pemiliknya.

"Kok di sini? Katanya lagi cuti?" tanya Aleta setelah si pemilik motor membuka helm yang dipakainya.

"Nggak boleh memangnya? Ini kan tempat umum, siapa saja boleh datang ke sini," balas Fandra membuat Aleta menggeleng mendengar jawaban dari Fandra.

"Ayo, aku antar kamu," ajak Fandra.

Kali ini Aleta kembali menolak sama seperti apa yang dilakukannya pada Dimas.

"Nggak usah Fandra, aku ada urusan soalnya," tolak Aleta.

"Aku antar sampai kamu selesai dengan urusannya," ujar Fandra tidak langsung menyerah.

"Ngeyel banget sih?"

"Eh, itu taksinya datang." Aleta menunjuk taksi yang sudah ia pesan.

Bukannya pergi Fandra justru mendekati taksi tersebut. Lalu taksi itu pergi setelah mendapat ongkos ganti dari Fandra.

"Kok gitu?" heran Aleta hanya mendapat kekehan dari Fandra.

"Nggak papa kan pakai motor butut ini? Aku lagi nggak bawa mobil soalnya."

Ucapan Fandra sontak mengundang tawa Aleta. Ia tidak keberatan jika harus naik motor, tetapi ia tidak percaya saja apa yang dilakukan oleh Fandra untuk memberi tumpangan padanya. Bahkan apa yang Fandra katakan tentang mobil Aleta anggap sebuah candaan, meski sebenarnya Fandra sedang tidak membual.

"Yang ada uang kamu habis buat sewa mobil terus." Aleta menerima helm dari Fandra.

Sementara Fandra hanya tertawa mendengar ucapan Aleta barusan.

"Harus banget ya aku numpang kamu lagi?" tanya Aleta naik di atas motor.

"Harus dong, udah nggak ada yang marah lagi kan sekarang?"

1
💥💚 Sany ❤💕
Dimas dah cari2 kesempatan ne. Napa dia kayak misterius gitu ya?
💥💚 Sany ❤💕
😂😂😂😂 pakek persiapan kayak mau ke medan perang aja kamu Fan.
Dian Rahmawati
ya ampun Fandra ,redmoon nya 1 minggu hahah
Vietha_27
hahhahaa.
mau tau Fandra berapa lama redmoon nya😁😁🤭🤭🤭

cm seminggu paling kl ga 9 harian laaah.

tp kan hbs itu lgsg bs unboxing kq😁😁

sabar ya mas Fandra😉

nanti bakal ada masa masa indah pernikahan sm Tata🥰🥰
ArianiDesy
sambutan untuk karyawan baru Ta,🤣
ArianiDesy
Sini Dipta tak kasih tau kenapa Aleta berubah😤
ArianiDesy
bilang aja Ta,siapa cewek selingkuhan nya...
ArianiDesy
semoga segera terbongkar perselingkuhan si Dipta
ArianiDesy
jangan bilang nnt kamu khilaf ya Dipta.....
ArianiDesy
masih penasaran isi chat nya
ArianiDesy
😢😢😢😢,,,,
kenapa ketahuan nya setelah menikah.....
Herman Lim
lanjut Thor
Ma Em
Siap siap Aleta untuk malam pertama yg tertunda semoga sukses dan langsung jadi Fandra junior
Vietha_27
ditunggu unboxing Aleta sm mas Fandra nya ya Ka Riri😁😁😁

Dasar Dipta buaya kadal buntung. udah punya istri hamil masing aja jajan sana sini. awas aja Alesa bakal kena penyakit nya ntr😌😌😌
Zahira rafayra Rahman
Ma Em
Aleta kamu tunggu apalagi apakah kamu msh mencintai Dipta sehingga kamu blm bisa menerima Fandra , Aleta kamu pasti akan menyesal setelah Fandra melirik wanita lain.
💥💚 Sany ❤💕
Salah Salsa juga yang mencinta laki2 macam Dipta, dah tau cassanova cap kadal tapi direbut juga dari adeknya. Anggap ja karma.
Vietha_27
hayooo.
di dukung kq mas Fandra biar Arfanda Junior nya segera rilis dan mba Tata jg jd lupa sama dendamnya. biar fokus aja sm dede emes nya🤭🤭
Herman Lim
otw Thor aku kita buat berjamaah 🤣
Dian Rahmawati
cie sweet
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!